27. Menipu mu adalah hal yang paling menyakitkan

33.2K 1K 1
                                    

__________________________________________

Hai Readers !!! BAGIAN :

26. Kebahagiaanmu yang terbaik untuk diriku

[ DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBIT ]
____________________________________________

Emily mengendap-endap dalam gelap. Ia keluar dari kamar itu, dan berjalan menuruni anak tangga.

Emily terus berjalan membawa tasnya juga kopernya yang sempat ia bawa keluar kamar.

Emily terus berjalan hendak membuka pintu rumah, tapi tiba-tiba lampu diruang tamu itu menyala.

Emily menghentikan pergerakannya, dan melirik ke arah satu-satunya orang yang berada diruang tamu itu selain dirinya.

"Li-Liam? Sedang apa kau berada disini?" Tanya Emily.

"Seharusnya itu yang mau aku tanyakan Padamu. Sedang apa kau disini?" Tanya Liam.

"Aku ingin...
"Apa aku jujur saja? Ya kurasa itu akan lebih baik, aku juga harus menambahkan sedikit kebohongan." Batin Emily.

"......aku ingin pergi dari rumah dan orang-orang yang ada dalam rumah ini. Aku sudah lelah bermain- rumah-rumahan- keluarga bahagia kalian. Aku sudah muak." Kata Emily akting.

"Hah? Mengapa kau tiba-tiba jadi seperti ini? Apa sesuatu telah terjadi?" Tanya Liam, terdengar khawatir.

"Tutup mulutmu! Aku tak suka mendengar suaramu. Apa kau ingin tau suatu hal? Apa kau masih ingat saat aku pulang terlambat dan basah kuyup tadi? .....Yah... Faktanya adalah, aku baru saja pulang dari kencan, dengan cinta pertama ku yang pernah aku beritahukan Padamu. Aku bohong soal pergi ke toko buku itu. Dan sekarang aku sadar, aku harus memberikan seluruh hidupku untuk cinta pertamaku bukan untuk orang-orang seperti kalian. ...Apa kau puas? Baiklah.. Aku ingin kalian tau-..." kata Emily yang tak sempat ia selesaikan karena Liam telah mengintrupsi nya untuk berhenti bicara.

"Cukup. Keluar sekarang. Kau tak perlu mengatakan apa-apa lagi sekarang, aku tau hal seperti ini pasti akan terjadi. Jadi pergilah sekarang sebelum aku makin membencimu." Kata Liam dengan penuh penekanan.

Emily tak lagi berbicara, seperti apa yang Liam katakan. Ia keluar dari rumah itu tanpa sepatah katapun.

Ia tak juga akan berbalik memandang rumah yang pernah membuatnya berfikir telah menemukan keluarga yang sesungguhnya.

"Setidaknya ini yang terbaik untuk kalian." Batin Emily dengan air mata yang ia tahan agar tak keluar dari kelopak matanya.

Sedangkan Liam, ia memandang kepergian Emily.

Walau ia sendiri yang mengusirnya, tapi ia tak menyangka. Hatinya akan sesakit ini, bahkan lebih sakit jika dibandingkan dengan pernyataan Emily tadi.

Rasanya ia tak ingin memercayai seluruh manusia dibumi, ia hanya ingin percaya pada Emily saja.

Tapi saat dia mengingat Emily berkata 'kencan dengan cinta pertamanya' seluruh darahnya terasa mendidih.

-----
Author POV
Esoknya, semua karyawan di COM.YU sibuk dengan proyek baru mereka. Begitupun dengan Emily dan Liam.

Tak satupun dari mereka berdua memulai percakapan pribadi, mereka hanya bicara seputar pekerjaan.

Orang-orang yang kenal mereka sudah biasa melihat pemandangan seperti ini, pasangan yang aneh. Tanpa nuansa romantis.

Tapi bagi Bertha yang sangat dekat dengan Emiliy sangat yakin. Sesuatu telah terjadi diantara keduanya.

Bertha mendatangi ruangan Emily. Dan benar saja sesuatu memang benar-benar terjadi. Emily menangis sendirian diruangan itu.

"E-Emily... apa yang terjadi? Mengapa kau menangis seperti ini?" Kata Bertha menenangkan Emily.

Emily tersedu-sedu. Bertha yang tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi hanya bisa memeluk dan menenangkannya.

"Tenanglah.. semuanya akan baik-baik saja. Aku tau kau bukan tipe orang yang akan memberi tahu masalah mu.. tapi satu hal yang pasti. Apapun yang terjadi aku akan ada untuk membantumu. Tenanglah.. kau harus kuat." Kata Bertha.

Emily terus menangis dan membuat baju Bertha menjadi basah.

"Sekarang. Hapus air matamu.. dan aku sarankan kau memperbaiki makeup mu terlebih dahulu. Kau tau sebentar lagi kita akan rapat direksi." Kata Bertha.

"Ah.. aku baru mengingatnya. Maaf Bertha aku telah membuat mu basah." Kata Emily sambil menghapus jejak air matanya.

Bertha menepuk pundak Emily,
"Tidak masalah. Anggap saja aku ini adalah kakakmu, saat kau ingin bersandar pada seseorang datang lah padaku.
...Dan aku serius soal memperbaiki makeup mu, wajahmu sangat kacau. Kau tau." Kata Bertha sambil tersenyum.

"A-Aku tau... pergilah. Kau juga harus mengganti bajumu. Kau sangat basah." Kata Emily sambil mendorong Bertha yang tertawa keluar ruangannya.

Emily menutup kembali ruangannya. Dan bersandar pada pintunya..

Emily menghela nafas panjang.

"...untuk saat ini. Aku harus kuat. Aku yakin akan terbiasa tanpamu" kata Emily membayangkan wajah liam.

------
Emily POV
"Apanya yang akan terbiasa. Aku sekarang mengkhwatirkan Ibu yang ku tinggal sendiri dirumah besar itu...

Pasti dia sedang mencari-cari ku" batin Emily sambil berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai 2 ruang rapat.

Saat sedang berjalan. Ia tak sadar saat berpapasan dengan Liam yang juga masuk kedalam lift yang sama.

Liam POV
Liam sedang berjalan menuju lift.. dan dia melihat Emily memasuki lift yang sama yang akan ia gunakan.

"Apa aku tampak sebagai orang asing baginya sekarang. Mengapa ia terus saja mengabaikanku selama seharian ini.. ini mebuatku frustasi..

Apa ia sudah tidak peduli lagi dengan aku-.. tidak, apa ia sudah tidak peduli lagi dengan ibu?.."

"Apa yang harus aku lakukan dengan perintah ibu. Ia ingin mengundangnya makan malam. Dan aku tidak yakin ia akan mendengarkan ku dengan kondisi kami yang sekarang." Batin liam.

Liam dan Emily untuk beberapa saat hanya saling berdiam diri dalam lift yang hanya ada mereka berdua.

Original Story by;
Sheriligo

Secretary Wife IDEAL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang