D U A : Tentang Rega.

341 85 105
                                    

***
"Cinta selalu menjadi sesuatu yang indah jika ditempatkan pada perasaan yang tepat."
-Ninna Lestari.
***
2.

Jangan lupa ya sebelum baca kasih bintangnya dulu, hehe ^^!

CARA mengikuti pelajaran dengan perasaan gelisah. Letta pun penasaran, apa yang sebenarnya terjadi dengan sahabatnya itu.

"Cara, lo tuh kenapa sih? Lo sakit? Muka lo pucet banget, Car." Tanya Letta dengan nada khawatir.

"Ih apaan sih, gue gak lagi sakit apa-apa, kok. Lo aja kali yang berlebihan," Cara mencoba menyembunyikan perasaan gelisahnya itu dari Letta.

"Lo gak usah bohong sama gue, Car. Gue itu sahabat lo dari SMP. Gue tau arti dari beribu-ribu macam ekspresi lo. Yang kayak gini-gini nih tandanya lo tuh lagi gelisah. Mungkin gue gak tau apa yang ngebuat lo gelisah, tapi lo bisa kali cerita sama gue, apa gunanya sahabat sih kalo lo nya aja gak mau terbuka sama gue." Ucapan Letta yang terdengar tulus membuat Cara akhirnya membuka dirinya dengan menceritakan hal yang tadi ia alami bersama Rey.

"WHATTT?!? Jadi dari tadi tuh yang ngebuat lo gelisah itu dia? Kak Reyhan? Maksud lo tuh Rey yang ganteng parah plus kapten basket itu kan? Anjir mimpi apa lo semalem, Car, bisa dideketin gitu sama kak Rey, otw PJ nih kayaknya, HAHA." Ucap Letta girang dengan panjang kali lebar.

Dengan kesal, Cara menjawab "Amit-amit deh gue suka sama dia, apalagi pacaran. Pokoknya, gue gak bakalan SUKA sama tuh cowok. TITIK. Kenal dia aja udah kayak malapetaka bagi gue."

"Elah, Car. Ntar suka baru tau rasa lo. Gak usah malu-malu anjing gitu deh, nyet, geli gue." Ucapan Letta yang disertai dengan tawa membuat Cara menyesal telah menceritakan ini kepada sahabatnya yang ember itu.

"Nyesel gue, Let, nyeritain ini ke elo. Ih, tau gitu mah dari tadi gue gak usah cerita ke elo. Buang-buang waktu dan energi tau gak. Au ah, gak guna cerita sama lo, mumet sih iya." Cara mengerucutkan bibirnya kedepan, membuatnya menjadi semakin imut.

KRIIINNGGG!!!

Bel istirahat berbunyi. Disaat seperti ini, biasanya siswa siswi di dalam kelas berhamburan hendak menuju ke kantin. Di kelas 1 IPA-2 kelas sangat sepi hampir tidak berpenghuni. Hanya tinggal Cara dan Letta.

Tak lama, bunyi ketukan sepatu seseorang menggema jelas di telinga mereka berdua karena suasana yang sangat sunyi.

"Hai. Lama nunggu ya? Sori deh, tadi muter-muter dulu nyari kelas lo." Ucap lelaki di depan pintu kelas Cara sambil tersenyum.

"What? Apa dia bilang? Lama nunggu? Hellowww! Siapa juga yang nungguin dia, geer banget sih jadi orang. Bahkan, gue berharap dia menghilang dari pandangan gue sekarang juga." Batin Cara sambil mendengus kesal.

Justru berbalik dengan Letta, yang di sebelah Cara, terlihat jelas dia sedang menatap Rey dengan tatapan memuja. Menurutnya, "Kapan lagi bisa ngeliat kak Rey dari deket kayak gini."

Cara yang melihat itu, dengan cepat memutar bola matanya. "Lagian siapa suruh kakak ke kelas saya. Kakak yang mau kan, bukan saya."

Letta mendekat ke arah Cara dan terlihat membisikan sesuatu ke telinga Cara. "Lo ngobrol mulu dari tadi, jangan lupa juga elah, sopan dikit napa, kenalin gue gitu kek ke dia. Lah, ini masa gue berasa jadi rumput bergoyang, kan gak seru."

Hello Caramel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang