PART I

121K 2.8K 31
                                    

Aku gak tau apakah ini jalan yang benar atau tidak, tapi yang pasti hal ini udah menjadi keputusanku dan semoga ini menjadi jalan yang baik bagi kehidupanku untuk kedepannya.

Baru saja aku selesai menggelar pesta pernikahanku, tadi pagi akad nikahnya dan malam tadi resepsinya. Dan sekarang aku berada di kamar hotel tempat kami melangsungkan pernikahan.

Apabila melangsungkan pernikahan itu adalah hari yang paling membahagiakan di dalam hidup. Tetapi berbeda denganku, karena pernikahanku kali ini aku tidak tau apakah suatu kebahagian atau kesedihan bagiku.

Bahagia karna akhirnya aku menikah dan orangtuaku senang aku menikah dan mendapatkan menantu yang sangat baik, sedih karna aku tidak mencintainya. Dan aku akan menghabiskan waktuku seumur hidup dengan pria ini dan kami sudah berjanji tidak akan ada perceraian dalam keadaan apapun.

Bukan karna alasan aku tidak mencintainya saja kali ini tapi karna dia mempunyai istri selain aku. Ya aku adalah istri keduanya. Ada alasan mengapa akhirnya aku mau menikah dengannya.

*flasback on

"Apakah saya boleh meminta sesuatu padamu?" Tanya Mbak Mia padaku istri pertamanya.

"Apa itu mbak?" Tanyaku pada mbak Mia.

"Sudah 5 tahun saya menikah dengan suami saya, dan sampai sekarang saya tidak mempunyai anak. Saya ingin sekali memberi anak buat suami saya dan keluarganya juga sudah mendesak ingin mempunyai seorang cucu ditengah keluarga. Saya tidak tau harus bagaimana lagi, mau kah kamu menikah dengan suami saya sebagai istri kedua?"

"Apa mbak?" Aku benar-benar terkejut atas apa yang telah diminta oleh mbak Mia, tidak pernah sedikit pun ada keinginan untuk menikah dengan suami orang lain apalagi itu bosku sendiri.

"Iya saya minta tolong kamu mau, hitung-hitung dengan ini kamu membalas apa yang telah saya perbuat untuk membantu keluarga kamu. Kamu tidak lupakan dengan apa yang telah saya perbuat untuk membantu keluarga kamu?" Yah mbak Mia memang selalu membantu keluargaku banyak hal yang telah dia perbuat untuk menolong keluargaku dan aku tidak pernah membalasnya sedikit pun bahkan dia juga memperkerjakanku untuk menjadi sekretaris suaminya dan dengan gaji yang lumayan pula.

"Tapi mbak ga dengan harus kayak gini, mbak bisa kan ikut program atau mbak bisa angkat anak mbak" kataku untuk mencari solusi di tengah-tengah masalah ini.

"Tidak saya tidak mau, saya dan keluarga suami saya mau anak itu darah daging suami saya. Tolong saya kali ini, soal suami saya itu tidak masalah saya bisa tanggung jawab nanti yang penting  kamu mau dulu. Setelah kamu menikah nanti kamu masih boleh kok ketemu keluarga kamu, kamu tapi tidak perlu bekerja lagi kamu akan dirumah saja mengurus semua kebutuhan suami saya. Kamu akan tinggal sama suami saya, kita bakalan hidup terpisah. Kamu tau kan saya sangat sibuk sekali jadi saya terkadang tidak sempat untuk mengurus keperluan suami saya tapi dengan adanya kamu semuanya bisa. Kamukan udah banyak tau apa maunya suami saya selama jadi sekretarisnya jadi lumayan bisa untuk kedepannya."

"Tapi mbak, saya ..."

"Tolong, saya minta tolong sama kamu dengan ini kamu balas semua yang saya kasih sama kamu" jujur aku bingung harus bagaimana ini bukanlah suatu hal yang main-main.

"Baiklah mbak, saya mau tapi ada syaratnya." Mata mbak Mia bersinar-sinar dan kemudian antusias.

"Apa syaratnya? Bilang saja saya akan penuhi semuanya." Jawab mbak Mia padaku.

"Anak yang akan saya lahirkan nanti tidak sepenuhnya milik mbakkan? Bagaimana pun juga itu juga anak saya, jadi saya juga berhak atasnya. Dan setelah anak itu lahir atau apapun saya tidak ingin bercerai mbak. Bukannya apa-apa mbak pernikahan itu sakral dan suci dan saya mau yang pertama dan terakhir dan saya tidak ingin ada perceraian mbak dalam kehidupan saya." Aku agak sedikit takut dengan syarat yang ku ajukan semoga dengan ini mbak Mia berubah pikiran tapi semua yang kuajukan ini adalah benar-benar keinginanku.

ISTRI KEDUA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang