MARRIED BY LOVEENAM
"Anyway, I really like you. You hugged me when I was quietly smilling babe. I waited for today, for you sweetness. Look at me, I'ii protect you babe. I dream everyday of holding your hand and flyingforever, until always."
- BEST LUCK ( CHEN )
"Gue bakal berjuang sampai ke titik darah penghabisan, demi lo juga demi anak kita." Meskipun Daniel berbisik, tetapi aku sangat sadar betul jika Daniel mengucapkannya dengan penuh tekad dan aku percaya Daniel tidak akan mengingkari janjinya itu, apalagi mendengar keyakinannya ketika mengucapkan kata anak kita.
Aku tidak sanggup untuk mengeluarkan suara karena rasa haru, sedih, bahagia, dan bingung yang aku rasakan saat ini. Di satu sisi aku sangat bahagia melihat hasil pemeriksaan yang aku lakukan tadi pagi, pemeriksaan yang mengatakan jika aku sedang mengandung buah hatiku bersama Daniel. Tetapi di satu sisi aku juga sangat sedih karena anak ini ada di saat kami belum mengikat janji hidup dan mati di depan altar Gereja, aku tak mau mengatakan jika anak itu adalah sebuah kesalahan, karena yang bersalah itu aku dan Daniel bukan anak ini.
Bebanku ternyata gak cuma sampai di situ saja, disaat aku yakin permasalahan ini bisa cepat teratasi karena aku yakin Daniel akan bertanggung jawab, berita tentang aku yang akan dijodohkan membuatku terguncang, lebih terguncang dari tadi pagi saat aku melihat hasil dari tespact yang aku gunakan. Daniel mengatakan kalau aku akan dijodohin dengan seseorang, seseorang yang mereka sebut paribanku, tidakah semua ini sangat membingungkan? Kenapa tiba-tiba sekali?
"Kamu percaya, kan?" tanya Daniel yang mengalihkanku dari pikiranku yang melayang ke perjodohan itu.
Aku mengangguk dan berusaha untuk tersenyum. "Aku percaya."
"Nah gitu! Karena di dalam sini udah tumbuh anak kita, darah daging kita." Daniel mengelus perut datarku yang membuatku kegelian, tetapi aku berusaha menahannya karena tak mau menghapus sinar kebahagian di kedua mata Daniel. "Jadi kita harus mulai dengan pengucapan aku-kamu, gak boleh lo-gue lagi," sambungnya.
Aku ingin mendengus mendengar suara Daniel yang terdengar dilembut-lembutkan yang justru terdengar seperti sinden yang sedang bernyanyi di atas panggung, tetapi lagi-lagi aku harus menahannya dan tak ada alasan untuk tidak tersenyum geli mendengarnya. "Okey."
Aku jadi teringat berlakangan ini aku merasa sangat aneh sekali. Aku selalu sensitif pada Daniel seakan-akan aku membencinya, tetapi kenyataannya aku mencintainya. Apa yang Daniel lakukan pasti selalu salah di mataku, aku pun tak jarang mengeluarkan kata-kata kasar makian, dan ketus yang sesungguhnya tak mau aku keluarkan. Daniel tak menyadari jika setiap aku memakinya atau memarahinya, aku akan menyesal setelahnya, aku akan memarahi diriku sendiri karena lepas kendali pada Daniel.
Aku sampai tidak mengenali diriku sendiri jika bersama Daniel, aku selalu bertekad untuk meminta maaf padanya dan kembali menjadi Kimy sesungguhnya, tetapi ketika berhadapan dengan Daniel semua tekad itu entah pergi ke mana. Keanehan itu membuatku frustasi sampai ingin rasanya aku pergi ke psikolog untuk menceritakan keanehan-keanehan itu.
Setelah menimang-nimang akhirnya aku memutuskan untuk pergi menemui Daniel dan menceritakan semua keganjalan sikapku ini, mana tahu setelah Daniel mendengar jika aku sama sekali gak bermaksud bersikap galak dan menyebalkan padanya, ia akan memakluminya dan tak muak akan sikapku. Aku takut dia akan muak dan pergi meninggalkanku.
Saat aku membuka lemari untuk mengambil handuk baru, aku melihat dua pack pembalut yang baru aku sadari sudah tidak aku gunakan sekitar dua bulanan. Aku ingat betul jika aku membelinya saat ingin pindah ke Bandung, itu berarti aku sudah tidak haid selama... dua bulan?
KAMU SEDANG MEMBACA
-2 MARRIED BY LOVE
ChickLitKetika cinta memang harus diperjuangkan. Ketika tanggung jawab harus dilaksanakan Ketika aku, hanya untuk kamu. Dan kamu, hanya untuk aku. Sekuel dari MARRIED BY ACCIDENT. Cerita dari seorang Daniel yang haru...