My Sweet Mistake

37 12 0
                                    

WARNING!

Diketik spontan tanpa edit, typo(s) everywhere seperti biasa, out of character, kalo gak ngefeel plis jan siram gue pake air comberan yakk? 😕

Hepi riding! 😊

***

Suara nyaring mirip piring dibanting ini bener-bener ganggu tidur gue! Gue tutup kuping pake bantal dan berusaha abaiin itu suara, tapi masih aja tuh suara bisa nembus ke kuping. Akhirnya gue putusan buat banting tuh jam weker doraemon sialan, bodo amat dah kalo yang ngasih marah -well, itu kado dari sohib gue, si Karel sableng, di ultah gue yang ke delapan belas, dua hari yang lalu-. Yang penting gue bisa tidur dengan tenang. Ntap! 😝

Baru sebentar gue balik tidur, hape pinter gue bergetar hebat.

"Astaga! Apaan lagi sih?" Gue mendengus dan mencari keberadaan hape pinter gue di bawah bantal -karena seingat gue, sebelum tidur tadi malem itu benda ajaib gue taroh di bawah bantal-.
Sebelum membaca pesan Line yang masuk, gue kucek mata gue beberapa kali.

KarelSsnteo
'Woy nyet! Lu dmn? Stngh jam lg presentasi. Klmpk kita gmn? Kmrn lo yg bawa materi kn?'

Anjir, gue lupa! Gue lihat jam yang nempel di dinding udah nunjukin jam 8.30. Tanpa membalas Line dari Karel, gue segera bangkit dan berlari ke kamar mandi.

***

"Mama, aku berangkat ya!!"

"Hati-hati, (Namakamu)! Jangan kebut-kebutan!!"

Gue hanya mengangguk. Segera gue gas si Mumun -motor matic gue- hingga mengakibatkan debu beterbangan di belakang sana.

"Dasar anak nakal! Dibilang jangan ngebut, ngeyel banget! Tar jatoh baru tau rasa!" Adalah teriakan mama yang terakhir gue dengar. Dalam hati gue mendengus, mama doanya jelek banget! 😖

*

Di depan sana adalah perempatan jalan, tanpa melihat sekitar gue langsung belok ke kiri.

PRIIIIIIT!!!

CIIIIIT!!!

ADOH!!!

"Eh, kamu gak apa-apa?" Gue mendongak sambil sesekali meringis ke sumber suara. What the hell?! Astaga, gue jatoh sampe nabrak tiang rambu-rambu lantas dan sekarang ada polisi ganteng yang nolong gue?! Gue berasa ada di surga coy! 😄

"Aku gak apa-apa kok." Gue menjawab sembari tersenyum manis. Manis banget. Dia juga tersenyum setelah melihat gue tersenyum. Gue sampe melting dan lupa gimana caranya buat bernapas.

"Aku Iqbaal. Kebetulan tugas di pos deket sini. Kamu..masih kuliah?" Dia memperkenalkan diri. Dengan cepat gue menimpali ucapannya.

"Hai pak polisi ganteng. Aku (Namakamu), mahasiswa FKGUI semester awal. Masih single kok." Lagi-lagi dia tersenyum.

"Kamu bisa main musik gak?"

"Gak bisa pak. Aku bisanya mencuri hati bapak." Dia terkekeh pelan. Tapi setelah itu wajahnya berubah serius.

"Eh, serius dong. Tadi Masih single ya? Hehe. Boleh dong kalo jadi pacar aku?" Iqbaal bertanya malu-malu. Astaga, gimana nih? Gue barusan ditembak sama polisi ganteng nyet! Gue berasa mimisanejawlomoed. 😱

"Iya, aku serius, aku mau jadi pacar bapak." Gue terkekeh pelan dan menutupi rona merah di pipi dengan kedua telapak tangan.

PLETAKK!!!

**

Pagi ini kondisi lalu lintas sedikit lengang. Mataku menyipit saat melihat seorang pengemudi motor ugal-ugal an tanpa mengenakan helm dari arah kanan, segera saja ku tiup peluit panjang untuk menghentikannya.
Aku tersentak saat pengemudi itu -yang ternyata perempuan- menabrak tiang rambu lalu lintas -dengan lambang huruf 'S' disilang- hingga jatuh tersungkur. Aku yakin dia terkejut mendengar suara peluit yang tadi ku tiup.

Dengan santai aku melangkah mendekatinya. Kulihat dia sedang berusaha bangun sambil sesekali meringis menahan sakit.

"Selamat pagi." Dia mendongak menatapku. Manik matanya tak berkedip beberapa saat dan mulutnya terbuka.

"Aku gak apa-apa kok." Dia tersenyum simpul, mungkin baginya itu manis tapi bagiku terkesan sepet.

Alisku terangkat tinggi. Aku tidak bertanya bagaimana keadaanya, tapi apa ini?

Mengabaikan celetuknya, aku bertanya dengan wajah datar, "bisa adek tunjukkan surat-surat ijin berkendara?"

"Hai pak polisi ganteng. Aku (Namakamu), mahasiswa FKGUI semester awal. Masih single kok." Aku berusaha bersikap biasa saja di sela-sela usahaku untuk tidak berteriak pada pengemudi tak waras di hadapanku.

"Bisa adek tunjukkan SIM dan STNK?" Aku bertanya lagi dengan wajah datar tanpa berniat membalas perkenalannya tadi.

"Gak bisa pak. Aku bisanya mencuri hati bapak." Dia menjawab ngawur. Aku yakin dia sedang melamun, dan aku berusaha untuk sabar.

"Saya mohon untuk keseriusannya, bisa tunjukkan SIM dan STNK?" Nadaku sedikit ku naikkan agar dia sadar dari fantasinya.

"Iya, aku serius, aku mau jadi pacar bapak." Dia terkekeh seperti orang sinting, pipinya yang merona ia tutup dengan kedua telapak tangannya, membuat kesabaranku habis dan akhirnya...

PLETAKK!!

Aku sentil keningnya hingga memerah.

*

Dengan tampang gregetnya, polisi ber-nametag 'Iqbaal D. Ramadhan' itu menyentil kening (Namakamu) hingga meninggalkan bekas merah.

"Duhh, kenapa disentil sih pak? Sakit tau.." (Namakamu) mengelus keningnya yang memerah akibat disentil polisi di hadapannya.

Briptu Iqbaal memutar bola matanya jengah, "itu hukuman karena kamu sedari tadi saya tanya jawabnya ngelantur terus. Saya tanya 'mana SIM dan STNK kamu', kamu malah kenalin diri, kamu pikir saya peduli? Mana pakai acara bilang mau jadi pacar saya lagi. Dikira saya ini cari jodoh apa?"

(Namakamu) terkesiap mendengar Briptu Iqbaal mengomelinya, jadi yang tadi itu hanya imajinasinya saja?
Astaga...
Dan (Namakamu) teringat sesuatu yang membuatnya ugal-ugal an seperti tadi. Cewek ini terlihat bingung dan menghela nafas kasar.

"Saya pergi dulu ya pak? Saya ada presentasi, saya udah telat banget nih.." (Namakamu) buru-buru pamit dan berbalik hendak menghampiri Mumunnya yang tergeletak di samping tiang rambu lantas yang patah akibat ia tabrak tadi.

"Seenaknya saja kamu main pergi begitu saja!" (Namakamu) berbalik menghadap polisi ganteng itu lagi.

"Emang kenapa lagi sih pak? Mau tukeran pin bb? Bapak suka ya sama saya? Duh pak, saya selesaiin kuliah dulu ya?" Iqbaal memutar bola mata kesal.

"Bisa kamu tunjukkan SIM dan STNK?!"

(Namakamu) disergap gugup, tangannya menepuk keningnya dan cengiran bodohnya tersungging. "S-saya lupa gak bawa pak."

"Astaga! Ugal-ugal an, merusak rambu lalu lintas, gak pakai helm..

Refleks (Namakamu) meraba kepalanya, kemudian dia nyengir kuda saat tangannya tidak mendapati helm terpasang di kepalanya. Tapi dalam hati ia bersyukur karena kesalahannya mengantar dirinya bertemu dengan briptu Iqbaal yang ganteng nya ngalahin Iqbaal Si-Jei-Ar. 'Whaa, bener-bener sweet mistake kalo begini!! Sihiii!' batinnya berteriak girang.

..gak bawa SIM dan STNK? Mahasiswa macam apa kamu?! Kamu saya tilang!!" 

"Bapak mau tilang hati saya? Ya ampun pak, gak usah ditilang juga saya ridho kok hati saya buat bapak. Ah, ai lop yu pul pak.."

Ya Tuhan.. Iqbaal berharap bumi menelannya saat ini juga!


THE END

Sorry banget kalo gak nge-feel, receh, aneh, deelel. Gue ngetik ini mati2an nahan bau curut, suwer dah! Ga boong gue 😭
Jadi rumah gue tiba2 aja kena Curuts Attack (?) getooh. Tapi ini udah enggak kok, jadi bisa ngepublish dengan tenang.
Sebenernya gue juga bingung itu kawanan curut bisa nongol dari mana, karena rumah gue kan bersih tiap hari, gila aja bisa banyak curut masuk 😑 *curcol dikit boleh lah ya..

@Amy_maldini >>> Sebenernya ini kode sih, biar difollow. Hehe 😂

The Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang