part 8

15 0 0
                                    

Semua orang pun terpaku melihat dayeon dan sehun yang berciuman.
Jaehyun yang geram melihat tindakan anak gadis nya yang berciuman dengan seorang namja yang tidak ia ketahui memilih menghampiri dayeon dan menarik tangan dayeon.

Ciuman dayeon dan sehun pun terlepas, akibat jaehyun yang menarik tangan dayeon dan ingin menampar dayeon namun tangan jaehyun terhenti di udara, karena merasa tidak berhak memukul anak orang.

Fakta itu sungguh menyakitkan bagi jaehyun, dia sungguh mencintai anak gadis nya. Dia ingin sekali percaya kalau dayeon itu adalah anak kandung nya. Namun saat melihat wajah dayeon, jaehyun kembali merasakan sakit hati nya.

Jaehyun memandang wajah anak gadis nya itu dengan tatapan sendu. Lagi-lagi dayeon menangis.
"Kenapa appa berhenti, tampar aku appa" ucap Dayeon sambil memegang tangan appa nya dan mengarahkan tangan appa nya ke pipi nya

"Aku.. Aku tidak berhak menamparmu" ucap jaehyun lemah yang sukses membuat tenggorokan dayeon tercekat

Setelah mengatakan hal itu jaehyun berbalik dan melangkah menjauh meninggal dayeon yang terisak.

Sungguh hati jaehyun sangat remuk melihat anak gadis nya ltu menangis seperti itu.

"Appa ku mohon tampar aku, hiks.. Hiks.. Jebal yo appa tampar aku. Kau berhak menamparku, karena aku anakmu appa.. Hikkss... Hiksss.. " teriak dayeon

Semua orang yang melihat itu pun berbalik dan meninggalkan dayeon
Eomma tirinya, dan yeri eonni tiri nya kembali masuk ke dalam rumah

"Sebaiknya kita pulang saja, kaja hanbin-ah" ucap daehwan sambil merangkul istrinya dan menarik tangan hanbin

Hanbin hanya terdiam pasrah dan berjalan mengikuti langkah appa nya

Dayeon pun tak henti-hentinya menangis, ia terduduk sambil memukul-mukul dada nya keras.

Sehun yang melihat dayeon merasa tidak tega, hati nya pun ikut sakit, airmata sehun pun hampir keluar. Melihat dayeon seperti itu sungguh menyakitkan bagi sehun.

Sehun pun menuntun dayeon untuk berdiri dan memeluk dayeon sambil menepuk-nepuk punggung dayeon pelan. Dayeon pun menagis sejadi-jadinya di pelukan sehun tanpa membalas pelukan sehun.

****

Sehun dan dayeon sudah berada di mobil, tidak ada satupun yang ingin membuka percakapan. Dayeon masih diam sesekali dia sesegukkan karena menangis, sedangkan sehun sibuk menyetir mobil nya menuju ke apartemen dayeon.

"Berhenti" ucap dayeon

"Kau mau kemana apartemen mu masih jauh dari sini?" tanya sehun kebingungan

"Aku mau ke situ" dayeon menunjuk sebuah masjid mosque central seoul

"Ah! Baiklah" kata sehun

"Kau, langsung pulang saja!" ucap dayeon sambil turun dari mobil

Meskipun dayeon menyuruh sehun untuk pulang duluan. Entah kenapa sehun tidak ingin dayeon sendirian merasakan kesakitan yang gadis itu rasakan. Dia masih ingin tetap di samping dayeon.

Sehun ingin memberi pundak nya kepada gadis itu, tidak, sehun rela memberikan apapun agar rasa sakit dayeon hilang.

Setelah beberapa menit berlalu dayeon keluar dari masjid itu, dan berjalan di sekitar trotoar, dengan pandangan kosong.

Sehun mengikuti nya diam-diam dengan mobil nya dan memberi sedikit jarak agar dayeon tidak mengetahui bahwa ia mengikuti dayeon

Setelah beberapa menit dayeon berjalan, ia berhenti di sebuah halte bus yang sepi, ini hampir jam 12 malam. Biasanya bus tidak beroperasi lagi. Dayeon duduk di tempat duduk yang disediakan halte dan menatap kosong ke arah jalan yang sangat ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang