Dikediaman syakila farra ghaisani terlihat begitu sepi dan tenang seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan disana.
Farra membuka gerbang beton rumahnya secara perlahan kakinya melangkah memasuki pelataran rumahnya, melangkah dengan gontai sambil menenteng tas samping miliknya itu, setiap kali farra memasuki rumah itu farra serasa dineraka, hatinya slalu merasakan sakit yang mendalam, rumah yang dulunya memberi bahagia untuknya sekarang hanya menyisa kan luka yang terdalam semua kenangan manisnya sudah tergantikan dengan luka-luka yang dibuat oleh orang tuanya.
sesampainya didepan pintu rumah, farra langsung memegang ganggang pintu hendak membuka pintu itu, farra membuka pintu dengan ragu perlahan tapi pasti.
pintu itu terbuka dan menampilkan isi rumah yang sangat berantakan. Farra mengangkat kaki kanannya hendak memasuki rumahnya yang seperti neraka itu.
Sebelum kakinya mendarat sempurna pada lantai farra mendengar barang jatuh.
"Pyarrrrr"
farra yang terkejut langsung mencari arah suara itu berasal, semua tempat sudah di periksa dari dapur ,ruang tamu, sampai dikamar mandi dan dia ingat hanya satu tempat yang selama ini iya isolasi yaitu kamar orang tuanya, sebenarnya untuk melihat saja farra tak sudi apa lagi memasuki kamar itu , tapi jika dia tak melihat didalam kamar itu dia tak akan tahu apa yang terjadi didalamnya , apa mungkin maling batinnya . Tanpa babibu farra berlari menuju lantai 2 kamar itu berada.Saat ini farra sedang berdiri didepan pintu kamar orang tuanya, sebenarnya dia ragu untuk membuka kamar itu tapi disisi lain dia harus tahu apa yang terjadi didalam sana. Sedikit demi sedikit farra mendekat dan tangannya terulur memegang gagang pintu itu hendak membukanya .
Dan ternyata pintu itu tak terkunci dan perlahan farra membuka pintu itu belum sampai pintu itu terbuka dengan sempurna, farra mendengar suara bariton yang tak lain suara ayah farra.
" dasar wanita jalang beraninya kau selingkuh dibelakangku" ucap mario , ayah farra suaranya terdengar berat dan penuh emosi.
Farra mendengar itu dia menghentikan niat awalnya. Dan menutup pintu itu kembali.
"Plakkkkk" Farra terlonjak kaget saat mendengar suara seperti tamparan itu ,matanya membulat sempurna kedua telapak tanganya menutup mulutnya yang menganga lebar. Farra tahu pasti orang tuanya sedang bertengkar hebat . Dan farra benar-benar tak tertarik untuk mendengarkan apalagi melihat, lebih baik farra tidur daripada melihat drama yang orang tuanya mainkan. farra membalikan tubuhnya memunggungi pintu kamar itu hendak pergi meninggalkan tempat yang saat ini ia pijaki. Saat farra ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba ibunda farra mengeluarkan suaranya, tak tahu kenapa farra sangat ingin mendengar suara ibundanya atau mungkin farra sangat rindu dengan sosok ibundanya.
"Cerai.... aku mau kita cerai" pernyataan ibundanya yang penuh keyakinan , seketika kaki farra melemas dan tak bisa lagi menopang tubuh mungilnya, farra terperosot didepan pintu kamar, tubuhnya disenderkan pada pintu kayu itu. Farra sungguh tak percaya jika akhirnya akan seperti ini.
"Oh jadi kau lebih memilih laki-laki tua bangka itu yang sudah bau tanah"tutur ayahnya lagi.
" jika kau tidak memulainya dulu pasti jadinya tak akan seperti ini kau bisa selingkuh aku pun bisa sepertimu" ucap ibunda farra tak mau kalah.
" oh baik lah kau akan aku cerai kan , sekarang pergi dari rumah ini "
Usir ayah farra pada ibundanya
"Dan kau tak boleh membawa apapun semua yang ada dirumah ini itu miliku perhiasan ,mobil ,dan bahkan kau membeli baju menggunakan uangku termasuk baju yang kamu pakai saat ini kau membeli dengan uangku tapi aku tak tega jika melihatmu keluar dari rumah ini telanjang" lanjut ayahnya farra.Farra mendengar semua pembicaraan kedua orang tuanya. Dan cairan bening tak bisa ia bendung lagi cairan itu mengalir dari matanya membasahi pipi tirus miliknya. Ucapan ayahnya dan ibunda slalu menggema dikepalanya membuat kepala farra sakit dan berulang kali farra memukul kepalanya.
"Gue harus kuat, gue nggk boleh lemah" gumam farra sambil memukul kepalanya dan terus saja menangis.