Episide II

2K 92 8
                                    


Bella menglongokkan kepalanya ke Dalam kelas X-7. Matanya menelusuri tiap bangku yg ada; mencari seseorang yang telah meminjamkannya topi setengah jam yang lalu.

"Nggak ada Kel, dianya."Kata Bella sembari tetap cari orang yang ingin di temuinya.

"Liatin yang bener. Mata lo kan ga waras Soalnya,"Sahut Kelya

"Sialan lu."gerutuk Bella, si Kelya menghiraukan perkataan sh Selena dia sibuk mengunyah roti.

"Cari siapa, Bel?"tanya Maura Saat gadis itu ingin membuang sampah. Maura adalah teman smp Bella tatpi dia tidak trlalu akrab.Ckup saling sapaan doank.

"Ah,emmm Riosnya ada?"kata Bella.

"Dia am teman-temanya klo  balik kelas agak mepet bel masuknya Sel."jawab Maura

"Maksh ya bel, yaudah deh nanti gua balik lagi ke sini."kata bella

Bella menarik Tangan Kelya untk pergi"Anjirr,Sel jngn trik-tarik tngn gua dong bagus rotinya kga Jatoh?" kesel Kelya.

"Iya deh, Maaf ga ulangin lagi."Kata Kelya

"Iya,Bagus gua orangnya Pemaaf."Kata Kelya,Sedangkan Bella mencibir.

Di kantin, suasana Cukup ramai setelah upacara berlangsung.Meskipun sebentar lagi Masuk, tetapi tidak menyurutkn keinginan mereka untuk memakan atau sekedar untuk minum dan juga ngobrol-ngobrol.

"Tdi lu di apain am bu yani?"tanya Alvaro sambila mencomot Satu Bkwan yg mash panas.

"Ga di apa-apain kan gua ganteng"

"Siapa?"Alvaro menaikan satu alisnya.

"Gua?"kata Rios

"Yang Nanya"

"Mati lu mati."Kata rios melemparkan pilus yang ada di meja kantin ke muka alvaro.

"Cewek tdi Siapa Cuk?" Sandy angkat suara setelah makanan bakso yg dia pesan nya Abis.

"Gatau gua juga,"Rios mengedik bahunya. Melanjutkan kegiatanya yang sempat tertunda; memkan kacang tinggal Setengah bungkus.

"Lah anjir gatau dia."Sahut Nathan sambil tertawa.

"Rios mah yang tau cuman  bok--aduh,Anjir sakit! Njing."Sandy  meringis begitu ia merasakan berdenyut saat Rios  memukulnya dengan topi Alvaro.

"Lo emg mesti gua rukiyahin ya? Jangan gitu dong tar percitraan di siswa laen gua turun!"protes Rios

"Lah citra lu emg udh merosot kli di mata gua, ya ga cuk? Yaiyalah masa ga iya. Lo ga asik."Nathan menunjuk Alvaro dan Sandy bergantian kmudian bersedekap dada.

"Ya Tuhan Sembuhkan teman saya ya tuhan. Saya lelah dengan dia yg ayan setiap saat,"Alvaro menengadakan tanganya ke atas, seperti orang sedang  berdoa.

"Eh, maksud lu ayan?Kurang ajar lu?Dasar Temen Laknat!"

"Macem Cewek alay lu ambekan."Sandy tergelak, ia melemparkan tissue bekasnya kearah Nathan.

Rios dan Alvaro ikut tertawa, Masa bodo jika suara tawa mereka mengundang banyak perhatian dari siswa-siswi laen.

"Najis kita punya temen kaya lu,"kata Rios setelah Tawanya meredah.

"Cowok itu berdiri, mengacak pelan rambutnya agar beberapa hrlai rambutnya tidak menghalangi pandanganya.

"Nat,gua cuman mau bilang aja sh sama lo."kata Rios menempuk pundak Nathan.

"Apaan?"

Rios menatap Alvaro dan Sandy bergantian. Seperti mempunyai rencana yg sama, 2 cowok itu berdiri dari duduknya. Tatapan Rios kembali ke Nathan yg Sibuk dengan cermin kecil yg ia temuin tadi. Menata rambutnya yang telah diberi gel, sehingga menjadi kaku bebrapa bagian.

Troblemaker BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang