(6)

500 59 0
                                    

Sana POV
Wah!Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya.Jam 4.30 aku bangun.Aku merapikan rambutku,lalu turun kebawah untuk memasak sarapan.Aku membuat pancake dan menuangkan susu kedalam gelas.Sudah jam 5.00,kemana si bulldog ya?

Aku naik keatas dan mengetuk pintu kamar Jun.Eh,ralat,pintu kamar tamu yang dipakai Jun.

"Jun."Aku mengetuk pintu kamar,tetapi tidak ada sahutan dari dalam.Aku membuka pintu dan...dia sedang tidur sambil memeluk gulingnya mesra.....di lantai.
"Aish!Jun!Hei!Bangun!"Aku berjongkok,lalu memukul tangannya.

"10 menit lagiii....."
"Hei!Sudah jam 6.00 tahu!"Dia langsung membuka matanya.
"Jinja!?Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi!"Dia langsung berdiri dan melihat jam,sedangkan aku berusaha menahan tawa ku.
"Yak!!!Minatozaki Sana!Ini masih jam 5,kau,aisssh!"
"Hahaha,baiklah,baiklah,maaf."dia memalingkan wajahnya dariku.
"Jun,ayo kita sarapan.Aku sudah membuat pancake."Dia menatapku,aku pun bingung.

"Hei?Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Memangnya kau bisa masak?"
"Kau tidak akan makan selama 1 bulan kedepan!Ingat itu!"
"Andwae!Sana,maaf kan aku,ne?"
"Cepat turun kalau kau masih mau hidup!"
"Hidup?Maksudmu?"Dasar bulldog.
"Kau mau makan tidak?!"Aku berteriak sambil turun dari tangga.
"Iya!"Dia langsung berlari keluar kamar.

Aku duduk berhadapan dengannya.Dia makan dengan lahap,bahkan sampai menambah 2 kali.
"Woah!Masakanmu enak San!"Aku tersenyum mendengar itu.Aku terus tersenyum sampai mataku bertemu dengan matanya,dia tersenyum.
"Teruslah tersenyum San,kau sangat cantik jika tersenyum."
"E..eh?"Jujur,aku gelagapan ketika dia mengatakan itu.
"Aku suka senyummu,sangat manis."Ada apa dengan jantungku?
"Aku sudah selesai,aku mandi dulu.Kita berangkat bersama."Dia berdiri,mengacak rambutku,lalu naik keatas.Aku merasa sangat hangat dengan sikapnya.Aku segera mencuci piring,lalu pergi mandi.

Aku turun dan melihat Jun yang sudah rapi dengan jasnya.
"Ayo San,nanti kita telat."
"Yasudah,ayo."Aku berjalan mengikutinya menuju mobilnya.

Aku memerhatikan jalan lewat jendela,masalahnya,sekarang sedang macet.
"Jun,kita telat."
"Tidak apa-apa,ada aku ini."
"Tapi kan kau anak direktur,aku?aku kan bawahanmu.Nanti aku dimarahi onni-chan."
"Aku sudah memberitahu dia,katanya tidak apa-apa."Aku agak lega.Kami telat 10 menit.

Ketika kami turun dari mobil,Yerin menghampiri kami.
"Hei kalian berdua,banyak dokter dan perawat yang menunggu kalian datang."
"Lalu?"
"Maksudku,kalian romantislah sedikit."
"Baiklah."Jun merangkulku dan kami pun berjalan masuk kedalam lobby.
"Wah!Mereka menjalin hubungan?"
"Mereka bahkan sudah dijodohkan."Ya,itulah yang mereka bicarakan.Tapi,tidak ada yang mengomentari dengan kata-kata negatif.

"Aku masuk dulu Jun."Jun mengantarku sampai didepan ruanganku.
"Baiklah,selamat bekerja."Dia langsung meninggalkanku.Aku duduk di kursi ku dan melihat berkas-berkas pasien yang akan aku tangani hari ini.Biasanya jika mereka mau berkonsultasi denganku,mereka akan membuat janji.

"Permisi."Aku mengangkat kepalaku.Seorang pria membawa jas putih dan menggendong tas masuk ke ruanganku.Wajahnya sangat chubby dan dia tersenyum padaku.
"Oh,dengan siapa?Apa anda salah satu pasien saya?"
"Ah,bukan.Aku mau bertanya,ruangan dokter spesialis jantung dimana ya?"
"Spesialis jantung?Tunggu,kau dokter yang menggantikan dokter Eunbi ya?"
"Ya,tepat sekali!Namaku Boo Seungkwan,aku dari Jeju."
"Aku Minatozaki Sana,semoga kita dapat bekerja sama dengan baik."
"Emm...kalau boleh tahu,dokter lahir tahun berapa?"
"Oh,aku tahun '96."
"Aku tahun '98,aku panggil dokter noona ya?"
"Iya,tidak apa-apa."Seungkwan sangat lucu dan ceria.Aku mengantar dia ke ruangannya,lalu kembali ke ruanganku.Tiba-tiba...

"Dokter Sana,kau ada operasi sekarang."Aku kaget,kenapa mendadak?
"Ada apa dengan pasien?"
"Dia terkena serangan jantung tiba-tiba."
"Jantung?Aku kan dokter bedah syaraf?"
"Tadi dokter Jun sudah memeriksa,tenyata dia terkena stroke."
"Baiklah."Perawat itu memberi tahu ruangan operasi dan membantuku bersiap.Di depan ruangan operasi aku bertemu dengan Jun.Wajahnya sangat panik.

"Jun?Kau kenapa?"Selama aku disini,aku tidak pernah melihat Jun sepanik itu.
"Tolong selamatkan dia,tolong."Aku bingung,apa pasien ini ada hubungannya dengannya?
"Tentu saja,memangnya kenapa?"
"Dia saudara ku,tolonglah dia San."Aku mengangguk mengerti dan menepuk pundaknya.
"Jangan takut,aku akan berusaha."Dia menatapku,lalu tersenyum.Aku pun masuk kedalam ruang operasi.

Jun POV
Sudah lebih dari 5 jam Sana didalam ruang operasi.Aku tidak mungkin menunggu,karena aku juga harus menangani pasienku.Semua berkas-berkas pasien Sana ditangani oleh Momo.Sana melewatkan makan siang dan dia belum keluar juga.Ayah ku,Ibu ku,dan paman ku sudah menunggu didepan ruang operasi.Sana sudah berada di ruang operasi dari jam 7.00 dan sekarang sudah jam 22.30,berarti sudah sekitar 15 jam dia didalam sana.

Tiba-tiba pintu terbuka dan seorang perawat berlari ke ruang obat dan kembali lagi dengan membawa beberapa obat.Aku pun mulai khawatir,khawatir pada saudaraku dan pada Sana.Tepat jam 23.00,Sana keluar.Bajunya penuh dengan bercak darah,wajahnya sangat pucat,dan keringat bercucuran di wajahnya.

"Bagaimana Minatozaki?"Ayahku langsung menanyai Sana.Sana tersenyum,aku tahu artinya.
"Operasinya berhasil,tapi pasien belum sadar jadi belum ada kepastian kapan dia akan sadar."Kami semua lega dan senang.
"Dokter,terima kasih banyak."Pamanku menjabat tangan Sana.
"Tidak apa-apa,saya undur diri dulu."Dia berjalan menuju ruang ganti.
"Jun,kami ke ruangan Minghao dulu ya?"
"Baiklah."Keluarga ku pergi.

Tak lama kemudian,Sana keluar.
"Sana,kau berhasil!Terima kasih."Dia ,mengangguk dan tersenyum.
"Jun,aku lapar."Pastilah!16 jam dia didalam ruang operasi.
"Baiklah,ayo kita makan.Kau mau cheesecake?"Dia langsung mengangguk semangat.
"Tapi kau harus makan dulu,cheesecake nanti."Dia mengangguk.Aku pun berjalan dengan Sana ke parkiran mobil.

"Sana,kau mau makan apa?"
"Apa saja Jun,aku pusing."Aku memerhatikan wajahnya,lalu langsung melesat pulang.
"Loh,kok pulang?Cheesecakenya bagaimana?"
"Kau sakit hamster,aku tidak akan memberimu cheesecake jika kondisi mu masih seperti ini."Aku menuntunnya ke kamarnya.
"Kau ganti baju dulu,aku buatkan sup."Dia mengangguk dan menutup pintu kamar.

"Ayolah Sana,satu suap lagi selesai."Aku menyuapi Sana,dia memang mudah dalam urusan makan.
"Aku kenyang,kau saja yang makan."Aku menatapnya.
"Sana ku,sayangku,cintaku,kamu harus makan."Dia memasang wajah jijik,lalu langsung menyuapkan porsi terakhir ke mulutnya.Aku terkekeh,lalu membawa mangkok ke bawah.

"Sana,tidur."Aku membantu dia tidur dan menyelimuti badannya.
"Aku belum mengantuk."
"Yasudah,tapi tidur ya?Kondisi mu sedang tidak baik.Kau tidak perlu masuk besok,aku sudah izin dan aku akan menemanimu."
"Baiklah,jaljayo Jun."
"Ne,jaljayo."Aku pergi menuju kamar.Aku tidak bisa tidur,entah kenapa.

"Jun,temani aku."Dia berteriak dari kamar sebelah.Aku langsung pergi menuju kamarnya.
"Kenapa?Ada yang sakit?"
"Aku kedinginan."Padahal sudah aku selimuti dengan selimut yang tebal.
"Yasudah aku temani."Aku tidur disampingnya dan dia tanpa ragu langsung memelukku.Entah kenapa,aku ingin sekali terus bersamanya.Tidak mungkin,aku tidak mungkin menyukai Sana.
Aku memeluk dia dan menyelimuti tubuhku dan tubuhnya dengan selimut.

Dia selalu membuatku ingin memeluk dan melindunginya,entah kenapa.Apakah ini namanya rasa sayang?Molla.

Blueberry CheesecakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang