4. Toko Buku

138 15 14
                                    

Senja telah usai, malam telah terlewat, hingga pagi-pun menyapa. Seorang gadis tengah mempersiapkan penampilannya menuju sekolah. Ia tak perlu melapisi wajahnya bermacam-macam foundation, sebab ia telah dianugerahi kecantikan alami oleh Tuhan.

Langkah kakinya satu per satu menuruni anak tangga, dengan langkah yang tak cepat dan tak pula lambat ia sampai di meja makan dan langsung menyambar sepotong roti untuk mengisi perutnya pagi ini. Setelah beberapa saat bersantai, ia melangkahkan kaki menuju sekolahnya mengendarai angkutan umum.

Untung saja Audrey mendapat angkutan umum yang penuh dengan siswa-siswa lainnya yang tengah berangkat sekolah juga, bukannya apa-apa hanya saja Audrey kurang nyaman jika ada orang tua atau orang dewasa di dalam angkutan umum tersebut.

Dengan menautkan sepotong kabel dengan bulatan diujungnya atau yang biasa di sebut earphone ia mendengarkan lagu sembari memejamkan mata. Namun, siapa sangka saat tengah mendengarkan lagu earphone Audrey ditarik oleh seseorang yang kemudian juga menyumbatkan ujung kabel ditelinganya. Karena terkejut, Audrey menoleh kesamping melihat seorang lelaki yang tengah memejamkan matanya seperti sedang menikmati lagu itu.

"Bintang?" Sapa Audrey.

Tanpa menjawab sapaan Audrey, Bintang hanya tetap memejamkan matanya sembari mengangguk-anggukan kepalanya seolah-olah ia menikmati lagu yang sedang di dengarnya.

Melihat itu, Audrey tersenyum dan langsung kembali mengarahkan pandangannya keluar angkutan umum yang sedang dinaikinya.

o0O0o

Saat sedang fokus-fokusnya menulis, handphone Audrey bergetar.

Bintang:
Rey, nanti sore ada acara nggak? Temenin gue mau? Btw, add back dong!

"Hah Bintang? Dapat LINE gue dari mana? ya?" Sahut Audrey di dalam hatinya. Tanpa pikir panjang Audrey-pun meng-add back.

Audrey:
Sore ya? Kayaknya bisa, mau kemana emangnya?

Bintang:
Ketoko buku.

Tanpa menjawab lagi, Audrey kembali terfokus kepada apa yang ia tulis.

Saat Audrey tengah fokus belajar, tiba-tiba ada seseorang yang melempar pena dan tepat mengenai kepalanya. Karena Audrey sedang dalam mode 'senggol bacok' jadilah sekarang ia meledak-ledak.

Untung saja tak ada guru dikelas, mulut Audrey masih saja berceloteh panjang lebar.

Setelah mendapat ceramah panjang oleh bendahara cantik kelas, mereka semua diam. Apalagi Audrey yang mengancam "kalau masih gue liat pena yang terbang, liat aja ntar kepala orang yang nerbangin pena bakalan gue terbangin juga." Seisi kelas langsung menatapnya horor tepat setelah Audrey selesai mengatakan kalimat itu.

....

Tepat menit ke-lima setelah Audrey marah-marah bel istirahat kelaspun berbunyi. Audrey berjalan menuju kantin sekolahnya sendiri, saat ini Salsa sedang tak berniat ingin ke kantin katanya.

Saat tengah duduk, sembari menetralisir detak jantungnya karena tadi ia sedang dalam keadaan yang berapi-api. Lagi-lagi, Bintang menghampirinya, "eh Rey, ini gue bawain minum. Lo capek 'kan abis marah-marah gitu?" Sahut Bintang yang entah darimana mengetahui kalau Audrey dari tadi marah-marah.

"Eh, tau dari mana?"

"Yaelah, kan gue cenayang" kata Bintang.

AudreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang