five

368 74 10
                                    

Jimin terbangun dari tidurnya karena suara gaduh yang mengganggu gendang telinganya, seperti suara pecahan kaca dan benda-benda yang terlempar.
Jimin mendudukan dirinya, mencoba waspada, entah kenapa perasaannya juga ikut tak menentu.

'Brakkk!!!'

Pintu kamarnya terbanting cukup keras, memperkeruh keadaan, dan membuatnya semakin kacau dengan rasa takutnya sendiri. Jimin mencoba meraba tempat disekitarnya, mencoba mencari benda apa saja yang sekiranya bisa ia jadikan sebagai tameng seiring dengan langkah kaki tergesa yang semakin jelas terdengar di indera pendengarannya.

Sebenarnya bukan sekali duakali hal semacam ini terjadi, terlampau sering. Namun kali ini terdengar sangat kacau, Jimin tak tau mengapa, namun firasatnya sangat buruk kali ini. Hingga sebuah tangan menyekal pergelangan tangannya dengan keras dan menariknya hingga badannya terhuyung ke depan dan jatuh di pelukan hangat seseorang.

"Eo-eomma?" Ucap Jimin mencoba memastikan, meskipun ia tak pernah merasakan dekapan ibunya sendiri, namun aroma yang menguar dari tubuh sang pemeluk cukup memberinya keyakinan bahwa orang ini adalah ibunya.

Baekhyun tak bisa menahan air matanya lebih lama lagi, semuanya tumpah seperti ia tak memiliki pertahanan apapun lagi, ia tak bisa berucap, sekalipun hanya sebuah sapaan, ia malu terlampau malu bahkan. Apakah ini yang Jimin sebut sebagai 'eomma', seseorang yang menghampirinya hanya untuk melihatnya sekarat?.

Jimin mengerutkan dahinya bingung karena tak mendapat sahutan apapun, sedang tubuhnya masih terus didekap sangat erat hingga dadanya terasa sesak.

'Brakkk!!'

Jimin berjengit kaget, begitupun dengan baekhyun yang semakin mengeratkan pelukannya mendengar pintu kamar terbanting kembali bahkan kali ini suaranya berkali-kali lipat kerasnya.

Pintu kamar terbuka lebar menampilkan sosok Park Chanyeol dengan senyumnya yeng menakutkan, berdiri angkuh menatap remeh baekhyun yang sedang memeluk erat Jimin..

"Sepertinya kau benar-benar ingin menjadi ibu yang baik untuk Jimin, kau bahkan tak menyambut suami mu yang baru pulang ini, apa hari ulang tahun Jimin kita rayakan sekarang saja, sepertinya kalian sudah tidak sabar untuk segera berkumpul di neraka!"

**

Hening..
Sudah duapuluh menit berlalu sejak Taehyung memukul telak wajah tampan Hoseok, ia masih belum bergeming.

Hoseok yang memutuskan untuk pergi tanpa sepatah katapun memperburuk keadaan, karena Seokjin juga bingung harus bersikap seperti apa, karena ia tak tau letak kesalahannya ada pada siapa.

"Mm.. sepertinya kau membutuhkan segelas air" ucap Seokjin, tak ingin berlama-lama bertahan dengan suasana Akward yang sedari tadi menyeliputi ruangan ini, Seokjin berani bersumpah jika ini merupakan kali pertamanya ia merasa canggung di hadapan Taehyung,

Seokjin perlahan bangkit dari duduknya, berniat mengambilkan segelas air untuk Taehyung, namun belum selangkah ia bergerak, tiba-tiba Taehyung mencekal pergelangan tangannya hingga ia kembali terduduk namun kali ini jaraknya sangat dekat.

"Hyung dengarkan aku! Jangan pernah kau berurusan dengan mereka, mereka tak baik hyung, mereka ingin menghancurkan mu!" Ucap Taehyung menggebu.

"Ka-kau ini bicara apa sih? Mereka.. mereka siapa?"..
Seokjin menatap dalam manik hitam Taehyung meminta penjelasan, karena jelas saja ia tak mengerti dengan situasi yang sedang menderanya sekarang..

"Hyung!!! Mereka kembali!! Mereka akan menghancurkan mu.. termasuk adik mu!!"

"Heyy Taehyung, sadarlah, kau sepertinya sedang mabuk... beristirahatlah, biar kubuatkan sup untuk mu"

"Aku serius hyung!! Dan aku  sadar seratus persen!" Balas Taehyung, kali ini menangkup wajah tirus Seokjin, mengarahkan untuk menatap matanya langsung.

Seokjin terdiam sesaat, ia tak mengerti sepenuhnya dengan apa yang sedang Taehyung katakan, namun nalarnya memastikan jika apapun yang Taehyung katakan barusaja tidak akan berakhir baik.

'Drrrtt..'
'Drrrtt..'

Seperti kembali tersadar dalam lamunannya, Seokjin segera mengangkat ponselnya yang bergetar di sakunya, memutuskan pandangannya dengan Taehyung yang sedang menatapnya penuh rasa terluka..

"Hallo.. Bibi han ada apa?"

'Tuan!! Tuan muda, kacau disini sangat kacau.. tuan Park mengamuk.. mohon segera kembali.. disini sangat kacau!!!'

"Ada apa Hyung?" Tanya Taehyung menghampiri Seokjin karena ia melihat Seokjin yang berubah panik dan ketakutan..

"Ru-rumah kacau!! B-bbi Han!! Ya tuhan ada apa ini" ucap Seokjin frustasi, Taehyung yang mengerti maksud ucapan Seokjin langsung menarik lengan Seokjin..

"Biar kuantar kau pulang!"

-

"Eomma!! Kau di mana?"
Jimin meraba-raba ruang disekitarnya, mencoba mencari keberadaan ibunya yang beberapa menit lalu menjerit kala ayahnya menarik paksa tubuh ringkih itu hingga terlepas dari pelukannya.

"Hikkss!! Eomma.." Jimin masih meraba, mencoba peruntungan, namun nihil, ia tak menemukan apapun, hingga debuman keras itu terdengar kembali, Jimin mengerut ditempat, tak tau harus berbuat apa, hingga sebuah tangan menyegal lehernya kuat hingga ia kesulitan bernafas.

"Kau ingin bahagia, sayang?.. tenang ini takkan sakit, ibumu sudah menunggu di neraka!!" ucap Chanyeol, lalu terbahak seperti orang kesetanan..

"Akhh..kkhh" Jimin mencoba berontak dengan memukul-mukul lemah lengan Chanyeol, namun bukannya terlepas, Cekikan itu malah semakin erat.

Jimin tak mampu lagi berfikir jernih, mungkin ini memang akhir hidupnya, akhir hidupnya yang lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan Romeo & Juliet yang setidaknya merasakan sedikit kebahagian sebelum mereka mati. Berbeda dengannya, ia bahkan belum mengerti apa itu kebahagiaan..

Jimin tak mampu lagi menahan bobot tubuhnya, badannya merosot seiring pukulannya yang semakin melemah.

'Pranggg!!!'

Hingga suara seperti Kaca keras yang berbenturan dengan benda tumpul terdengar di telinganya, Dan kesadarannya menghilang sepenuhnya..

*****

Gak jadi Update lama.. 😂😂
Abis gak keterima akutuhh!!! Mereka jahat!! Maenannya fisik! Masa mereka bilang tinggi badannya tidak masuk kriteria, jahat kan?? 😢😢 *abaikan aja curcol gak pentingnya. 😂😁

Oke lanjut ke cerita..
kemaren aku baca di coment, jadi intinya banyak yang protes karena kebanyakan partnya Seokjin ya..
Emang aku sengaja sih.. 😂 sengaja gitu bikin semua sayang sama Seokjin, biar pas Seokjinnya metong semua nyalahin Jimin, terus Jimin jadi makin menderita *ketawa setan..😈😈😁

But.. makasih yang udah ngasih kritik, masukan dan sarannya.. aku terima kok 😊 bener-bener jadi bahan evaluasi kedepannya buat newbie kayak aku.. 😀😀😁

So.. semoga Chapter kali ini tidak mengecewakan, meskipun sangat pendek😂😂
walau aku juga sadar diri kalau ini sepenuhnya banyak banget kurangnya, apalagi Typo nya.. Euhh bejibun.. 😂😂..

Sekali lagi, makasih buat yang ngasih dukungannya buat Fanfik abal ini, See you next time.. 😃

Dandelion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang