Day 3

311 68 0
                                    

Usaha ketiga : Berikan afeksi lebih kepada orang yang kau cintai.

***

"(Name) apakah perutmu masih terasa sakit?"

"Masih Iwaizumi-san, tapi kau tidak perlu khawatir."

"Apa kau butuh sesuatu (Name)? Kalau kau butuh sesuatu katakan saja aku akan membelikannya untukmu."

"Tidak. Aku tidak perlu apa-apa Iwaizumi-san. Kau tampak sangat khawatir sekali." (Name) tertawa kecil melihat raut wajah Iwaizumi yang tampak sangat khawatir dengan sakit perut yang melandanya.

Sebenarnya sakit perut ini sudah menjadi hal biasa bagi (Name), karena ia tahu sakit perut yang melandanya ini adalah sakit perut yang biasa dilanda anak perempuan bila mau datang bulan. Namun, Iwaizumi tidak tahu itu dan berkesimpulan bahwa sakit perutnya adalah sakit yang sangat serius.

Tidak mungkin bila (Name) bilang bahwa sakit perutnya adalah sakit perut biasa, membicarakan hal itu dengan laki-laki adalah hal yang sangat memalukan. Tetapi, bila Iwaizumi menjadi sangat khawatir dengan sakit perut yang melanda (Name) saat ini, membuat (Name) menjadi merasa tidak enak dengan Iwaizumi.

Sedari tadi Iwaizumi menemani (Name) di ruang kesehatan, dia sangat khawatir dengan keadaan (Name). apalagi gadis itu mengeluh perutnya sakit sejak pelajaran pertama, Iwaizumi yang mendengar bahwa (Name) dibawa ke ruang kesehatan segera menjenguk gadis itu.

Setelah diperiksa oleh guru pengawas ruang kesehatan, guru itu memberitahu Iwaizumi bahwa sakit perut (Name) itu adalah sakit perut biasa. Tetapi, tetap saja Iwaizumi masih khawatir dengan keadaan (Name) dan berniat untuk menemani gadis itu di ruang kesehatan.

"Iwaizumi-san...."

"Ada apa (Name) apa sakit perutmu bertambah sakit? Aku akan memanggil guru pengawas." Iwaizumi beranjak dari duduknya dan berjalan kelura, namun tangannya dicekal oleh (Name) membuat langkah laki-laki itu terhenti.

"Ada apa (Name)? apa kau butuh sesuatu?"

"T-tidak bukan itu ..." (Name) terdiam, matanya menatap kearah lain. Ia bingung ingin mengatakannya darimana. Tentang sakit perutnya, bagaimana caranya ia memberitahu kepada Iwaizumi?

Wajah (Name) memerah, ia sungguh malu untuk mengungkapkan alasan yang sebenarnya kepada Iwaizumi. Tetapi, Iwaizumi yang melihat wajah merah (Name) menjadi salah paham dan mengira bahwa (Name) demam.

"(Name) apa kau demam?" iwaizumi mendekat kearah (Name) dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi (Name), yang membuat gadis itu bersemu merah.

"A-aku tidak demam I-Iwaizumi-san. Ouch!" (Name) memegang perutnya karena tiba-tiba sakit perutnya menyerangnya lagi.

Sontak Iwaizumi menjadi khawatir dan memegang bahu (Name). "(Name) tunggu disini aku akan memanggil ibu penga—"

"Jangan!" potong (Name). "Jangan panggil ibu pengawas!"

"Sakit perutmu bertambah parah, aku harus memanggil—"

"Sakit perutku ini karena aku mau datang bulan!" ucap (Name) dengan suara yang sedikit keras. Akhirnya dia mengucapkan alasan dibalik sakit perutnya.

Iwaizumi terkejut, "J-jadi kau mau datang b-bulan makanya perutmu sakit?"

(Name) hanya mengangguk sebagai balasannya.

Wajah Iwaizumi memerah mendengar alasan dibalik sakit perut (Name). iwaizumi kembali duduk di samping ranjang yang ditempati (Name). Ia menutup wajahnya dengan sebelah tangannya. "Baka! Usahaku sia-sia."

***

Give Me 10 Days [Iwaizumi Hajime Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang