bonus chapter; 2

1.2K 230 43
                                    

Setelah menunggu 2 jam lamanya, mama Chanyeol-pun terbangun dari pingsannya.

"Chanyeol?" tanya mama Chanyeol.

"Iya mah?"

"Panggil Wendy,"

Chanyeol-pun memanggil Wendy yang sedang menggigiti kuku jarinya resah.

"Ntar cacingan," Chanyeol mencolek bahu Wendy hingga terlonjak kaget.

"Mama kamu udah bangun, kak?"

"Udah, katanya mau ketemu kamu,"

Wendy yang resah semakin terlihat resah.

"Kak kalo aku-"

"Udah temuin aja, yuk." Chanyeol menggandeng tangan Wendy ke kamar mama Chanyeol.

"Ayo doa dulu." Chanyeol menjulurkan lidahnya.

"Sempet-sempetnya aja ish!" Wendy menggerutu.

"Lah kamu sempet-sempetnya aja ngedumel."

"Ih tau ah!" Wendy menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Udah sana masuk." Chanyeol mendorong-dorong tubuh Wendy agar masuk ke kamar mamanya.

"E-eh, tante udah bangun?" Tanya Wendy, basa-basi.

"Sini nak." Mama Chanyeol menepuk-nepuk bagian pinggir kasurnya, Wendy pun dengan segera menghampiri dan duduk disana.

"Nak mama mau ngomong-"

Wendy langsung berdiri dari kasurnya dan berlutut di hadapan mama Chanyeol.

"Tante, maafin Wendy. Wendy ngga bermaksud gitu kok. Itu cuma hal yang gak disengaja. Tolong jangan-"

"Mama juga udah tau, Wen. Tapi bukan itu yang mama mau omongin."

Wendy mengernyit heran.

"Apa ma?"




















































































"Kamu mau janji kan kalo di masa depan kamu bakal nikah sama Chanyeol?"

Pipi Wendy pun merah padam.

Float; chanyeol+wendy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang