Chap.6

125 20 0
                                    


Can't With You #6

___________________________ __

.

.

.

"Tak..tak..tak.."

"..."

'Kenapa tidak dijawab panggilanku?, tidak biasanya seperti ini. Aku akan keluar untuk memastikannya.'

___________

"Dita, sebenarnya aku.."

1menit..

3menit..

5menit..

7menit..

"Ehm,, bagaimana Pak?."

"Ah begini, sebenarnya aku ingin kau menjadi sekertarisku. Tapi berhubung sudah terlanjur menjadi sekertaris David, aku harus bagaimana lagi?, hha."

"Oh.. begitu ya Pak."

"...."

Sebenarnya Geya sudah lapar, tapi ia merasa tidak enak dengan pak Devin yang masih saja menggantung kalimat yang akan di ucapkannya. Padahal makanan yang sempat dipesan olehnya sudah datang dari beberapa menit yang lalu. Ditambah lagi kalau ia terlambat ke kantor Pak David, pasti ia juga akan mendapatkan masalah baru, mengingat dari kejadian-kejadian pagi tadi yang ia lakukan.

"Ah maaf Dita, seharusnya aku tak membiarkanmu menungguku selesai berbicara. Ayo makan, bisa-bisa kau terlambat." Ujarnya merasa bersalah dengan Geya.

"Tidak masalah Pak, aku bisa sedikit berlari untuk menuju kesana."

"Ah iya, tahukah kamu mengenai Pak David atasanmu?." Ucapan Devin membuat rasa lapar Geya hilang seketika. Inilah yang ingin didengar oleh Geya, ia ingin mengetahui lebih banyak mengenai Atasannya. Akan lebih baik kalau ia bisa menjadi partner yang saling membantu dan lebih baik untuk Pak David. Geya pun mengangguk dengan mata berbinar menunggu kelanjutan cerita dari Devin.

________

David Pov:

Ada apa dengannya?. Apa dia tidak kembali. Ataukah ia tidak enak badan dan memutuskan untuk pulang?. Tapi tas dan berkas-berkas yang akan dikerjakan masih belum selesai. Kenapa ia tidak membereskannya terlebih dahulu?.

Dita ya, Aku baru mengetahui namanya setelah 3 hari Dia bekerja denganku, Aku akui memang aku yang sudah keterlaluan dengan sikapku sendiri. Aku merasa sudah lelah dengan mereka para Wanita yang hanya datang disaat aku seperti ini. Lalu bagaimana dan dimana mereka saat aku bersusah payah berdiri sendiri tanpa perhatian dari orang lain.

Aku melihat dari sorot matanya seperti ada luka yang pernah ada di kehidupannya. Dita, perempuan itu seperti mempunyai keinginan di dalam hatinya. Sorot matanya menyiratkan kegigihan dan juga kekuatan yang berada jauh disana. Aku merasa pernah melihat sorot mata seperi itu. Tapi, entahlah.

Menurutku Wanita mahluk yang lemah, entah terlalu lemah atau hanya lelah dengan kehidupannya. Mungkin juga licik, dan pembohong, aku tahu tidak mungkin semua wanita seperti itu. Tapi kenyataan bahwa aku selalu berjumpa dengan wanita seperti itu membuatku semakin yakin, bahwa mungkin semua wanita memang memiliki sifat egois, pembohong, dan pandai merajuk.

Can't With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang