02

536 54 16
                                    

    Sekarang Soo Hyun sudah siap berangkat bekerja. Tetapi dia mengurungkan niatnya karena melihat Shin Hye tampak pucat di atas ranjang dan masih menutup kedua matanya. Mengingat jika Soo Hyun adalah seorang Introvert, Shin Hye masih tidak percaya jika saat ini Soo Hyun peduli padanya. Shin Hye merasakan jika Soo Hyun membenarkan selimut yang dipakainya. Serasa saat itu detak jantung Shin Hye serasa akan melompat.

Shin Hye membuka kedua matanya perlahan. "Kau tidak pergi?" Shin Hye menatap ke arah Soo Hyun.

"Tidak, untuk hari ini." Soo Hyun menjawab datar dan memberikan Shin Hye segelas air minum.

"Wae?" Shin Hye mengerutkan dahi. Dan berharap jika Soo Hyun tidak pergi untuk bekerja karena dia khawatir padanya.

"Jika orang lain melihatmu dengan keadaan sekarang. Mereka akan mencemooh dibelakangku."  Jawab Soo Hyun santai, dia memang tidak pernah mengerti perasaan wanita.

"Jadi begitu." Shin Hye menerima jawaban Soo Hyun dengan agak kecewa.

   Jawaban Soo Hyun seakan menjatuhkan sebuah khayalan Shin Hye. Kata-kata yang dilontarkan seakan terasa seperti sengatan listrik yang menyambar.

   Saat Soo Hyun keluar dari kamar untuk mengembalikan gelas kosong yang habis diminum oleh Shin Hye. Shin Hye tiba-tiba mulai menitihkan airmata. Entah apa yang merasukinya hingga dia yang menjadi wanita tegar saat ini dia menjadi rapuh. Rasa sesak di dadanya membuat dia belum mengerti perasaannya saat ini.

    Soo Hyun dengan santai menelpon sekretarisnya untuk membawakan semua pekerjaannya ke rumah. Tentu Jihyun langsung  melakukan dengan apa yang diperintahkan oleh atasannya.

***

"Ini adalah kesempatan bagus untukku." Dia tersenyum seakan-akan membayangkan jika Soo Hyun akan berada dalam pelukannya.

***

    Sekarang Jihyun sudah berada di rumah Soo Hyun setelah mendapatkan alamat rumah Soo Hyun. Dia tercengang dengan rumah yang didiami Soo Hyun. Seakan hasrat untuk memiliki Soo Hyun dengan rencana liciknya ingin dia lakukan secepatnya.

    Jihyun memasuki ruang kerja pribadi Soo Hyun setelah diantar oleh salah satu pelayan rumah karena menunjukkan arah.

    Jihyun tersenyum saat melihat Soo Hyun memakai pakaian casualnya. Soo Hyun terlihat seperti sosok yang berbeda dan sedikit lebih hangat. Raut muka dinginnya seketika agak sirna.

"Duduklah. Berikan itu!" Soo Hyun berbicara datar.

    Jihyun memberikan semua berkas yang dibutuhkan oleh Soo Hyun. Soo Hyun menjelaskan semua tugas yang harus dilakukan Jihyun dengan rinci. Jihyun pun mencatatnya.
°
°
   Saat ini akhirnya pekerjaan berakhir. Kemudian Jihyun akan memulai rencana jahatnya. Dia kembali memberikan Soo Hyun makanan yang sudah disiapkannya terlebih dahulu dengan sudah diberi tambahan anafrodisiak. Seperti kemarin, Soo Hyun tidak melakukan penolakan. Dia hanya memakannya.

   Jihyun tersenyum melihat Soo Hyun memakan semua makanan yang dibuatnya. Dia berharap saat ini Soo Hyun mulai merasakan dorongan seksualnya. Dan yang benar saja, setelah Soo Hyun memakan makanan Jihyun dia langsung menatap Jihyun dengan tatapan aneh. Jihyun pun tahu tentang reaksi itu, dia kemudian mendekatkan dirinya pada Soo Hyun yang saat ini masih duduk di kursinya. Jihyun memulai aksinya dengan memberikan ciuman, Soo Hyun pun membalas. Mungkin itu karena anafrodisiak yang terlalu kuat. Mereka saat ini bercumbu dan melakukan hal diluar batas. Tanpa Soo Hyun sadari dia sudah melakukan hubungan intim.
°
°
   Malam sudah berlalu, sepertinya saat ini Soo Hyun mulai sadar dari pengaruh anafrodisiak. Dia membuka matanya lebar-lebar saat melihat apa yang terjadi.

"Gomawo. Boss." Jihyun memunguti pakaiannya dan memakainya didepan Soo Hyun. Soo Hyun masih membeku dan dia tidak tahu dengan apa yang terjadi.

    Jihyun keluar dari ruangan Soo Hyun dengan senyum keberhasilannya. Sekarang dia tinggal menunggu hasilnya. Dan hasil itu akan membuat Soo Hyun jatuh padanya.

    Soo Hyun memakai pakaiannya kembali dan mengancak-ancak rambutnya. Dia sekarang sudah menjadi pria yang brengsek. Bukan hanya itu, dia berpikir bagaimana bisa dia melakukan hasratnya paa sekretarisnya.

"Shin Hye, miannhe." Ada rasa bersalah yang tiba-tiba merasuki Soo Hyun.

"Bagaimana bisa aku tidak bisa menahan hasratku dan, aku melakukannya dirumahku." Soo Hyun meyalahkan dirinya sendiri.

   Soo Hyun melangkahkan kakinya dengan sedikit goyah menuju kamarnya. Soo Hyun berniat untuk membersihkan tubuhnya. Namun hanya secara fisik, karena saat ini dia sudah mencemari tubuhnya dengan wanita lain.

   Saat memasuki kamarnya, dia mendengar suara seperti orang yang mual.

"Uwek. Uuwek." Suara Shin Hye dari dalam kamar mandi.

"Apa Shin Hye malam-malam begini minum alkohol." Gerutu Soo Hyun.

CKLEK

    Dengan keringat bercucuran dan muka yang pucat lalu.

BRUGH

"Bangun!" Soo Hyun terlihat panik karena Shin Hye tiba-tiba pingsan.

    Soo Hyun segera membaringkan tubuh Shin Hye diatas ranjang. Dia juga meminta pelayan menghubungi dokter pribadi.
°
°
  Dokter Jang memeriksa keadaan Shin Hye. Soo Hyun yang memandang Shin Hye dengan cemas, hanya dibalas senyuman oleh dr. Jang.

"Selamat. Istrimu sedang mengandung." dr. Jang menjabat tangan Soo Hyun dengan senyuman.

   Soo Hyun seperti tersambar petir dan masih tidak bisa percaya dengan apa yang dikatakan dr. Jang. Sekarang hanya ada Soo Hyun dan Shin Hye, Soo Hyun merasa lebih bersalah dengan keadaan Shin Hye sekarang. Dia sudah membuat Shin Hye kecewa dengan apa yang dilakukannya dengan Jihyun. Jika Shin Hye mengetahuinya, dia akan sangat terpukul.

     Soo Hyun mengancak-ancak rambutnya. Pikirannya penuh, disatu sisi dia bahagia dengan berita kehamilan Shin Hye dan Soo Hyun akan memiliki keturunan yang sah, dan anak Shin Hye akan menjadi penerusnya kelak. Di sisi lain dia juga takut jika Jihyun juga akan mengandung.

     Semua masalah yang terjadi membuat kepala Soo Hyun sangat penat. Walaupun Soo Hyun belum mencintai Shin Hye dan Jihyun. Tetapi jika suatu saat berubah, dia harus bisa adil dalam pengambilan keputusan.

    Wanita mana yang menyukai jika dimadu. Soo Hyun semakin menatap wajah tidak bersalah Shin Hye. Entah apa yang harus dilakukannya sekarang. Pikirannya kosong dan kalut.

      Jika Shin Hye mengetahui tentang yang terjadi padanya hari ini. Soo Hyun akan benar-benar menjadi seorang brengsek sekaligus pecundang.

     Pertahanan Shin Hye yang menghadapinya selama ini akan roboh. Di saat dia sedang hamil sekarang, Soo Hyun tidak ingin terjadi apa-apa dengan janin yang sedang di kandung oleh istrinya.

     Memang pernikahannya tanpa dilandasi rasa cinta. Tapi dia harus adil dan memberikan kasih sayang san tanggung jawabnya sebagai suami dan sebagai ayah dari calon anak mereka.

"Shin Hye. Miannhe, jangan sampai kau mengetahui kejadian hari ini." Soo Hyun menatap Shin Hye yang terbaring lemah dengan kedua tangannya menggenggam salah satu tangan Shin Hye dengan menghela nafas kasarnya.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang