*author's pov*
Suara bising dari halaman belakang rumah niall membuatnya semakin bersemangat untuk menghabiskan malam ini bersama para laki-laki pemberontak tapi juga sangat niall sayangi ini aka the boys. Malam ini giliran rumah niall yang menjadi tempat menginap mereka. Niall dan yang lain memang selalu menginap bersama. Untuk tempatnya mereka selalu bergilir rumah. Dan hari ini adalah rumah niall yang mendapat giliran. Niall sudah menyiapkan beberapa kayu bakar untuk acara api unggun di belakang rumah nanti malam.
"Niall!! tolong bawakan hpku juga. Hpku ada di sofa ruang TV."
"okay zayn...ada lagi tidak?" niall berteriak agar suaranya terdengar sampai ke belakang rumah.
"itu saja." Zayn balas berteriak
Setelah mengambil beberapa makanan dan minuman dari kulkas niall menuju ruang TV untuk mengambil hp zayn. Ketika niall hendak meraih handphone layarnya tiba-tiba menyala menampakkan sebuah notification pesan masuk.
Bae:
Besok aku ada kerja kelompok di rumah temanku kak, mungkin lain kali.
Niall mengerutkan dahinya. Siapa orang yang zayn namai "bae" di kontaknya ini. Niall rasa dia tidak pernah mendengar cerita dari zayn ataupun dari the boys bahwa zayn sudah mempunyai pacar ataupun sedang dekat dengan seseorang. Ahh...nanti aku tanyakan pada zayn langsung. Batin niall.
Ketika niall muncul dari pintu belakang rumah dengan membawa beberapa makanan dan minuman the boys langsung menyambar makanan dan minuman yang berada di tangan niall.
Tidak terasa hari mulai gelap. Setelah menghabiskan beberapa makanan niall mengambil gitar dan mulai memainkannya. The boys bernyanyi mengikuti alunan musik dari gitar yang dimainkan niall. malam semakin larut dinginnya angin malam yang menembus lewat pori-pori kulit terasa menusuk ke tulang membuat the boys mulai bergerak menyusun kayu bakar untuk dijadikan api unggun.
Api diatas kayu mulai berkobar kesana kemari mengikuti arah angin. Niall, Liam, Harry, Zayn dan Louis duduk melingkari api unggun dengan menikmati dinginnya angin malam yang dibalur dengan hangatnya api unggun di depan mereka. Semuanya tidak ada yang memulai pembicaraan, hening mereka terlalu menikmati suasana. Tapi kemudian salah satu dari mereka, Louis berdehem. Louis mulai bosan dengan keheningan seperti ini.
"ohhh c'mon...jangan sampai malam ini hanya diisi dengan bengong dan kemudian tidur. That's so boring boys."
"okay, so what we gonna do?" Harry menatap satu persatu wajah the boys. Mereka terlihat sedang berpikir.
"bagaimana kalau main games?but wait...game apa ya?" Liam berpikir lagi.
"Truth or Dare?" Niall akhirnya berbicara.
"Good idea! Bagaimana?" harry menautkan kedua alisnya berkali-kali menunjukkan dia sedang meminta persetujuan dari yang lainnya.
"alright!" semuanya menjawab bersamaan.
Louis beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil satu botol bekas yang berada diatas meja tempat mereka makan-makan tadi. Louis yang menjadi giliran pertama yang memutar botol katanya karena dia yang bersedia mengambilkan botol jadi dia yang harus menjadi giliran pertama. Botol mulai diputar. Secara perlahan botol mulai berhenti sampai ujung botolnya menunjuk ke arah Liam. Louis menyeringai ke arah Liam.
"Truth or Dare?"
Liam berpikir sejenak.
"Dare."
Louis mengangguk-angguk sambil tersenyum jahil.
"kamu harus memegang sendok selama permainan berlangsung."
"What the hell?" liam terlihat tidak terima.
"it's a game! kamu harus mematuhinya."
Liam meringis namun kemudian beranjak dari tempatnya duduk untuk mengambil sendok. Setelah Liam kembali dengan sumpah serapahnya karena menerima dare yang sangat ia tidak inginkan permainanpun berlanjut Liam mulai memutar botolnya. Putaran botol perlahan berhenti sehingga ujung botolnya mengarah pada Harry. Harry menggeram.
"Truth or Dare?"
Tanpa berpikir Harry langsung menjawab "truth."
"do you still love Taylor?"
"pertanyaan macam apa ini." harry mengangkat kedua tangannya ke atas.
Liam hanya mengedikkan bahunya sedangkan yang lain terlihat penasaran dengan jawaban Harry.
Harry menghela nafasnya berat.
"i do."
Semuanya mengangkat kedua alisnya.
"lalu kenapa kamu tidak mengajaknya balikan saja?"
"terkadang menjalin kembali hubungan bersama ex-mu bukanlah pilihan yang tepat walaupun kamu masih mencintainya." mata harry menerawang.
"ok..ok..aku rasa ini bukan waktunya untuk ber-galau ria." Liam berusaha mencairkan suasana dan menarik the boys untuk kembali pada permainan.
Sekarang giliran Harry yang memutar botol. Harry memutar botolnya secara perlahan sehingga tidak lama kemudian botol itu berhenti memutar dan ujung botolnya mengarah pada Niall. itu membuat Niall terperanjat dari lamunannya.
"sekarang giliranmu Niall." satu sudut bibir Harry terangkat menampakkan senyum jahil.
"truth." Jawab Niall bahkan sebelum Harry sempat menanyakannya. Sebenarnya Niall sedang tidak ingin diberikan tantangan-tantangan yang macam-macam dari the boys karena itu ia lebih memilih truth daripada dare.
"okayy...sebernarnya ini adalah pertanyaan yang kemarin belum sempat kau jawab. Do you have someone that you admire atm?"
"of course. im admiring Demi lovato." Niall menjawab dengan entengnya. Niall memang sangat mengidolai Demi Lovato. Sampai-sampai ia pernah pergi sendirian untuk menonton konser Demi Lovato. walaupun sebenarnya Niall sangat tidak suka pergi sendirian apalagi pergi sendirian ke sebuah konser. Menurutnya pergi sendirian itu seperti orang hilang.
"ohh c'mon niall..bukan itu maksud Harry. Maksudnya, apakah kamu sedang menyukai seseorang sekarang ini?" Louis gemas kepada niall.
Niall yang melihat ekspresi Louis tidak bisa menahan tawanya.
"i do." Niall menjawabnya dengan hanya satu hembusan nafas.
"siapa?" kali ini zayn yang bertanya.
Niall menarik nafas kemudian membuangnya dengan cepat. Kalau tahu pertanyaannya seperti ini dia akan lebih memilih diberikan tantangan-tantangan aneh oleh the boys. Karena sebenarnya niall masih belum siap memberi tahu the boys siapa yang sedang ia sukai saat ini.
"aku sedang menyukai adik kelas. Dia anak basket juga. Dan sepertinya dia anak baru di sekolah." Niall sengaja menggantungkan ucapannya.
Jantung zayn tiba-tibaberdetak hebat menunggu perkataan niall yang selanjutnya.
***
Jangan lupa tinggalin vomments yaa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between us?
FanfictionDilema. Begitulah rasanya ketika kau tahu kalau ternyata orang yang kau cintai juga mencintaimu. Tapi disisi lain kau juga tidak ingin menyakiti hati seseorang yang lain yang juga mencintai orang yang kau cintai itu, karena seseorang itu adalah saha...