Suasana hati Al sedang baik. Perusahannya memenangkan tender besar. Al berencana ingin mengajak Lyana makan malam di luar sebagai pesta kecil-kecilan atas kesuksesan bisnisnya. Sekaligus hadiah setelah Lyana berusaha belajar keras dan mengikuti ujian nasional. Dengan perasaan tak sabar Al masuk ke apartemen.
"Ly!!!" panggil Al tersenyum lebar membawa sebuket bunga dan di tengah-tengahnya terdapat sepasang boneka teddy bear.
"Di sini, Kak!" pekik Lyana dari dapur.
Al langsung menghampirinya. Hubungan mereka kembali membaik setelah Andra turun tangan berusaha membujuk Lyana.
"Lagi ngapain kamu?" tanya Al mengernyitkan dahi melihat Lyana sedang membuat sesuatu.
"Ini lagi bikin kue buat Kak Saiful. Sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengajariku," jelas Lyana menuangkan tepung ke dalam adonan telur dan gula yang sudah mengembang.
Hati Al nyeri, apakah pria itu begitu spesial hingga Lyana rela malam-malam membuatkan kue untuknya?
"Oh," sahut Al lemas dan seketika hatinya yang tadi sedang berbunga-bunga layu.
"Kakak bawa apa itu?" tanya Lyana mengalihkan pandangannya menatap tangan Al yang membawakan sesuatu untuknya.
"Ini buat kamu, selamat ya sudah menyelesaikan ujiannya dengan baik," ucap Al turut bahagia memberikan bunga mawar merah untuk Lyana.
"Wow bagus banget, Kak. Makasih ya? Kan belum ketahuan hasilnya bagaimana." Lyana menerima bunga darinya.
Perasaan Al menghangat saat melihat Lyana tersenyum menghirup mawar merah pemberiannya.
"Ya nggak apa-apa. Memangnya harus menunggu pengumuman dulu kalau mau ngasih bunga kamu? Kamu suka?" tanya Al.
"Iya, suka. Teddy bear-nya lucu banget." Lyana meletakkan bunganya di atas meja.
Lantas dia meneruskan membuat adonan kue. Al menarik kursi dan duduk di kursi belakang meja mini bar, memerhatikan Lyana yang serius membuat kue. Dia bingung dari mana ia akan berbicara mengajaknya keluar makan malam.
"Ly," panggil Al ragu-ragu.
"Hmmm...," sahutnya tanpa menoleh Al.
"Masih lama ya?" tanya Al basa-basi.
"Lumayan, tinggal memasukkan ke oven terus membereskan ini semua. Kenapa?" Lyana menghentikan mixer-nya lantas menuangkan adonan ke loyang yang sudah dia olesi margarin sebelumnya.
"Aku mau mengajak kamu makan di luar, gimana?" tawar Al menggigit bibir bawahnya, was-was menanti jawaban Lyana.
Lyana tidak langsung menjawab, ia justru sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Al masih setia menanti jawaban Lyana. Sekian menit sama-sama terdiam hingga meja pantri bersih, Lyana baru menghampiri Al dan menatapnya intens. Dahinya mengerut sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Al menengadahkan wajahnya, menatap Lyana dengan debaran jantung yang berjalan abnormal.
"Memangnya mau ke mana?" tanya Lyana melepas celemeknya.
"Makan malam di restoran," jawab Al ragu-ragu karena baru kali ini ia akan mengajak Lyana pergi ke luar.
"Maaf, Kak Saiful nanti mau datang. Lain kali saja ya?" tolak Lyana tak acuh.
Al mendengus kecewa, dia menunduk tanpa berucap apa pun langsung menarik tas kerjanya dan masuk ke kamar. Lyana menjadi tak enak hati, tapi mau bagaimana lagi? Dia sudah terlanjur janji dengan Saiful. Untuk mengurangi rasa kecewa Al, Lyana memiliki ide. Dia akan memasak sesuatu untuk makan malam. Dia mencari bahan di kulkas lantas mengolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THERE'S SOMEONE FOR SOMEONE 1 (Cinta Lyana / Emes) [Sudah Diterbitkan]
Aktuelle LiteraturJika sudah waktunya, pasti akan terjadi juga. ~ Alvian Radley Apresio Kehidupanku berubah setelah bertemu dengannya. ~ Lyana Ferda Latif Kedua orang tua Lyana sangat marah mendengar berita putri satu-satunya hamil di luar nikah. Lantas apa yang sebe...