StL-4

39 5 0
                                    

"Alexis bangun! Udah jam setengah tujuh, lima menit nggak kebawah gue tinggalin," ucap Viona dengan keras.

Alexis sebenarnya sudah bangun. Namun, karena ia malas untuk mengikuti kegiatan MOS disekolahnya, jadinya ia bermalas malasan sebentar.

Alexis melirik jam weker yang berada diatas nakas, tepatnya di sebelah tempat tidurnya. 06.32 waktu yang di perlihatkan oleh Jam weker tersebut. Karena tidak mau membuat Viona marah, akhirnya Alexis berjalan kekamar mandi dengan langkah gontai untuk bersiap-siap sebelum jam masuk sekolahnya.

Tipe cewek seperti Alexis tidak membutuhkan waktu lama untuk bersiap-siap. Dia hanya membutuhkan 10 menit untuk mandi dan memakai pakaiannya. Rambut panjangnya ia kuncir kuda agar tidak gerah.

Setelah semuanya selesai, Alexis turun kebawah dengan tas yang berada di pundaknya. Dilihatnya Viona tengah memakan rotinya dengan mata kearah TV.

Cepat cepat Alexis duduk dan mencomot Roti isi milik Viona.

"Ayo, udah mau telat. " ucap Viona seperti tidak terbantah. Alexis baru saja mengunyah Rotinya. Sudah disuruh untuk berjalan keparkiran. Untung saja itu Viona sahabatnya, coba kalau bukan sudah Alexis tinggal sejak lama.

Keduanya masuk kedalam mobil milik Alexis, dengan Alexis sebagai pengemudinya. Jangan tanya kan roti milik Alexis, sudah pasti Viona yang mnyuapinya dengan potongan besar sehingga habis lebih cepat.

Mobil Alexis melaju dengan kecepatan kencang. Itu terjadi karena Viona yang meminta agar lebih cepat. Sehingga keduanya tidak perlu mendapat hukuman dari Kelvin sang KETOS.

"Al, lo nanti jangan buat ulah ya. " ucap Viona dengan nada peringatan. Pasalnya Alexis itu jika sudah bad mood maka ia tak segan-segan untuk melanggar aturan sekolahnya.

"Iya, tapi nggak janji. "Sahut Alexis pendek dengan mata yang lurus menghadap ke depan.

Mobil yang di bawa alexis berjalan dengan lancar, hingga tiba-tiba mobil yang di tumpanginya mendadak berhenti. Alexis biasa saja, berbeda dengan viona yang suda ketar ketir takut telat.

"Ale, mobil lo kenapa? Jangan bilang lo belum isi bensin, " ucapnya setelah keluar dari mobil Alexis.

Alexis dengan wajah datarnya menoleh dan mengangguk sebagai jawaban. Viona menghela napas kasar, sudah di pastikan ia akan terlambat dan mendapat hukuman.

"Yaudah, gue pesenin gobek aja, "ucap Alexis yang sudah mengeluarkan ponselnya untuk membooking layanan ojek online.

"Nggak, kalo lo telat, gue juga harus telat. " bantah Viona menatap jalan Raya yang ramai berlalu lalang dengan kendaraan masing masing.

Keduanya terdiam sampai suara klakson motor yang memecahkan keheningan keduanya.

"Kak Kelvin, "panggil Viona setelah tersadar ketika melihat Kelvin dengan motor hijaunya yang berhenti tepat dihadapan Alexis dan Viona.

"Kalian ngapain disini? "Tanya Kelvin setelah membuka helmnya.

"Ngamen, udah tau mobil gue mogok. Pake ditanya! " Alexis menjawab dengan nada dingin tapi terkesan ketus.

"Yaudah, lo mau gue tumpangin nggak? " tunjuk Kelvin pada Viona yang berdiri disamping Alexis.

"Nggak, ya kali gue ninggalin sahabat gue disini. " tolak Viona yang mendapat tatapan tajam dari Alexis.

"Lo pergi aja duluan. Ntar kalo lo telat gimana, udah sana cepet ikut tuh si KETOS. " ucap Alexis dengan penuh penekanan pada Viona yang keukeuh tidak mau ikut dengan Kelvin.

"Nggak mau Ale. Ntar kalo ada apa apa gimana, kalau lo di culik terus lo dijual di luar negri atau nggak di mutilasi gimana? "

Kelvin terbahak dengan perkataan Viona. Di culik dan di mutilasi? Untuk Alexis. Rasanya tidak mungkin karena gadis itu selalu menampilkan wajah datarnya.

Somebody to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang