Chap.23

80 10 4
                                    


Saat ini, Aku menyayangimu.
Tapi saat kau pergi, jangan harap perasaanku akan sama seperti yang pernah Aku katakan. Mungkin Aku bisa menerimamu kembali, tapi ketahuilah.. kedatanganmu membuat perasaan ini sedikit berbeda.

Can't With You-*
___________*

"Kak, apa kau akan pergi lama meninggalkanku ?."

"Tidak, Aku kan hanya pergi bermain dengan temanku."

"Baiklah, Aku akan menunggumu di depan pintu kamar Kakak."

"Tidak perlu, kau kenapa sih? Aku kan hanya main sebentar."

"Aku takut jika kakak meninggalkanku seperti kakakku dulu."

"Terserah, Aku akan pulang sesegera mungkin, oke!."

"Oke. Berjanjilah Kak."

Jari kelingking kedua Anak kecil itupun saling bertautan, sebagai tanda bukti bahwa mereka akan menepati janji mereka masing-masing.

-----------

Kenangan demi kenangan melintas begitu saja memenuhi otaknya. Geya bahkan sudah hampir melupakan semua kenangan dari yang pahit sampai yang sulit untuk di lupakan.

Menurutnya, masa lalu itu hanyalah mimpi, mimpi yang buruk baginya. Ia telah kehilangan semua Orang-orang yang di sayanginya.

Ia kira masa depan akan lebih menyenangkan lagi saat kehadiran keluarga baru baginya. Dan ternyata Ia salah. Lagi lagi kebahagiaan itu terenggut paksa darinya, dan lagi-lagi kepada seseorang yang Ia sayangi.

Semenjak saat itu Geya tidak ingin mencintai bahkan menyayangi seseorang lagi, hanya lebih ke rasa suka. Karena saat Ia menyayangi seseorang, saat itu juga Ia mulai takut, jika seseorang itu akan pergi lagi dari kehidupannya.

Tapi dalam kehidupannya saat ini, tidak pernah terpikirkan sama sekali jika seseorang dari masa lalunya akan datang kembali padanya. Seperti saat ini, Geya tidak tau haruskah Ia merasa bahagia ataupun sebaliknya.

-------

Devin mengatakan semua rahasia yang beberapa bulan ini di sembunyikannya dari Geya, David maupun seseorang yang saat ini dekat dengannya.

Ia sudah menerima resiko apa yang akan di hadapinya saat mengatakan hal ini. Terutama pada Gaya, Devin yakin perempuan itu mungkin tidak akan menerima begitu saja kebenaran  yang di ucapkannya beberapa menit lalu. Devin tau itu, dari raut wajah yang di tunjukkan oleh Geya.

"Maafkan Kakak Geya. Aku tidak seharusnya mengatakannya dalam keadaan yang seperti ini."

Geya hanya diam, Ia bahkan tidak menggubris ucapan maaf yang terus di lontarkan oleh Devin di sofa depannya. Geya hanya menangis, sesekali terisak. Melihat itu, perasaan bersalah Devin menjadi semakin besar.

Devin tidak tau harus melakukan apa lagi, yang jelas saat ini Ia tidak ingin melihat Adiknya terus mengeluarkan air matanya karena dirinya.

"Ceritakan.. ada apa sebenarnya? Dan siapa.. Geya?."

Devin menoleh ke samping kirinya mendapati David yang masih terlihat bingung mengenai apa yang terjadi di antara mereka.

David meminta Ibunya untuk pulang dan beristirahat, sementara Ia dan Devin menyelesaikan masalahnya dengan Geya.
Tadinya Ibu David sempat menolak permintaan Anaknya untuk kembali ke rumah. Tapi saat melihat Geya yang terlihat mengeluarkan air matanya, Ibu David baru mengerti.

Can't With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang