Pipi Merah

20 6 2
                                    

Author POV

'sial.. sial.. sial!! gara-gara telat dua menit doang masa gue disuruh ngebersihin perpus ppfftt'

Hari ini benar-benar bukan hari keberuntungannya, sudah dijewer pak Hadi, di hukum pula oleh pak Jun hanya karna telat dua menit. DUA MENIT. Tapi hukumannya sudah seperti membolos saja.

'tau gini mending gue bolos deh sekalian'

Sejak masuk ke perpustakaan, Cenna tak henti-hentinya menggerutu. Dia benar-benar merasa sial, sampai-sampai membereskan perpustakaan pun bukannya bertambah rapih malah menjadi semakin berantakan saja.

"Pak Hilman nya ada?" Suara itu menginterupsi kegiatan Cenna 'membersihkan' perpustakaan. Sebenarnya Cenna tidak perlu repot-repot menoleh utk melihat siapa yg bertanya, hanya saja Cenna merasa kenal dengan si pemilik suara.

"Hay Xi!! Lo ternyata.." Benar saja, saat Cenna membalikan tubuhnya ia mendapati Axi yang sedang membawa tumpukan buku yg mungkin habis dipinjamnya.

'Dia lagi..' Lain dengan Cenna yang keliatannya sangat senang, Axi justru malas melihatnya.

Namun bukan Axi namanya kalau ia tidak mengabaikan Cenna, yaa walau bukan hanya Cenna. Karna hampir semua orang diperlakukan sama seperti Cenna diperlakukan olehnya.

Tanpa menanggapi Cenna, Axi meninggalkan Cenna dengan ekspresi yg sulit dijelaskan. Axi menuju rak buku lalu menyimpan tumpukan bukunya kedalam rak dengan rapih.

Sedangkan Cenna yang entah sudah keberapa kalinya ia diabaikan oleh cewe ini tetap tidak mau menyerah, dia mendekat ke arah Axi yg tengah merapikan buku. Memancing agar Axi mau bicara dengannya.

"eh gue bantuin ya?" Tawar Cenna, tangannya mencoba meraih buku-buku yang dipegang Axi. Namun Cenna kalah gesit dengan Axi, sehingga membuat tangannya menggantung di udara.

"ngga perlu." Axi menjawabnya hampir seperti tak membuka mulut.

'Gila ni cewek! datarnya kelewatan' Gumam Cenna dalam hati. Tak habis pikir dengan cewe yg ada didepannya ini. Yaa walau Cenna belum bisa dikatakan tampan, tapi dia sangat manis. Hidung kecil yg menjulang, mata yang sipit sehingga jika tersenyum hanya terlihat seperti garis melengkung yang berhasil membuat semua gadis menelan saliva jika melihatnya, belum lagi ditambah dengan tubuh atletisnya. Sehingga tak heran jika Cenna termasuk most wanted disekolahnya.

Namun ada apa dengan cewek yang satu ini? Setiap bertemu hanya tatapan datar yang Cenna dapat, bahkan tak jarang melengos darinya. Tidak seperti cewek-cewek lain yg jika melihatnya sudah seperti pemandu sorak dadakan. Membuatnya semakin penasaran dengan Axi.

"Xi, kok lo dingin banget sih jadi cewe?"

"...."

"oyy Xi!!" Cenna kesal pertanyaannya tak dijawab.

"hmm."

Cenna tak bisa berkata apa-apa lagi, dia benar-benar diuji kesabarannya. Saat Axi selesai meletakkan semua buku ditangannya, tiba-tiba tubuhnya terhentak. Haluannya berubah menjadi berhadapan dengan Cenna dan tangannya yang mencengkram bahu Axi...

PLAK!!!

Pipi Cenna terasa panas, lamban Cenna menyadari gerakan reflek yg dilakukan Axi hingga berhasil menamparnya. Cenna melepas cengkramannya.

"Bodoh!" Axi berkata dingin dengan tatapan tajam. Cenna tau Axi sangat marah, namun Axi tetap terlihat tenang.

"Jangan pernah sentuh gue lagi." Ucap Axi memperingatkan, sebelum ia pergi meninggalkan perpus.

Dan Cenna? Dia hanya diam, khusyu mengelus pipinya yang memerah karna tamparan Axi.

"wow!!" Cenna bergumam. Disusul senyum yg tiba-tiba mengembang.

***

Fiuuhh!! update lagiiii😂 pendek ya? gapapa deh😆😆
kesian ya si Cenna kena tabok :'v tapi ko dia malah kesenengan gitu yak?:v

Kalo emang ada yg nunggu cerita selanjutnya bakal gue update lebih banyak deh *ngerayu ceritanyee wkwk

oke selamat membaca gaes :v voment yaa kalo suka 😊 see...

MAY I ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang