Emily POV
Satu hal yang harus aku ingat tentang pria ini.Dia tak persis seperti apa yang semua orang pikirkan tentang dirinya.
Aku kecewa dengan diri ku yang sempat kagum padanya dan aku juga kecewa dengan dirinya yang ternyata seperti ini.
Ya ampun. Bayangkan saja, saat ini dia sedang melakukan Single Lip Kiss pada bibirku.
Walau ini bukan Ciuman pertama ku, tapi tetap saja!
Aku tak tau harus bagaimana. Ini terjadi begitu saja. Didepan banyak wartawan dan klien tetap kami, ah jangan lupakan para investor.
Nyala blitz dari kamera-kamera itu tak henti-hentinya berkedip.
Apa yang harus aku lakukan?!
Saat ini aku hanya bisa terdiam, dan biar CEO muda ini saja yang memimpin. Toh.. Aku nggak bakal rugi. Dia lah yang akan rugi.
Dapat kurasakan kalau mulutnya menguarkan bau wine yang menyengat, pantas saja tingkahnya gila seperti ini. Tidak seperti dia yang biasanya.
"Bi-bisahh......Hahh... kauh be-berhenti..hh" Aku mengucapkan kalimat itu dengan susah payah. Gila pria ini menghabiskan banyak O2 di tubuhku.
Dia akhirnya sadar. Dan kaget.
Tapi reaksi itu sudah terlambat. Saat semua saksi mata menangkap adegan ini.
Dia dengan cepat menetralkan wajah dan nafasnya.
Begitu juga dengan ku.
Aku bertanya-tanya. Apa yang akan ia lakukan setelah ini?
Setelah insiden ini. Apa yang akan terjadi?
Dia mulai menjauhkan tubuhnya.
Tapi tidak tangannya. Apa ia sudah gila?
Dia memajukan kepalanya kedepan pengeras suara,"Ekhm.... Maaf atas adegan live tadi, sebenarnya aku hanya ingin memperlihatkan sebesar apakah rasa cinta ku padanya. Tapi karena terlalu terbawa suasana, aku melupakan kalian semua." Kata CEO breangsek ini, semua orang lalu tertawa.
"Jadi mari aku perkenalkan, dia adalah calon istriku. Yang akan membantuku tetap konsisten pada perusahaan kami. Jadi jangan ragu untuk bekerja sama ataupun menandatangani kontrak dengan perusahaan kami. Karena aku sebagai CEO akan mengerahkan seluruh tenaga dan usaha yang kami punya, dengan campur tangan dan kasih sayang seorang istri darinya. Terima kasih." Ucapnya berpidato. Yang sesekali menatapku. Apa dia berakting drama.
Aku tercengang.
Istri?
Istri?!!
Aku?
Aku melotot padanya. Tapi ia hanya membalasku dengan wajah datarnya.
Semua orang terlihat sangat puas dengan apa yang ia paparkan tentang perusahaannya.
Salah seorang yang setauku klien incaran kami, maju. Dan berjabat tangan dengannya.
"Pidato Sambutan Anda sangat baik. Aku senang bisa bekerja sama dengan Anda." Ucap bapak berkumis yang elegan didepan ku.Aku masih syok. Tapi pria disampingku malah tersenyum ke bapak itu dengan jejeran gigi putihnya.
"Terima kasih. Tentu saja, Kami juga merasa senang bisa mendapat klien seperti Anda." Ucapnya.Setelah itu, seluruh wartawan mengelilingi kami. Dengan banyak pertanyaan.
"Kapan Anda akan menikah?."
"Sejak kapan hubungan Anda dimulai dengan calon istri Anda?."
"Berapa tahun Anda berpacaran?"
"Dimana Anda bertemu dengan istri Anda?."

KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Wife IDEAL ✔
Chick-Lit[COMPLETED] Dia yang awalnya hanya sekertaris biasa yang sangat bertanggung jawab penuh dengan profesinya itu, ternyata sama bertanggung jawabnya saat ia sudah menjadi seorang istri. Bukan lagi sekertaris ideal, tapi ia juga sekarang sudah menjadi i...