Chap.3

188 26 7
                                    

Can't With You

Derasnya Hujan tidak akan melunturkan kasih sayangku padanya, aku hanya takut Derasnya hujan akan menghanyutkanku hingga terlepas dari mereka. 🌧🌪

~~~~~~~~

Pusing.
Itu yang aku rasakan saat perlahan aku membuka mataku. Kepalaku terasa berputar-putar, pandanganku kabur dan terasa berat. Semakin ku perjelas pandanganku, semakin berdentam-dentam rasa sakit di kepalaku dan itu berhasil membuatku menutup mata kembali.


Terlintas kejadian sebelum ini di ingatanku, akupun berusaha membuka mata kembali sambil menahan rasa sakit di kepalaku. Samar-samar yang aku lihat ialah seorang wanita paruh baya tersenyum ke arahku. Seingat ku hanya ada Ayah dan kakak, tapi siapa dia?. Ah, apakah itu..

"Ibu.."

"Nak, bagaimana keadaanmu?, apa kau baik-baik saja?."

"..."

"Ng..., M..ma.af, aku kira Ibuku."

"Aku memang bukan Ibumu nak, tapi mulai saat ini Aku akan menjadi Ibumu."

"Ayah, kakakku. Dimana mereka? mengapa mereka tak ada disini, dan.. Dimana ini?."
Aku baru menyadari ada yang salah di tempatku berbaring, kasurku tidak selembut dan senyaman ini. Dan siapa Wanita tidak aku kenal yang mengaku sebagai Ibuku.

Suara berbisik-bisik mengalihkan pandanganku dari Wanita di depanku. Aku menoleh kesamping dan melihat beberapa anak-anak seusiaku yang tengah memandangiku sambil tersenyum dan sesekali menyapaku. Aku menatap Wanita itu kembali dengan wajah penuh tanya.

--------

.

.

Sudah 3 hari aku tinggal di Panti Asuhan bersama teman-teman yang baru kukenal akhir-akhir ini. Dan aku merindukan Ayah juga Kakakku. Aku tidak tau bagaimana dan dimana mereka saat ini. Yang aku nanti ialah penjelasan dari Ibuku, Ibu baruku. Wanita itu yang mengasuhku selama disini, aku rasa ia sangat menyayangiku. Meskipun kami tidak memiliki hubungan apapun. Aku rasa memang inilah ibuku, dan aku tidak pernah mempunyai Ibu lagi selain Ibuku saat ini.

Aku turun dari tempat tidurku untuk mencari Ibu dan meminta penjelasan dimana keluargaku. Ibu berjanji hari ini ia akan menceritakan kejadian setelah di tebing malam itu. Aku berharap Ayah dan Kakak tidak ada di dalam tebing yang sangat curam. Aku berharap mereka akan datang menjemputku disini. Mereka pasti akan mencariku.

Kulirik Ibu yang sedang bercakap-cakap dengan seorang lelaki di hadapannya. Aku berniat menunggu pembicaraan mereka selesai dan aku akan menemuinya untuk bicara. Secara tak sengaja terdengar percakapan diantara Ibu dan orang asing itu. Dari kalimat-kalimat yang kudengar sepertinya Orang itu ingin mengangkat salah satu dari teman-temanku yang tinggal disini menjadi anak mereka. Aku mengabaikan pembicaraan mereka karena Aku yakin orang itu tidak akan mengambilku dari sini, karena sebentar lagi Ayah dan Kakak akan datang menjemputku.

"Hei Geya!, kemari." Ungkap salah satu temanku yang bernama Della yang tiba-tiba saja menarikku. Della salah satu teman terdekatku disini, Della pernah bercerita bahwa Ia diberitahukan kalau ia dulu ditemukan tak jauh dari halaman Panti, sendirian. Kadang mereka bercerita tentang dari mana dan mengapa mereka berada disini hanya untuk sekedar mengisi waktu luang setelah belajar. Aku juga menceritakan tentang kakakku padanya. Bahkan aku berjanji akan mengenalkan Della pada kakak. Kali ini raut wajahnya terlihat serius, Ia sedikit menarikku hingga mendekatinya.

"Geya jangan disini, kalau Orang asing itu melihatmu.. kau akan diambilnya."

"Apa?, tidak akan. Aku kan masih mempunyai Ayah dan Kakak yang akan menjemputku dari sini."

Can't With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang