Chapter 5

1.1K 39 1
                                    


Setelah selesai sarapan, aku membantu Kaa-san membersihkan rumah kemudian aku menyiram tanaman. Semua pekerjaan telah selesai, aku bingung mau melakukan apa lagi. Biasanya hari minggu begini aku hang out bersama Ino dan Tenten, tapi rasanya hari ini aku sedang ingin sendiri. Aku mematikan ponsel dari semalam, pasti Ino dan Tenten sudah menghubungiku berkali-kali. Biarkan sajalah aku malas menyalakan ponselku. Aku menghabiskan waktu hanya dengan menonton televisi.

"Sayang mau ikut Kaa-san belanja ?" Tanya Kaa-san mendekati aku yang berada di ruang keluarga. Aku beprikir sejenak, sebenarnya aku mau ikut tapi aku tidak dalam mood yang baik.

"Hm.. Tidak deh Kaa-san Saku di rumah saja ya ?"

"Oh begitu.. Ya sudah Kaa-san pergi dulu ya sayang" Ucap Kaa-san kemudian mencium pipiku.

"Hati-hati Kaa-san" Kaa-san berjalan keluar rumah, namun setelah itu Kaa-san berteriak dari luar.

"Sakura ada temanmu !"

Aku berpikir sejenak siapa yang datang, aku pun langsung berjalan ke luar. Aku lihat Kaa-san sudah mengendarai mobilnya dan terlihat dua orang gadis nyengir ke arahku dari teras. Mereka adalah sahabatku yang berisik, Ino dan Tenten. Aku pun mempersilakan mereka masuk, aku mengajak mereka ke kamarku dan aku mempersiapkan camilan untuk mereka.

"Ini aku letakkan di meja ya minuman dan camilannya" Ucapku sambil meletakkan nampan di meja.

"Hai arigatou" Ucap mereka berbarengan.

"Ada apa kalian kesini ?"

"Hanya ingin main, lagi pula aku menelponmu berkali-kali tapi ponselmu tidak aktif. Kami jadi khawatir tahu" Ucap Tenten.

"Kenapa tidak mengaktifkan ponsel si Forehead ?"

"Hehe maaf.." Aku tertawa kikuk.
"Hm.. Aku lupa mengisi dayanya. Dan.. Aku takut Gaara menghubungiku" Aku menunduk, aku teringat kembali kejadian kemarin.

"Kenapa kau menghindarinya ? Lebih baik kau minta penjelasan padanya" Ucap Ino.

"Kami sudah putus"

"NANI ???" Ucap Ino dan Tenten kompak, terkejut mendengar pernyataanku tadi.

"Serius Sakura ?" Tanya Tenten, aku pun menganggukkan kepalaku, rasanya hatiku kembali sakit lagi mengingat kejadian kemarin.

"Jadi.. Gaara benar selingkuh Forehead ?"

"Ne.. dia selingkuh hiks.. hiks.. Aku tidak menyangka Gaara seperti itu. Selama ini aku selalu mempercayainya.. hiks.. Aku juga menjaga perasaanku hanya untuknya. Tapi apa salahku ? Kenapa disaat aku merasakan cinta pertamaku, aku malah disakiti seperti ini ? hiks.. hiks.. hiks.." Aku pun menangis, aku sudah tidak bisa menahan air mataku lagi.

"Dia bilang akan memutuskan Matsuri tapi aku tidak mau dia memutuskannya, cukup aku saja yang disakitinya.. Ku rasa Matsuri lebih cocok dengannya hiks.. hiks.. hiks.." Tangisku kembali pecah, hatiku benar-benar sakit mengingat Gaara. Ino dan Tenten memelukku, mereka mencoba menenangkanku. Tapi aku susah sekali menghentikan air mata ini.

"Sudah Sakura tenang.. Jangan menangis terus" Ucap Tenten dengan mengusap punggungku.

Beberapa menit kemudian aku baru bisa menghentikan air mataku, tapi aku masih sesenggukkan untuk bicara.

"Ini minum dulu" Ino menyodorkan minum kepadaku. Aku pun mengambilnya dan meminumnya.

"Ma.. Maaf.. A.. Aku.. Jadi menangis begini.." Ucapku terbata-bata.

"Tidak apa-apa Sakura kami mengerti. Hatimu pasti sakit sekali, aku bisa merasakannya. Kau jangan terlalu memikirkannya Sakura, perlahan-lahan kau pasti bisa melupakannya. Sekarang tersenyumlah.." Ucap Tenten dengan senyumannya.

Sakura Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang