So, here's the epilogue. Kind of awkward.
Jungkook's POV
Aku membuka mataku perlahan, menatap langit langit kamarku. Putih.
Cahaya matahari perlahan merambat masuk ke pupil mataku dari celah tirai jendela kamarku. Tidak tahan dengan cahaya matahari yang mengusik tidurku, aku menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhku. Tidak terkecuali mukaku.
Aku berusaha kembali ke alam mimpi, tidak ada yang bisa mengalahkan kuatnya gravitasi tempat tidur di pagi hari. Namun aku teringat hari ini adalah hari penting bagiku. Hari ini aku mulai bekerja di Jeon Corp, hari pertamaku sebagai CEO.
Aku Jeon Jungkook, 18 Tahun, hari ini resmi menjadi CEO dari perusahaan raksasa Jeon Corp. Bisa dibilang aku CEO termuda di Korea karena Hoseok hyung mundur dari posisi itu dan memilih menjadi owner dan pemegang saham saja.
Hoseok hyung ingin aku yang meneruskan perusahaan orang tua kami setelah aku lulus beberapa hari yang lalu. Aku benci bekerja di perusahaan milik orang tua kami entah mengapa, tapi aku juga tidak suka melihat hoseok hyung yang selalu bekerja dan pulang larut tiap kali tanggal deadline mendekat. Maka dari itu aku setuju dengan pernyataan hoseok hyung yang menginginkan aku bekerja di perusahaan ini.
I'll do anything for my sunshine.
Dengan sedikit menggerutu aku menjatuhkan tubuhku dari tempat tidur dan merangkak menuju ke kamar mandi. Menghilangkan sisa sisa kantukku.
Aku menghabiskan waktu agak lama untuk mandi, aku perlu mengurus sesuatu disini. Hampir genap 3 bulan aku tidak tidur bersama hoseok hyung.
Hoseok hyung cukup marah padaku keesokan paginya karena aku mengambil keperawanannya (lol) disaat aku belum lulus sekolah, hoseok hyung memperbesar masalah itu. Namun aku tidak bisa menyalahkannya mengingat momen enaena pertama kami berlangsung cukup lama dan terbilang liar awrrr.
Namun sebagai hukumannya aku harus tidur di kamarku sendiri sejak itu, terpisah dari hoseok hyung. Bahkan sekarang aku hanya di perbolehkan sebatas menciumnya singkat. Jangan kira aku tidak berusaha merayunya, aku pernah melakukannya.
Aku mencoba merayunya untuk menghentikan hukumanku dengan mengubah sesi morning kiss kami di dapur menjadi sesi yang panas. Aku memperdalam ciumanku dan meremas pantat menggemaskan hoseok hyung, aku hampir tertipu saat hoseok hyung membalas ciumanku dan memelukku di pinggang, aku pikir hoseok hyung telah luluh.
Bugh.
Mendadak, di kepalaku terngiang bunyi telur pecah dan disusul dengan sensasi tiada duanya. Aku merasakan nyawaku telah diambil. Aku merasa masa depanku telah terengut. Aku merasa dunia telah runtuh. Aku telah mencicipi neraka duniawi saat itu.
Hoseok hyung menendang birdieku dengan kekuatan sedikit keras. Aku masih ingat bagaimana saat saat tubuhku terbaring tak berdaya di lantai dapur pagi itu. Mengingatnya saja sudah membuatku meneguk ludah dan merinding. Sejak saat itu aku memutuskan untuk tidak macam macam dengan hoseok hyung dan belajar memuaskan diriku sendiri.
Aku segera bergegas keluar dari kamar mandi. Mengeringkan tubuhku singkat dan memakai setelan jas telah hoseok hyung persiapkan kemarin.
Selera fashion hoseok hyung terkadang sangat mengherankan, terkadang dia berdandan layaknya gelandangan dan terkadang ia berdandan layaknya selebritas papan atas dan sekarang ia mendadaniku dengan jas, kemeja serta celana serba hitam lengkap dengan mantel beludru ungu lengkap dengan choker hitam tipis.
YOU ARE READING
Sunshine | Hopekook
General FictionIND "Sunshine and Muscle Bunny unordinary love story in Bahasa" -xxtoothless.