Prolog

33 3 0
                                    

'Kita akan buat sebuah pertunjukkan musical terhebat di sekolah ini, dan akan kita bawa di panggung Broadway!'

Ia sadar kalau kata-katanya itu baru saja menamparnya. Terlalu keras hingga ia berputar 360 derajat. Rasa sakit akibat tamparan itu sudah menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Ingin rasanya ia meleburkan diri saat itu juga.

Pertunjukkan berjalan sukses. Semua pemain dan kru maju ke atas panggung. Menebarkan senyum terindah seraya melambaikan tangan. Perlahan tirai merah ditutup. Menandakan bahwa pertunjukkan benar-benar sudah berakhir.

Lampu di atas panggung padam.

Di saat itu pula ia tak kuasa menahan air matanya. Di tengah kegelapan dan hiruk-pikuk manusia, ia menangis seorang diri. Tak ada satu pun orang yang tahu. Bahkan ketika lampu kembali dihidupkan semua orang yang melihatnya dalam kondisi baik-baik saja.

Karena dia adalah pemeran yang hebat.

'Semuanya tidak akan berakhir sampai di sini'

Ia memendam rasa sakit itu sendirian. Perlahan ia menyeret langkahnya keluar dari hingar-bingar sore itu.

LOVE MUSICAL Extraodinary - By Tiffani WitharzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang