Pagi berikutnya aku sangat semangat untuk bersekolah karena sudah berkenalan dengan Crysella. Ia orang yang sangat baik dan pintar bersosialisasi pula.
...
KRING! KRING! KRING!
Itu bunyi bel masuk. Aku cepat-cepat masuk ke dalam kelas. Kelas yang gelap dan kurang sempurna fasilitasnya. Maksud dari fasilitas yang kurang sempurna? Kipas yang tidak dapat nyala, lampu yang redup, tembok dan meja yang dicoret-coret, ya begitulah. Tapi aku tetap bersyukur karena tidak semua siswa yang mendaftar disini diterima."Hai," sapa Nina. Aku tersenyum.
"Hai," kataku, sambil menaruh tas di kursi. Aku langsung duduk dan menunggu datangnya guru.
"Nama kamu Fransisca kan?"
"Francella, bukan Fransisca," koreksiku.
"Oh ya, ya. Sorry."
Tiba-tiba Mrs. Cleosa masuk. Dia langsung memberi kita soal, yaitu di halaman 10. Kami disuruh kerja kelompok. Aku kelompok dengan Nina dan dua anak laki yang ada di belakangku.Kami mengerjakan soal-soal itu dengan serius karena susah untuk menemukan jawaban itu, walaupun ada di buku paket. Kami menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Lagian, masih pengenalan sekolah, sudah di beri soal aja. Setelah itu kami menulis nama-nama kami di kertas lembar tempat kami mengerjakan soal.
1. Francella Siskylar Day
2. Nina Fitriana
3. Dani Himawan
4. Tony ArdionoSemua kelompok selesai mengerjakan tugas dan mengumpulkannya kepada Mrs. Cleosa. Setelah Mrs. Cleosa keluar dari kelas, tiba-tiba kelas menjadi sangat dingin. Dingin seperti badai salju. Crysella yang duduk di depanku menghadap ke arahku.
"Francella, apa kamu dapat merasakannya?"
"Apa?"
"Kelas ini sangat dingin."
Aku mengangguk. Nina juga. Weni juga. (Weni adalah teman sebangku Crysella.)Sekelas terlihat biasa-biasa saja. Ada sebaris anak laki yang sedang tertawa tidak jelas. Ada satu anak yang, mungkin sudah gila, sehingga ia berjalan di atas meja. Kelas ini memang sangat aneh, pikirku.
KRING! KRING! KRING, bunyi bel istirahat.
"Ayo, kita jajan bareng. Nina mau ikut?" tanya Crysella.
"Maaf, aku mau sama Inah."
"Oh ya sudah."Di kantin. Aku membeli jus buah naga dan roti isi cokelat. Crysella membeli batagor dan es teh. Tiba-tiba, ada yang menabrak tubuhku dengan sangat keras. Aku terjatuh dan menumpahkan jus serta menjatuhkan roti aku. Minumanku tidak sampai terkena baju, tapi kotor karena terkena debu. Ada dua siswi yang sedang berdebat dan satu teman mereka yang mencoba menghentikan mereka.
"Astaghfirullah! Kamu sih!"
"Apaan sih, kamu yang salah juga!"
"Sudah Aisya, sudah Vyra..."
Aku hanya terdiam saja. Sebenarnya aku ingin nangis. Tapi mana mungkin aku nangis di depan orang banyak, saat pertama masuk sekolah. Itu sangat memalukan.
"Aduh, maaf ya. Maaf banget. Aku nggak sengaja. Maafin aku ya?"
Aku mengangguk.
Banyak orang yang mengelilingiku. Sangat kepo....Aku diantar ke sekret PMR karena ada luka di tanganku.
"Maaf ya, maaf. Maaf banget..."
"Iya, kami bertiga minta maaf."
"Iya..."
Aku tersenyum.
"Tidak apa-apa. Aku mau kok, memaafkan kalian. Kalian kelas berapa?" kataku.
"7.3!" kata mereka serentak.
"Wah, sama dong!" seru Crysella yang sedang duduk di sampingku.
Setelah aku merasa lebih baik, kami balik ke kelas.
...
"Eh, aku nggak tahu nama kamu. Siapa nama kamu?"
"Aku Francella. Panggil saja aku Fran." jawabku.
"Oh, senang bertemu denganmu Fran! Nama aku Aisya."
"Aku Vyra."
"Aku Via."
Crysella juga memperkenalkan dirinya kepada Aisya, Vyra dan Via. Saat kami sedang asyik bercakap-cakap, tiba-tiba ada suara petir. Langit mendadak gelap. Dan tiba-tiba hujan turun dengan deras. Ditambah itu ada orang yang teriak. Kenapa itu??? Aku sangat curiga.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil in the Class
ParanormalCerita ini hasil collab aku dan Winda, my best friend :) Follow dia ya! > AnandaWinda6