Musikal 12

6 1 0
                                    


Audisi SMA Panji Semirang

Pagi ini SMA Panji Semirang terlihat heboh. Tentu saja karena audisi Love Musical akhirnya dilaksanakan juga. Euphoria yang terjadi di sini melebihi audisi yang pernah dilaksanakan di SMA Chandra Kirana. Mungkin karena heterogenitas siswa yang ada di sini membuat kehebohan lebih terasa.

Selain pesertanya yang lebih beraneka ragam, tidak ada yang berubah dari audisi sebelumnya. Audisi masih direkam dan disiarkan secara live seantero sekolah, masih banyak wartawan berkumpul, dan jurinya pun tidak ada yang berubah.

Waktu yang ditunggu pun tiba. Satu persatu nomor peserta dipanggil. Mereka masuk ke dalam ruang audisi dan menampilkan bakat mereka. Tifa, Riani, dan Gloria pun mulai dipusingkan dengan bakat-bakat yang ditunjukkan. Mulai dari yang luar biasa sampai yang bisa membuat orang muntah.

Tak jauh dari ruang audisi itu, beberapa orang remaja sedang berkumpul. Mereka memang berkumpul tetapi tidak dalam satu kelompok. Malah salah satu dari mereka merasa heran karena ketiga temannya tidak jadi berkumpul di satu kelompok.

" Aku tak mengerti, bukannya kalian yang mengajak Wenda untuk bergabung dalam kelompok kalian?"

" Sebenarnya kami mendapat bocoran kalau pemeran prianya belum didapatkan," ujar laki-laki yang bernama Ben. " Yah, kau tahu sendiri'kan SMA Chandra Kirana itu isinya perempuan semua. Jadi, kesempatan aku dan Kemal untuk bergabung dalam pementasan akan semakin besar."

" Itu benar. Lagi pula sepertinya Wenda punya ambisi sendiri," sahut Kemal sambil melirik gadis di sebelahnya, gadis itu hanya membalasnya dengan senyuman sinis.

" Ah, kepalaku jadi pusing mendengar jawaban kalian," Anjani memijat-mijat kepalanya. " Kalau Wenda aku tahu apa yang akan ia tampilkan, tapi kalian? Kalian akan melakukan apa di dalam nanti?"

" Kami akan berduet di dalam, iya'kan, Ben?" tanya Kemal yang disahut dengan anggukan Ben. " Pokoknya kamu saksikan saja kami di dalam. Kalian pasti akan terpesona, dan kami harap kalian tidak jatuh cinta pada kami."

" Ciiih..." Anjani dan Wenda menyahut berbarengan. Kedua laki-laki itu pun tertawa.

Tidak lama kemudian salah satu staf kembali keluar dan menyebutkan sebuah nomor. Angka yang disebutkan sama dengan yang tertempel di dada kiri Wenda. Gadis itu pun akan diuji bakatnya oleh ketiga juri di dalam.

" Sepertinya waktuku tiba. Doakan aku ya."

" Masuklah, semoga berhasil!" ujar Anjani.

Wenda mengangguk dan tersenyum. Ia juga tersenyum pada Kemal dan Ben yang melambaikan tangan padanya.

ooOoo

" Selamat pagi."

" Pagi," jawab Tifa dan kedua temannya hampir bersamaan. " Sebutkan nama dan bakat yang akan kamu tunjukkan."

" Saya Wenda Permana. Pagi ini saya akan menari balet kontemporer."

Terdengar siulan kecil dari bibir Riani. Tifa melirik Riani sambil terkekeh, lalu ia mempersilakan Wenda untuk segera menunjukkan bakatnya.

Musik mulai mengalun. Awalnya terdengat sangat cepat, Wenda pun menyesuaikan gerakan dengan alunan musik. Tubuhnya bergerak sangat lentur dan cepat. Semakin lama musik semakin lambat. Gerakan Wenda yang cepat perlahan-lahan mulai terlihat kaku. Semua ketukan musik ia sesuaikan dengan tempo gerakannya.

Ketiga juri, terutama Riani, sangat menikmati pertunjukkan Wenda. Gadis itu menampilkan keindahan dari semua gerakannya. Tiap perubahan tempo dari tubuhnya seolah mengisahkan sebuah cerita yang tersirat di dalamnya.

LOVE MUSICAL Extraodinary - By Tiffani WitharzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang