Seorang laki-laki dengan tubuh altetis keluar dari sebuah rumah. Ia memakai baju yang biasa ia pakai untul berolahraga pagi. Ia berkeliling di daerah komplek perumahannya saja. Olahraga pagi adalah rutinitas yang biasa Gerald lakukan selama beberapa tahun terakhir ini.
Saat sedang jogging, Gerald tak sengaja melihat seseorang yang ia kenali. Namun, ia takut salah orang. Untuk memastikannya, Gerlad mendekati orang tersebut.
"Clowy?" sapa cowok tersebut. Mungkin bukan sapaan melainkan sebuah pertanyaan yang ia ajukan kepada cewek dihadapannya.
"Eh? Hai, gerald." sapa balik Clowy kepada cowok yang ia panggil Gerald.
"Sedang apa kau disini?" tanya Gerald kepada Clowy
"Aku sedang mandi." celetuk Clowy membuat Gerald bingung
"Mandi?"
"Aku sedang jogging, bodoh! Kamu tidak lihat aku memakai pakaian untuk olahraga?" Clowy tak habis pikir dengan Gerald. Kenapa cowok tersebut malah bertanya lagi, padahal ia bisa lihat pakaian yang dipakai oleh Clowy.
"Oh, aku hanya memastikan." jelas Gerald
Setelah percakapan singkat itu, Clowy dan Gerald memutuskan untuk berolahraga bersama. Kebetulan rumah mereka berdampingan, jadi bisa pulang bersama.
Gerald melihat ke jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul 10.00. Ia dan Clowy memutuskan untuk pulang, karena hari juga semakin siang.
"Terimakasih sudah menemaniku jogging." Clowy mengucapkan terimakasih kepada Gerald karena sudah mau menemaninya olahraga.
"Sama-sama. Aku juga berterimakasih karena kau mau jogging bersamaku."
"Sama-sama kembali. Ya sudah, kalau begitu aku masuk duluan ya?" Clowy berpamitan ke Gerald untuk masuk kedalam rumahnya.
"Tentu. Bye, Clowy." Gerald melambaikan tangannya ke arah Clowy
"Bye, Gerald." Clowy membalas lambaian tangan Gerald, sebelum ia hilang dibalik pintu rumahnya.
Setelah Clowy masuk ke dalam rumahnya. Gerald pun langsung menuju rumahnya. Ia tak langsung pergi mandi, berhubung hari ini ia libur kuliah, maka dari itu ia memanfaatkan waktu luangnya untuk bersantai-santai.
Gerald mengambil sebuah kaleng minuman dari dalam kulkas. Ia membukanya dan langsung meneguk minuman itu sampai habis. Setelah minuman itu habis dan membuang kalengnya ke tempat sampah, Gerald berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
Gerald membuka pintu kamar tersebut. Ia langsung saja membanting tubuhnya ke atas kasur king size miliknya. Saat ia menutup matanya, tiba-tiba saja ia teringat dengan seseorang. Seseorang yang berada jauh darinya. Bukan jauh dalam artian meninggal, tetapi hanya beda negara saja.
Ia mencari-cari benda pipih kesayangannya. Setelah menemukannya, tangannya langsung bergerak lincah di atas benda tersebut. Langsung saja ia tempelkan benda tersebut ke telinga kanannya. Panggilan ke tiga belum di angkat oleh si penerima. Saat panggilan ke enam, baru lah si penerima mengangkat telpon tersebut.
🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞
Alexis yang sedang memejamkan matanya, langsung terbangun karena mendengar suara dari handphone miliknya. Ia segera mencari keberadaan benda pipih tersebut. Alexis sendiri lupa dimana ia menarih benda itu.
Setelah menemukannya, Alexis tak langsung mengangkatnya. Ia melihat ke arah layar benda tersebut, untuk melihat siapa yang menelponnya. Setelah menbaca id-caller yang tertera dilayar handponnya, sebuah senyuman terbit di bibir gadis cantik itu. Alexis langsung saja mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody to Love
Teen FictionBerawal dari seorang gadis yang baru saja memasuki masa putih abu-abunya. Di masa itu ia sedang berusaha mencari jati dirinya, membuka lembaran baru, dan berusaha menlanjutkan hidupnya dengan atau tanpa adanya seseorang yang sangat berarti untuknya...