DUA

26 8 3
                                    

Author's POV.

"Chika, kamu pulang naik mobil kuning?" Tanya Ralisha saat berjalan ke depan gerbang sekolah.

"Enggak. Aku dijemput sama bang Faro. Emang kenapa Ral?"

"Tadi mama sms aku. Aku disuruh naik angkot. Eh ternyata kamu dijemput."

"Kamu bareng aku aja pulangnya." Ralisha mengangguk."Nah itu bang Faro udah datang." Ucap Chika saat melihat mobil Faro.

****

"Makasih ya Chika, bang Faro. Nggak mampir dulu nih?" Ucap Ralisha.

"Iya. Lain kali aja ya Ralisha." Ucap Chika yang dibalas anggukan oleh Ralisha. Mobil Faro melaju menuju rumah.

****

"Assalamu'alaikum." Ucap Chika dan Faro bersamaan.

"Kok sepi banget ya bang?" Saat masuk ke dalam rumah tak ada sahutan dari mama.

"Iya. Mama kemana ya?" Tanya Faro saat tak melihat mama. Tiba-tiba ada seseorang yang muncul dari bagian gelap. Karena saat ini lampu dirumah dimatikan.

"Papa!!" Teriak Chika yang langsung memeluk papanya. "Chika kangen banget." Ucapnya masih didalam pelukan papanya.

"Iya, papa juga kangen sama kamu." Papanya mengelus lembut rambut Chika.

"Faro juga kangen sama papa." Faro juga memeluk papanya. "Papa kapan pulang?" Tanya Faro.

"Tadi pagi sih. Papa tadinya mau buat suprise buat kalian. Tapi kata mama kalian Faro lagi ke rumah temannya dan Chika lagi disekolah."

"Udah kangenannya? Makanannya udah siap, kita makan dulu aja." Ucap mama yang baru saja keluar dari ruang makan.

Mereka berjalan menuju ruang makan dengan papa yang merangkul kedua anaknya itu.

Selama mereka makan, papa dan Faro selalu membuat Chika dan mamanya tertawa dengan candaan dan cerita mereka.

****

Chika's POV.

Aku bangun dari tidurku dan memulai ritual dikamar mandi.

Seragam sekolah sudah melekat ditubuhku. Aku segera turun menuju ruang makan.

Semoga kemarin itu bukanlah mimpi. Aku bisa bernafas lega saat papa, mama dan bang Faro duduk bersama.

"Pagi ma, pa, bang Faro." Sapaku dan duduk dihadapan bang Faro.

"Pagi dek."

"Pagi sayang." Ucap mama dan papa bersamaan.

"Cie... yang jawabnya samaan."

"Namanya juga sehati, ya kan ma?" Mama jadi malu giti dengar ucapan papa.

"Oh ya, nanti abang kan yang ngantar Chika?" Bang Faro mengangguk.

"Ma, pa, Chika berangkat dulu ya." Aku mencium tangan mama dan papa.

****

"Ya udah. Nanti abang jemput." Aku mengangguk.

Saat berjalan di koridor aku bertemu Ralisha. Akhirnya kami berjalan bersama menuju kelas.

Kami memasuki kelas yang sudah penuh dengan siswa yang asik dengan kegiatannya masing-masing.

"Eh... Pak Mustaqim datang!!" Teriak Deri. Semua siswa berlari tunggang langgang. Dan kelas menjadi tentram.

"Assalamu'alaikum.." Ucap pak Mustaqim saat masuk.

"Wa'alaikumsalam." Jawab semua siswa.

"Sekarang buka al-quran. Surah an-nisa ayat 25...."

"Chika!!" Bisik Ralisha sambil menyenggol lenganku. Aku menoleh ke arahnya, menaikan satu alis.

"Kayaknya dari tadi si Reno nengok kamu terus deh." Bisiknya.

"Perasaan kamu aja kali." Aku tak peduli dengan ucapan Ralisha barusan.

Tetapi Ralisha mengatakan hal yang sama lagi. Sehingga membuatku menoleh ke meja si Reno.

Dianya malah senyum ke arahku. Aku jadi salting dan membalas senyuman juga meskipun kaku. tingkah. Aku kembali memperhatikan pak Mustaqim.

****

"Sampai disini saja materi kita. Assalamu'alaikum.." Ucapnya sebelum keluar dari kelas.

"Wa'alaikumsalam..." Jawab semua siswa dan keluar dari kelas.

"Chika!!" Pangill Ralisha.
"Kantin yuk." Ajaknya. Aku pun mengangguk.

Ntah kenapa moodku lagi baik. Jadi aku putuskan ikut bersama Ralisha.

"Kamu mau pesan apa?"

"Samaai aja lah." Dia mengangguk dan meningglkanku.

Tak sampai sejam dia kembali dengan membawa 2 piring nasi goreng dan jus jeruk.

"Oh ya. Tadi Reno ngelihatin kamu terus loh."

"Apaan sih. Mana mungkin dia ngelihatin aku terus. Ngaco kamu Ralisha." Belaku.

Tiba-tiba ada seorang cewek datang sepertinya dia adek kelasku dan memberikan cokelat kepadaku.

"Dari siapa?" Tanyaku saat menerima cokelat itu. Eh dianya malah kabur dan tak menjawab pertanyaanku.

"Cie... dari siapa tuh?" Ucap Ralisha. Aku berfikir siapa ya, yang memberikanku cokelat ini?

****

"Kamu duluan aja Ralisha. Aku mau ke ruang guru dulu." Ucapku yang dibalas anggukan olehnya. Aku pun masuk ke ruang guru dan menghampiri bu Katerin

"Ini buku latihan kalian. Kamu bagikan ya?" Pintahnya yang ku balas anggukan.

Saat aku berjalan menuju kelas. Tak sengaja aku bertemu dengan Reno. Dia berhenti dihadapanku.

"Sini biar saya bantuin." Aku memberikan setengah buku kepadanya. Kami berjalan bersama menuju kelas.

Saat sampai dikelas kami membagikan buku itu.

"Hem.. hem.. makin dekat aja nih." Goda Ralisha.

"Dia kan cuma bantuin doang. Masa bantuin juga difikir yang aneh-aneh."

"Iya deh Chika." Ucapnya tertawa.

****

Makin dekat aja nih? Heheh...
Tapi siapa sih yang ngasih Chika cokelat?

Penasaran kagak?
Tunggu part selanjutnya ya.

Jangan lupa VOTE dan Komen.

You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang