Makan Siang Yang (Tidak) Menyenangkan [(Not so) Fun Lunch Time]

41 2 0
                                    


Makan Siang di Kantin yang (Tidak) menyenangkan [ (Not so) Fun Lunch Time ]

Kelas pun berakhir dan sekarang adalah waktunya makan siang. Oh Tuhan, aku berharap makan siangku hari ini akan tenang seperti biasa.

Sesampainya aku di kantin, aku mengambil jatah makanku dan duduk di tempat favoritku, disusul oleh Yerim.

“[y/n]-ah, kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau mengenal Choi Minho?” Tanya Yerim.

“Yah, aku saja tidak tahu kalau dia belajar disini juga.” Kataku.

“Ah, aku iri padamu” kata Yerim sambil memonyongkan bibirnya, dan menempelkan sumpit di kedua pipinya. “Dia bahkan memanggilmu duluan”

“Apa yang bisa dibanggakan dari dia yang menyebut namaku duluan?” kataku sambil menyuapkan makanan kedalam mulutku.

“Kau tahu—“

“Tidak” kataku, memotong Yerim berbicara.

“Dasar wanita ini. Yah!” kata Yerim sambil memukul tanganku.

“Choi Minho itu satu-satunya pria yang tidak pernah memanggil nama seorang wanita duluan, dan dia tidak pernah melambaikan tangannya kepada seorang wanita.” Jelas Yerim.

“Mengapa dia tidak pernah memanggil nama seorang wanita duluan? Yah, menurutku tindakan seperti itu adalah tindakan yang tidak sopan. Mengapa lelaki seperti itu bisa menjadi idaman wanita?” Kataku sambit mengernyitkan mataku Kearah pintu masuk kantin.

Oh sial.

Choi Minho masuk ke kantin, dan tentu saja, diikuti oleh setengah wanita dari kampus ini. Ini gila.

Tolong jangan kesini, tolong jangan memanggilku, tolong jangan me—

“[Y/n]-ah!!”

Kudengar Choi Minho memanggil namaku.

“Wah, ini adalah kejadian sangat langka. Kau sungguh beruntung.” Kata Yerim padaku.

“Yah, kalau ditatap seperti mangsa diantara serigala liar ini kau sebut beruntung, mungkin sebaiknya kau saja yang gantikan aku.” Kataku sambil menunduk, berharap tubuh Yerim bisa menutupi pandangan Choi Minho.

“Yah, Yah, Choi Minho berjalan kearah sini!!” Kata Yerim bersemangat. “Bagaimana dengan wajahku? Tidak ada makanan yang menempel kan?”

“Yah, kau ini teman macam apa? Aku sedang berusaha menghindari mimpi burukku.” Kataku

“Well, dia adalah mimpi indahku. Maaf, [y/n]-ah” kata Yerim sambil tersenyum iseng.

“Halo [y/n]-ah!” Kata Choi Minho sambil mengambil posisi untuk duduk disampingku.

“H-Halo, C-choi Minho sunbaenim!” Kata Yerim, terbata-bata.

“Halo juga. Apa kau temannya [y/n]?” Tanya Choi Minho.

“Tch, Pertanyaan macam apa itu Choi Minho?” Kataku setengah berbisik.

Yerim memukul lenganku.

“Ah! Yah! Ada apa denganmu?” Kataku berteriak sambil mengelus lenganku yang dipukul oleh Yerim.

“Yah, dia adalah sunbaenim kita!” Kata Yerim lagi.

“Ah tidak apa-apa. Dia bisa memanggil namaku tanpa embel-embel sunbaenim.” Kata Choi Minho. “Jadi, siapa namamu?”

“S-saya K-kim Yerim, s-sunbaenim.” Kata Yerim.

“Kim Yerim. Namamu cantik sekali.” Kata Choi Minho sambil mengulurkan tangannya pada Yerim.

Yerim tentu menerima tangan Choi Minho dan bersalaman, dengan muka berseri dan mata bak bintang yang berkelap-kelip.

Astaga, Kim Yerim jatuh cinta pada seorang Choi Minho.

“[y/n]-ah, sepulang kampus nanti, mau pulang denganku?” Kata Choi Minho terang-terangan.

Anak ini sungguh ingin aku mati, rupanya.

“Maaf Choi Minho. Aku tidak mau dan tidak bisa.” Aku harus menolak jika aku ingin hari-hariku kedepannya berjalan dengan tenang.

Tetapi saat aku menolak, aku bisa mendengar beberapa perempuan berbisik.

“Astaga beraninya dia menolak Tuan Choi!” “Berani-beraninya gadis seperti dia menolak ajakan Tuan Choi!”

Aku merasa serba salah. Aku berani jamin mereka akan mengataiku jika aku menerima ajakannya, dan lihatlah sekarang, bahkan ketika aku menolak ajakannya, perempuan-perempuan itu juga mengataiku.

Tuhan, bisakah kau hindarkan aku dari mereka dan Choi Minho?

===

Run With Me - c.mhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang