Hae, Shiro balik.
/lagi stres gegara uprak/Yodah, Shiro akan menyampaikan bahwa fanfic ini gaje /yha
Requested by: MorisawaNozomi
Oh ya, buat MorisawaNozomi-san, kuusahakan bikin yang ChiaNozo juga ya ^^)/Ice Skating
Izumi Sena x Readers
Warning: OOC BANGET, gaje, absurd, abal, typo(s), dan berbagai kesalahan lainnya.
Note: Shiro kurang tau tentang ice skating dan belom baca story gacha yang judulnya Sena on Ice /bukan itu judulnya geblek/, jadi kalo ada salah kata mohon dimaklumi T_THope you like it!
_-_
[Your name] hanya bisa berdiri gemetar, memegangi papan pembatas di belakangnya. Sekali saja ia mencoba menggerakan kakinya, selalu membuatnya memeluk papan itu dengan sangat erat, entah apa salah si papan. Sementara pemuda penyandang nama Izumi Sena yang mengajaknya kemari hanya bisa sweatdrop, mengherani apa yang dilakukan gadis tersebut.
"Hoi, [Your name]! Kau pikir apa yang kau lakukan di sana? Chou uzai~!" Tingkah [Your name] kala Izumi mengatakan itu justru membuat Izumi makin sweatdrop. Bagaimana tidak? Tubuhnya yang gemetar serta wajah menangisnya benar-benar membuat Izumi ingin tertawa terpingkal-pingkal. Syukur ia dapat menahannya, ya sekalian jaga image.
"A-a-a-aku t-t-t-t-t-t-t-takut!" Sweatdrop Izumi bertambah besar mendengar suara [Your name] yang kelewat gemetar. Heran kenapa saat Izumi mengajaknya ke tempat ini, ia menyetujuinya dengan sepenuh hati. Namun ketika sampai, ia malah tak ikhlas sepenuh hati.
Ya, beberapa jam yang lalu, Izumi mengajaknya pergi ke tempat ice skating. Untuk apa? Entahlah, Izumi hanya ingin bermain skating saja. Ia pikir, mengajak [Your name] pergi ke sana adalah ide yang baik. Tapi usai melihat keadaan sekarang, Izumi spontan menarik kata-katanya.
"Jadi, kau tidak bisa bermain ice skating, [Your name]~?" Dengan terburu, kepala [Your name] terangguk. Izumi menggeleng heran, menghela napas jengah. Mungkin wajah mengenaskan [Your name] membuat Izumi langsung menghampirinya.
"Yasudah, ulurkan tanganmu. Akan aku ajari kau bagaimana cara bermain ice skating."
[Your name] terlonjak kaget. Dengan ragu, ia mengulurkan tangan, Izumi menerima uluran tangannya. Dan tiba-tiba, Izumi menariknya, persetan dengan keseimbangan yang dimusnahkan oleh tarikan Izumi, membuatnya terjatuh menubruk tubuh pemuda surai abu tersebut.
Bruk.
Blush.
"Go-gomen!" Sontak [Your name] memerah, walau hanya bergerak 0,1 milimeter menjauhi tubuh Izumi. Tentu saja, daripada takut berdekatan dengan Izumi, ia lebih takut menubruk es yang menjadi pijakannya sekarang. Setidaknya tubuh lelaki bermarga Sena itu lebih empuk ketimbang es di bawahnya.
"Huft, bagaimana bisa aku mengajarimu dengan posisi seperti ini? Kau sudah seperti ingin menempel padaku saja."
Ingin rasanya meninju wajah Izumi, sebelum ia mengingat tentang keselamatan dirinya sendiri. Namun, [Your name] masih berpendirian teguh untuk menyender pada dada Izumi, memeluknya dengan erat, tidak peduli akan rasa malu maupun gengsi yang saat ini ia singkirkan guna memertahankan keseimbangan.
"Biarkan! Daripada aku mati karena menabrak es ini?! Y-yasudah, lebih baik kau antar aku keluar dari sini dan aku akan menemanimu dari luar. Bagaimana?"
Izumi terdiam. [Your name] terdiam. Kepalanya mendongkak, menatap Izumi yang tengah mematung entah karena apa. Alisnya tertaut, mengherani tingkah laku Izumi yang seolah habis tersambar petir.
"Izumi-kun? Daijoubu?"
Yang diajak bicara masih terdiam, menatap lurus ke arah [Your name]. Dahinya mengerinyit, merasakan aura tak enak yang memancar dari tubuh Izumi. Terlebih, ketika pemuda itu menampakkan seringai menyeramkannya. Seketika [Your name] memasang wajah horror.
"K-kenapa?"
"Ya lebih baik kau di sini saja, [Your name]~. Jika kau tetap di sini, kau juga tetap akan memelukku, bukan~?"
Jika saja [Your name] sedang minum, mungkin ia akan menyemburkan minumannya tersebut tepat di depan wajah Izumi. Lantas [Your name] segera melepaskan pelukannya, berusaha berjalan menjauhi Izumi—oh tunggu, sepertinya ia lupa bahwa ia sedang berada di atas es.
"Hu-huwaaaa!"
Hampir saja ia terjatuh—ya, hampir. Jika saja Izumi tidak refleks memeluknya dari belakang. Rona merah memenuhi wajahnya, bahkan sampai ke telinga.
"I-izumi-kun! J-jangan memelukku! I-ini di publik, tahu!"
"Loh kau tadi juga, kan?"
Dan [Your name] pun merasa dibisiki oleh kata-kata andalan sang pemuda surai merah kelas 1-B yang menjabat sebagai adik kelas Izumi.
Checkmate.
~The End~
Endingnya gantung ya? (Shiro: *digantung readers di pohon toge*)
Yha, maklum gabakat bikin ending /dor
Terus, ini OOC dan lebay banget ya? *mojok*Yang req jangan lupa voment~. Yang mau req silahkan komen di chap yang berjudul 'Request Page'.
Jangan lupa voment eaa~
Thanks for respect! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
☆Ensemble Stars☆ Oneshot! [CLOSE REQUEST]
FanfictionFanfic Ensemble Stars Oneshot khusus untuk request (/・ω・)/ With Readers or Pairings? Up to you~ Hope you like it!