04

513 60 24
                                    

    Soo Hyun mencari ke beberapa villa. Dia tidak mempedulikan penampilannya yang hanya menggunakan pakaian casual kemarin. Dia memerintahkan kepada seluruh pengawalnya untuk mencari keberadaan Shin Hye.

   Ketika mendapat kabar jika Shin Hye saat ini akan melakukan penerbangan menuju Sidney, Soo Hyun dengan mengebut melajukan mobilnya. Rambu-rambu lalu lintas dia lalui, dia tidak peduli. Yang ada dipikirannya sekarang adalah Shin Hye.

***

   Di bandara, Shin Hye mulai memasuki pesawat karena keberangkatannya sudah tiba waktunya. Dia menghela nafas panjang dan dalam-dalam. Menduduki kursi pesawat dengan keadaan yang sekarang, dia tidak pernah memikirkannya.

   Pesawat mulai meninggalkan jejaknya ditanah Korea. Shin Hye mulai menata kehidupannya kembali dan menentukan sebuah keputusan yang pada akhirnya akan menentukan jalan hidupnya dan calon anaknya. Shin Hye mengelus perlahan perutnya. Shin Hye merasa bersyukur, walaupun Soo Hyun menyakitinya, setidaknya anak ini akan menjadi kebahagiaan untuk Shin Hye.

***

   Saat berlari di bandara, beberapa pengawal sudah memberitahu jika Ny. Shin Hye sudah melakukan penerbangannya.

Sial.

      Beribu kata sesal menyelimuti dirinya. Dia tidak bisa mencegah apa yang harus dia cegah. Soo Hyun merasa gagal untuk melakukan janjinya. Dia mengacak rambutnya dengan sesal, marah, dan tidak rela.

"Kenapa kalian tidak mencegahnya hah?" Soo Hyun menarik kerah baju seluruh pengawalnya.

BRUGH

   Dia memukul wajah semua pengawalnya tanpa ada yang mengelak pukulan Soo Hyun.

   Kacau, hanya itu yang dapat digambarkan sekarang.

"Kenapa hanya karena jalang itu kau jadi seperti ini?" Teriakan Jihyun membuat Soo Hyun menoleh.

   Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Jika bukan karena Jihyun hal ini tidak akan pernah terjadi.

Soo Hyun mendesah tajam. "Beraninya kau menyebut istriku jalang dengan mulutmu. Seharusnya kau bercermin!"

"Aku puas melihatmu seperti ini. Tapi kau ingat, jika berita tentangmu dan aku tersebar. Apa yang akan terjadi? Keluarga istrimu tidak akan tinggal diam. Kau hanya akan dihancurkan. Itulah hukum kuasa dari kalangan aristokrat. Camkan itu! Kau hanya perlu menikahiku! Aku akan menjadi wanita yang sangat lebih baik dari istrimu."

JUH...

   Soo Hyun menatap terkekeh. Apa wanita yang ada didepannya itu gila. Bagaimana mungkin dia ingin menjadi wanita dari suami orang lain.

"Aku mencintaimu."

"Kau tidak mencintaiku. Kau hanya terobsesi padaku."

"Benarkah? Apa kau mau aku membuktikannya? Bagaimana jika aku bisa membuatmu bertekuk lutut dihadapanku."

"Jangan bermimpi."

"Tidak. Aku akan menghapuskan seluruh ingatanmu terhadap istrimu."

"Kau tidak waras."

"Kita lihat saja Soo Hyun."

   Jihyun hanya dapat melihat punggung Soo Hyun yang semakin menjauh dengan kemarahan yang sangat besar.

***

    Shin Hye masih meratapi nasibnya dengan pemikiran-pemikiran yang ada dibenaknya. "Apa aku harus menerima Soo Hyun kembali? Aku sagat mencintainya? Apa aku rela melihat dia menduakan aku? Tuhan mengapa hidupku sehancur ini? Apa yang harus aku lakukan? Suami yang sangat ku percaya menghianatiku? Apa yang harus aku lakukan kepada anak ini? Apa aku harus menjauhkan anak ini pada ayahnya ketika dia lahir? Cobaan yang kau berikan membuat hidupku jatuh kedalam jurang."

   Shin Hye menangis menahan isak tangisnya ketika berada di pesawat. Dengan pandangan menatap ke jendela. Menatap awan yang dia lalui.

"Sepertinya kau lebih membutuhkannya." tengah mendudukkan tubuhnya.

Seorang namja tengah duduk disamping kursi pesawat yang diduduki Shin Hye lalu memberikan sapu tangannya.

"Tidak usah." Shin Hye membuang sapu tangan namja itu ke wajahnya.

"Jika kau ingin menangis, sepertinya sapu tangan tidak akan membantu. Baiklah, jika begitu aku akan meminjamkan bahuku untukmu." Sahut namja itu dengan enteng dan menepuk pelan bahunya agar Shin Hye dapat bersandar.

"Tidak. Jangan peduli atau kasihan saat melihatku. Tatapan matamu membuatku muak. Sekarang aku menyadari satu fakta, jika seorang pria tampan akan selalu bersikap manis didepan wanita. Wow hebat, pada kenyataannya kalian para pria akan membuang bekas kalian."

   Shin Hye mengatakan dengan penuh amarah. Namun pria itu hanya diam karena manik mata Shin Hye yang terlihat sangat terluka dan terlihat ada suatu kepedihan yang mendalam. Pria itu merasa iba dan sekarang dia mengerti, mengapa wanita yang didepannya begitu dingin.

GREP

   Pria itu menarik Shin Hye kedalam pelukannya. Shin Hye meronta, namun dia tidak bisa menandingi kekuatan pria itu. Sejujurnya Shin Hye benar-benar memerlukan sandaran untuk menangis. Shin Hye meluapkan seluruh airmatanya hingga membasahi dada bidang pria itu. Pria itu hanya diam dan mengelus punggung Shin Hye agar lebih tenang.
°
°
    Dua jam sudah, sekarang Shin Hye lebih merasa tenang setelah meluapkan perasaannya yang sebenarnya. Walaupun dia meluapkannya bukan pada suaminya melainkan pada pria yang sama sekali dia tidak kenal.

"Siapa namamu?" Shin Hye membuka suaranya.

"Geun Suk. Jang Geun Suk." Dengan tersenyum, sungguh senyumannya manis.

"Oh. Aku harap kau bisa melupakan semua yang terjadi."

"Tidak masalah. Tapi, siapa namamu?"

"Shin Hye, Kim Shin Hye.Tidak, Maksudku Park Shin Hye."

"Baiklah Park Shin Hye. Namamu bagus."

   Jang Geun Suk tak henti-hentinya mengeluarkan senyumannya. Sungguh ketika dia tersenyum. Dia sangat-sangat tampan. Tapi Shin Hye hanya memalingkan pandangannya cuek. Padahal biasanya wanita yang melihat senyuman itu, dia akan luluh dan terpana. Namun sekarang untuk pertama kalinya Geun Suk tertantang dan penasaran untuk mengenal wanita cuek yang ada disampingnya.

Dalam pikirannya "Sungguh, Shin Hye benar-benar menarik." Tersenyum.

***

   Soo Hyun memecahkan semua barang-barang dirumahnya. Keadaannya sekarang benar-benar kacau, dia telah membuat kesalahan yang sangat besar. Seluruh pelayan yang melihatnya merasa sangat ketakutan.

    Melemparkan semua vas dan memecahkan kaca, itu semua tidak ada apa-apa nya dengan apa yang telah dilakukannya karena untuk pertama kalinya dia membuat istrinya menjatuhkan airmatanya.

    Walaupun Soo Hyun tidak pernah memberikannya cinta. Namun Shin Hye tetap tersenyum disampingnya begitu pula Soo Hyun.

    Tapi sekarang dia menyadari jika ternyata dia memiliki cinta untuk Shin Hye. Dan dia menyadari itu ketika dia menancapkan sebuah pedang yang ditusukkan pada Shin Hye. Kejam dan keji.

"Aggghhhhhhh." Soo Hyun mengangkat sebuah vas.

TER

     Pecah seketika. Amarah, rasa sesal, bodoh, bajingan, brengsek, tidak tahu diri. Itu semua adalah gambaran yang dapat mencerminkan Soo Hyun sekarang.

Amarah: Karena tidak bisa menjaga Shin Hye disampingnya.

Rasa sesal: Karena melukai Shin Hye hingga bulir-bulir airmatanya menetes.

Bodoh: Karena terbuai dengan sikap manis Jihyun dan bodoh, karena tidak menyadari perasaannya selama ini pada Shin Hye.

Bajingan: Karena menyentuh wanita lain.

Brengsek: Karena Shin Hye telah melihat apa yang dilakukan olehnya pada Jihyun.

Tidak tahu diri: Karena Shin Hye memberikannya cinta, kekuasaan, dan tahta. Tapi Soo Hyun membalasnya dengan luka.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang