StL-2

100 14 3
                                    


"Justin!" panggil Kelvin membuat Justin menoleh kearahnya. "Hm." jawab Justin singkat. "Singkat amat bang jawabnya," ucap Kelvin. Seseorang menepuk kencang bahu Kelvin dari belakang yang membuatnya menengok ke arah belakang dan mendapati Aldrin dan Eldrin yang sedang cengengesan. "Sakit goblok!" ujarnya pada Eldrin dengan tangan mengusap-usap bahunya. "Wadoh! Masa ketos ngomongnya kasar," ledek Eldrin. "Ya nggak, Al?" lanjut Eldrin. "Yoi brother," jawab Aldrin lalu ber-high five dengan Eldrin.

Kelvin kembali menatap Justin, dan melirik sedikit kearah El dan Al, "Apa lo, liat-liat gue?" menatap balik Kelvin dengan sinis. "Yeeh, ge'er lo, siapa juga yang liatin lo." Justin yang melihat itu, jengah sendiri dan berdehem membuat Kelvin dan Al langsung diam. "Ekhem," El hanya bisa cengengesan karena Kelvin dan saudara kembarnya ditegur oleh Justin, "Mamam tuh! Makannya jangan bacot! Hahaha," El yang sedari tadi menahan tawanya pun, tidak kuat lagi untuk menahanya dan langsung terbahak-bahak.

"Diem lo!" bentak Kelvin dan Al bersamaan, karena kesal dengan tingkah El. "Peace bro," El yang dibentak langsung mengangkat jari tengah dan telunjuknya ke udara membentuk huruf 'V' . "Jus, bantuin gue buat ngehukum anak baru yang ada di lapangan dong." sambil melirik kearah lapangan.

Hening...

"Krik..krik, emang enak dikacangin!" ejek Al pada Kelvin. "Jus, ayolah bantuin gue buat ngehukum tuh anak baru. Lo kan waketos jadi harus bantuin gue." Kelvin menatap Justin dengan mata puppy eyes. Justin yang sedari tadi diam akhirnya bergumam sebagai tanda persetujuan. "Hm."

"Vin, muka lo nggak usah dimelas-melasin deh, udah melas dari lahir!" celetuk Al terbahak-bahak bersama El membuat Kelvin menatap mereka tajam.

"Sakit hati dede bang," ucap Kelvin dramatis.

Sepanjang koridor sekolah Justin, Kelvin, dan Si Kembar menjadi pusat perhatian seluruh siswi. Banyak pula yang membicarakan mereka secara terang-terangan, dan ada juga yang menatap mereka kagum.

Gantengnya ngalahin cowo gue!

Ya Tuhan, Justin kok ganteng

Sungguh indah ciptaanmu yang satu ini

OMG... gantengnya mereka

Kapan gue bisa jadi pacar mereka

Kenapa mereka harus setampan dan semanis ini

Pengen gue culik ih mereka biar bisa sama gue terus

Dan masih banyak lagi, ungkapan-ungkapan dari siswi yang mengagumi mereka. Si Kembar yang juga menjadi bahan perbincangan siswi-siswi, malah tebar pesona yang membuat mereka histeris seketika. Kelvin memutar bola matanya malas, selalu saja seperti itu. Sedangkan Justin yang memimpin didepan hanya memasang wajah datar dan dinginnya.

___________________________

'Datar banget tuh muka udah kaya papan triplek'batin Alexis saat melihat ekspresi datar Justin yang baru datang. Merasa diperhatikan, Justin menoleh dan menaikkan sebelah alisnya ke arah Alexis, tanpa sadar perbuatan Justin barusan membuat siswi lainnya menahan napas melihat kadar ketampanan Justin yang bertambah. Alexis membuang arah pandangannya sembarangan, kemanapun asalkan tidak ke arah Justin.

'Cantik' batin Justin. Tanpa sadar ia tersenyum kecil melihat tingkah Alexis, karna baru kali ini ada seorang perempuan yang membuang arah pandangnya dari Justin. Ingat  Baru.kali.ini.

"Kalian bertiga," ucap Kelvin membuat seluruh siswa-siswi menoleh ke arahnya. "Yang saya panggil mereka, bukan kalian." Tunjuk Kelvin ke Alexis, Retta, dan Fanya. "Ikut sa—" belum sempat Kelvin melanjutkan kalimat yang akan keluar dari bibirnya, Alexis sudah berjalan lebih dulu meninggalkan mereka. "Anjir! Baru kali ini gue ngeliat Kelvin yang notabenya ketos di acuhin adek kelas," ujar El sambil tertawa. Kelvin menatap El tajam membuat laki-laki itu diam seketika. "Mampus!" bisik Al.

Somebody to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang