L I M A : Natasha Emerald Hudson.

126 9 10
                                    

***
"Mencintai bukan berarti harus memiliki. Tetapi, disitulah kita berusaha untuk berjuang. Jangan salahkan cinta. Kenapa? Karena Cinta Tak Pernah Salah."
- AUTHOR. -

***

CARA menatap nanar jam di tangannya. Menunggu dan terus menunggu kapan bel pulang berbunyi. Cara bingung, mengapa Rey mengajaknya untuk pulang bersama. Ia merasa sikap Rey menjadi aneh belakangan ini. Entah mengapa juga ia menunggu bel pulang seolah ingin cepat-cepat pulang bersama Rey.

Sebenarnya pelajaran saat ini adalah pelajaran yang sangat di sukai Cara. Ya, Bahasa Indonesia. Mengapa Cara suka pelajaran itu? Selain karena Bu Ratmi, guru bahasa Indonesia yang sangat ramah, Cara juga sangat menyukai sastra bahasa. Puisi-puisinya sering di pajang di mading. Tetapi tidak banyak yang tahu kalau ternyata puisi yang berada di mading sekolahnya itu adalah karyanya, karena Cara hanya mencantumkan inisial saja.

"KRINGGG!!!"

Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu berbunyi juga. Cara cepat-cepat memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

Letta yang melihat Cara seperti buru-buru hendak kemana, bertanya pada Cara, "Lo mau kemana, dah, Car, gak biasanya lo buru-buru gini."

O iya, Cara memang sengaja tidak memberitahukan Letta tentang Rey yang mengajaknya pulang bersama. Jadi, lihatlah, Letta terus bertanya pada Cara. Biasa lah, sahabatnya yang satu ini memang kepo sekali.

"Ih, apaan sih. Gue gak mau kemana-mana​, kok. Lo aja yang salah liat, gue gak kayak orang lagi buru-buru kok. Nih, liat, gue santai aja kan sekarang." Perlu di garis bawahi kata 'sekarang'. Ya, sekarang, bukan tadi, Car.*author

"Huft, apa kata lo aja deh." Akhirnya Letta menyerah bertanya kepada Cara yang keras kepala.

***

Sebelum berjalan ke pintu gerbang, Cara menyempatkan dirinya untuk mampir sebentar ke surganya para wanita. Apalagi kalau bukan toilet. Pusatnya gosip si mulut pedas para wanita.

"Lo duluan, Let. Gue mau ke toilet dulu." Kata Cara.

"Aduh, gak apa-apa, nih, kalo gue ninggalin lo sendirian? Gue udah di tunggu nih sama bokap gue di depan. Tadi dia WA gue, suruh cepetan. Katanya sih kakek gue masuk rumah sakit." Letta tidak tega jika meninggalkan sahabatnya sendirian di toilet. Walaupun rumah mereka beda arah, tetapi mereka harus melewati komplek Banana dahulu. Karena, Daddy nya Letta menjemput di depan komplek tersebut.

"Ya ampun, itu lebih penting, Let. Udah sana cepetan. Kasian tuh Om Edgar---Daddy Letta--- nungguin.

"Titi dj---Hati-hati di jalan---, ya, Let."

Letta segera masuk ke dalam toilet cewek dan memasuki bilik toilet ke-2. Setelah selesai, Cara keluar dari dalam bilik tersebut dan merapikan ikatan rambutnya yang terlihat acak-acakan​.

Tak terasa, ternyata sedari tadi ada yang sedang mengamatinya. Perlahan-lahan melangkah mendekati Cara. Ya, itu adalah syaiton jahanam. *bukan kali thor, ya kali berubah jadi genre horror :p

Ternyata mereka adalah Sasha and the geng. Yaps, penggemar beratnya Frakboys. Mereka terdiri dari Sasha, Angel, Dea, dan Fio. Sama seperti  Frakboys, orang tua mereka adalah donatur sekolah ini. Ada yang berprofesi sebagai pejabat, pilot, serta pemilik dan petinggi perusahaan terkenal di Indonesia serta tersebar di penjuru dunia. Maka, wajar jika banyak murid-murid yang tidak berani macam-macam dengan mereka.

Hello Caramel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang