Kencan di Perpustakaan?? [Library Date??]

41 3 1
                                    

Sudah 3 hari setelah kejadian—atau tepatnya tragedi ajakan Choi Minho untuk pulang dengannya. Dan selama 3 hari itu pula aku dikatai oleh beberapa perempuan yang aku tahu adalah fan Choi Minho.

Aku berjalan menuju lokerku, dan kali ini aku menemukan Choi Minho diantara teman-temannya. Tertawa dan bercanda.

Bukannya aku tidak suka pada Choi Minho—ayolah siapa yang tidak suka padanya? Mungkin hanya orang gila yang tidak suka pada pria setampan dan sebaik dirinya.

Yang tidak aku sukai hanya satu. Sikap acuh tak acuhnya terhadap wanita yang mengelilingi dirinya.

Tidak, tidak, aku tidak cemburu atau apapun, tapi aku sangat terganggu melihat perempuan-perempuan itu mengikuti Choi Minho.

Tapi disisi lain aku kagum pada Choi Minho yang bersikap acuh tak acuh pada wanita yang berusaha mendekatinya.

“[Y/n]-ah, ada apa dengan wajahmu?”

Yerim memanggilku seraya menepuk bahuku.

“Ya?” sahutku.

“Kau melamun.” Kata Yerim lagi. “Apa ada yang kau pikirkan?”

“Ah tidak. Aku tidak memikirkan apapun.” Kataku.

“Kalau diingat, tampaknya Choi Minho sudah menyerah untuk mendekatimu.” Kata Yerim.

“Hmm biarkan saja.” Jawabku malas.

Lagipula aku tidak mengharapkan apapun, terlebih mengharapkan seorang Choi Minho mendekatiku.

“Kalau begitu… bisakah kau membantuku mendekati Choi Minho?” Tanya Yerim.

“Yah. Aku saja tidak mengenal Choi Minho cukup dekat. Bagaimana caranya untuk aku membantumu?” jelasku pada Yerim.

“Ah benar juga.” Kata Yerim. “Anyway, Bagaimana dengan tugas yang diberikan Pak Kang?”

“Tugas apa?” Tanyaku.

“Tugas untuk mengumpulkan data…?” Jelasnya.

“Oh sh—“ Kataku. “kapan akan dikumpul?”

“Masih ada dua hari lagi” Kata Yerim.

“Baiklah, aku akan mengerjakannya setelah ini di perpustakaan.” Kataku sambil menghela napas.

Untung saja aku memiliki teman seperti Yerim yang selalu menanyakan tentang tugas, kalau tidak, celaka sudah.

Pak Kang adalah salah satu dosen olahraga yang terkenal ganas diantara kalangan mahasiswa bidang olahraga.

Percayalah, kalian tidak akan mau berurusan dengannya. Apalagi soal tugas atau ujian.

Setelah aku berpisah dengan Yerim, aku berjalan menuju perpustakaan untuk mengerjakan tugas dari Pak Kang.

Aku masuk ke dalam ruang perpustakaan, dan duduk di tempat kesukaanku, dibagian dalam ruangan, di pojok.

Tak banyak mahasiswa yang duduk kesini karena pencahayaannya yang kurang dan mereka mungkin tidak mau terlihat menyedihkan karena duduk di pojok.

Aku menaruh tasku di kursi sebelahku, dan mulai mencari beberapa buku sebagai referensi. Aku menguruti buku satu per satul, dan tak sadar buku-buku sudah memenuhi tanganku.

Aku melihat buku terakhir berada di rak buku teratas, dan sialnya—karena tubuhku yang tidak terlalu tinggi, aku harus berusaha sedikit untuk mengambil buku itu.

Setelah beberapa menit menggeram—karena tidak menggapai buku itu—Aku harus menurunkan beberapa seluruh buku di tanganku, dan berusaha melompat, berharap aku bisa menggapai buku itu.

Run With Me - c.mhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang