Six

289 59 25
                                    

Putih...

cahaya putih yang menerobos retina matanya membuatnya mengernyit kebingungan, ini berbeda. Biasanya hanya hitam yang mampu ia lihat.
Jimin menajamkan pandangannya, lalu sesaat ia menyadari bahwa tubuhnya kini tengan terbaring disebuah ubin putih yang berkilau namun tidak terasa dingin sama sekali, Jimin mendudukan tubuhnya, yang benar-benar terasa ringan, seperti tidak pernah terjadi tragedi  pencekikan sebelumnya.

"Ahh.. mungkin aku sudah mati" fikirnya, "apa aku sudah di surga! Tapi mengapa saat di surgapun aku kesepian" lirihnya, bermonolog pada diri sendiri..

Jimin tersenyum kecut, mungkin dia memang di takdirkan untuk sendiri di dunia nyata maupun di alam baka. hingga telapak tangan menyentuh bahunya lembut, dengan segera ia membalikan tubuhnya lalu mendapati ibunya tengah tersenyum lembut kearahnya..

"Eomma.." lirihnya.. "ba-bagaimana bisa, apa Eomma?.." ucapanya tergantung begitu saja, airmatanya ikut menetes kala lengan lembut itu menyentuh surainya, Jimin memang ingin ada yang menemaninya, tapi tidak dengan ibunya yang ikut mati bersamanya!

"Tidak sayang, kau yang menyusulku!" Lirih baekhyun, mengelus lembut surai pekat Jimin. "Tapi sekarang belum saatnya untukmu, malaikat masih memiliki cerita untuk mu, eomma masih ingin melihatmu bahagia" ucap baekhyun menangkup kedua pipi tirus Jimin.

"Tapi, Eomma, aku ingin bersamamu, tidak apa2 meski aku tak pernah merasakan bahagia sekalipun, bahagia ku hanya saat bersama mu" balas Jimin, lalu terisak pelan..

Baekhyun tersenyum, kali ini terlihat sendu. sebenarnya ia tak yakin dengan jalan kehidupan yang akan Jimin hadapi setelah ini, ia tak bisa menentukan, ia bukan tuhan pun malaikat, namun takdir tak bisa ia tolak, tuhan hanya menginginkan ia untuk kembali, tidak dengan Jimin.

"Kembalilah sayang, jangan menghawatirkan apapun, Eomma selalu disisimu.. " ucapan lirih Baekhyun seperti sihir mengantar Jimin pada sebuah lorong hitam pekat yang membawa tubuhnya layaknya lubang hitam, Jimin tak bisa berteriak bahkan untuk sekedar memanggil nama ibunya, tubuhnya terasa sesak, seperti seseorang tengah memelulknya dengan erat, lalu suara bising perlahan masuk kedalam gendang telinganya.

"Kau gila Hyung! Kau ingin kita semua mati ha!!" Teriak taehyung, dengan Jimin yang ia dekap dalam pangkuannya.

"Aku tidak bisa mengendalikannya! Rem nya blong!!" Teriak Seokjin frustasi, berapa kalipun ia menginjak pedal Rem namun hasilnya tetap nihil.

"Mungkin ini hukuman karena aku telah membunuh ayah taehyung-ah,"

"Berhenti berbicara hal yang tidak-tidak hyung! Pria bangsat itu memang pantas kau bunuh!"

"Berhenti memanggilnya bangsat taehyung!! Dia tetap ayahku!!!" Teriak Seokjin, lalu membanting stir asal dan menyebabkan mobil yang mereka kemudi kehilangan arah dan melaju cepat meninggalkan lajur jalanan aspal memasuki pinggiran jalan yang dipenuhi pohon ek tua.

"Kau serius ingin mengakhiri hidupmu setan!, aku tak keberatan jika harus mati bersamamu! Tapi kau membawa adikmu!!!"

Seperti ditarik oleh kesadarannya, Seokjin Terlihat semakin panik dan keadaan semakin kacau!!!

"Tidak!! Tidak!!! Tidakk!! Berhenti sialan berhenti!!" Ujarnya kalut lalu memukul-mukul stir mobil kuat.

"Percuma hyung, didepan ada pohon ek besar, tabrakan saja mari kita keneraka bersama!" Ujar taehyung kelewat santai, namun ia tak munafik jika hatinya merasa takut, tanpa sadar ia mengeratkan pelukannya pada Jimin.

"Aku siap! Tapi tidak dengan Jimin, dia harus bahagia!!! ..
Lompat taehyung dari mobil kumohon bawa dia bahagia bersamamu!!"

"Kau gila hyung! Aku tak akan membiarkan mu mati, kita lompat bersama, setidaknya kita masih memiliki harapan untuk hidup meski tak banyak!"

"Aku tak bisa taehyung!!! Aku tak bisa!!!" Teriaknya frustasi..

"Kumohon!!! Kumohon lompat sekarang!! Aku bersungguh-sungguh, jika kau tak lompat aku akan membenci mu seumur hidup ku, sekalipun kita bertemu di neraka, aku akan tetap membenci mu!"

"Aarrrggghhh!!!" Erang taehyung frustasi, ia takut mati tapi ia tak mau Seokjin mati..

"Kumohon.." ujar Seokjin memohon sekali lagi dengan tatapan mata sendunya, mengabaikan mobilnya yang terus menerebos hutan tak berarah..

"Baiklah, aku akan lompat, berjanjilah untuk kembali hyung.. " lirih Taehyung.

Seokjin tersenyum melihatnya, "terimakasih" gumamnya lemah..

Tanpa ancang-ancang Taehyung membuka pintu mobil yang sedang melaju kencang, terpaan angin malam semakin menusuknya membuat suasana semakin mencekam.
Ia membalikkan tubuhnya menghadap Seokjin yang tersenyum tulus padanya..
"Aku mencintai mu hyung, akan ku pastikan kau kembali dan hidup bersama ku dan Jimin" ucap taehyung sebelum ia melompat dari mobil Seokjin dengan Jimin dalam pelukannya.

Sesaat setelah Taehyung dan Jimin melompat, Seokjin menginjak pedal gas, lalu mobil melaju semakin kencang, ia tersenyum tulus pada pekat malam didepannya,
"Aku juga mencintaimu, Taehyung~ah" ujarnya lirih sebelum mobil yang ia kendarai menabrak pohon ek tua lalu terbakar hebat..

**

Breaking News

Kecelakaan hebat terjadi sabtu malam pukul 01.43 kst, di jalan arah Busan menuju Seoul, belum ada keterangan  pasti penyebab kecelakaan tersebut, karena mobil yang digunakan sebagai barang bukti sudah hangus terbakar sehingga menyulitkan pihak kepolisian dalam mencari informasi.
Hanya di temukan satu korban selamat dan polisi menyatakan bahwa sang korban bukan pengendara mobil tersebut karena sang korban menderita tunanetra, sementara saat ini polisi sedang mencari pengendara mobil tersbut untuk dimintai keterangan..

****

Sumpah aku mau minta maaf sama kalian yang udah nunggu ff lumutan ini..
sebenernya aku sempet lupa kalau aku punya cerita yang belom selesai *banyak pula 😂😂

But...
Makasih yang udah sudi baca cerita abal ini.. meski update cuma seiprit.. tapi aku usahain kedepannya gak bakalan ngaret lagi.. 😁😁

See you next time guyss.. 😁😁

Dandelion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang