Amnesia

39 8 2
                                    

_Tiati kesandung kata licin(?), typo(s) bertebaran, out of character. Tolong main otak, pov berubah-ubah. Kalo gak kuat, lambaikan tangan kalian ke arah kamera._. 😋

Hepi riding! 😊

***

"Kamu mau apa lagi sayang? Mau yang mana lagi? Pilih aja deh, nanti aku yang bayar.." Iqbaal Dhiafakhri, cowok ganteng nan tajir di kampus ini bener-bener manjain gue. Matre? Katakanlah begitu, gue gak keberatan kok. Hello? Jaman sekarang cewek mah yang dikejar ya duit. Cinta? Lo pikir lo bisa kenyang pake cinta? Hahaha... 😏

"Waah.. Ini beneran yang?" Tanya gue memastikan. Dia mengangguk dan tersenyum.

Segera gue mengambil bermacam-macam model baju yang gue suka -yang jelas aja harganya gak main-main mahalnya- dan membawanya ke kassa, tentunya diikuti Iqbaal yang masih setia mengekor di belakang gue.

Iqbaal kembali tersenyum saat gue bersusah payah membawa begitu banyak paper bag di genggaman gue. Tangannya terulur untuk membantu.

"Makasih buat semuanya sayang. Kamu emang yang paling ngerti deh apa mau aku. I love you.." And ur wallet, tambah gue dalam hati. Nih cowok bener-bener mudah dikadalin! 😄

"I love you too sayang..." Dia mengelus lembut pipi gue.

***

Sesampainya di rumah, (Namakamu) segera mencoba berbagai baju yang tadi Iqbaal belikan. Matanya terperangah saat sampai di sebuah dress berwarna baby pink tanpa lengan yang sangat indah.

"Gila! Ini cute banget. Harganya juga mahal, si Iqbaal emang asli tajir!" Gumamnya sambil terus memperhatikan pantulan dirinya di cermin.

'Drrt.. Drrt..'

Getaran ponselnya di atas nakas menginterupsi, segera saja gadis ini menekan tombol hijau dan menempelkan ponselnya di telinga.

'Hallo?'

'.....'

'Jadi dong sayang. Gak mungkinlah aku kecewain kamu..'

'.....'

'Iya. Aku pasti dandan cakep kok, tenang ajah.'

'.....'

'Okey-okey. See you jam tujuh, Moon Palace Cafe ya sayang.'

(Namakamu) meletakkan kembali ponselnya dan membawa dress tadi ke kamar mandi dengan langkah riang. Gadis ini akan berkencan nanti malam.

***

"Sayang..." (Namakamu) memeluk leher cowok yang sedari tadi menunggunya dari belakang.

"Eh, sayang. Tumben gak on time?" Tanyanya.

"Iya, maaf. Tadi macet banget." Jawab gadis ini dengan wajah sedih.

"Oh.. Iya-iya, gak apa-apa kok. Btw, kamu cantik banget sih malam ini, gemes deh liatnya.." Cowok ini memuji penampilan gadisnya yang begitu menawan.

"Aduhh... Kamu bisa aja sih!" Pipi (Namakamu) merona. Yang memuji tertawa.

"Oiya, aku punya sesuatu nih buat kamu." Sebuah kotak beludru kecil berwarna silver keluar dari balik punggung cowok tampan ini.

"Astaga..." (Namakamu) mendesis takjub saat kotak itu menampakkan isinya. Sebuah li-on-tin._. Gue yakin sebentar lagi gadis ini akan..-

"Beneran ini buat aku?!" ..-histeris 😒

Cowok ini tersenyum dan mengangguk. "Makasih banget sayang. I love you.."

"I love you too.."

Seorang waitress menghidangkan makanan di meja mereka. Mereka kemudian menyantapnya, diiringi dengan humor menjadikan suasana dinner malam ini tidak membosankan.

"(Namakamu).." Suara nge-bass ini mengejutkan (Namakamu). Dengan cepat ia menoleh ke sumber suara.

"Kamu ngapain di sini? Dia siapa?" Iqbaal -cowok yang tadi memanggil (Namakamu)- bertanya sembari menunjuk cowok di depan (Namakamu).

Yang ditunjuk mengerutkan kening, "dia siapa sayang? Kamu kenal?" Karel -pasangan kencan gadis ini- mengeluarkan suaranya.

Mata Iqbaal membulat sempurna menatap Karel. Apa? Sayang? Apa-apaan ini?!

Sebelum menjawab, (Namakamu) menghembuskan nafas untuk menghilangkan rasa gugupnya, "m-maaf.. Lo siapa ya?" Biji mata Iqbaal seperti ingin keluar dari rongganya saat ia mendengar kalimat yang diucapkan (Namakamu).

"Aku siapa? Ya Tuhan.. Gimana bisa kamu gak ngenalin aku, IQBAAL DHIAFAKHRI, yang notabene pacar kamu?! Astaga.." Nada bicara Iqbaal naik dua oktaf.

Karel menelan salivanya dengan susah payah, "pa-pacar?" Desisnya syok.

(Namakamu) menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. Kerutan tercetak jelas di keningnya dan kepalanya menggeleng beberapa kali. "P-pacar? Lo ngomong apa sih? G-gak mungkin lah. Kenal aja enggak, jangan ngaku-ngaku deh! Mungkin lo salah orang.."

Iqbaal menggeleng cepat -tidak terima dengan apa yang dikatakan (Namakamu). Yang benar saja? Iqbaal tidak berhalusinasi, gadis di hadapannya ini benar-benar (Namakamu), KEKASIHNYA!

"(Namakamu). Pacar aku! Tadi siang kamu abis shopping sama aku, kamu ingat kan?! Dan..dan ini, dress yang kamu pakai sekarang, aku inget banget. Itu yang paling kamu suka tadi siang!" Damn it! Iqbaal membombardir gadis ini.

(Namakamu) berusaha bersikap biasa saja di tengah situasi yang tak biasa ini, "tap-tapi gue bener-bener gak kenal sama lo,  g-gue yakin lo salah orang."

(Namakamu) menatap Karel yang masih tak bergeming, "sayang?"

"Dia siapa yang?" Lirih Karel.

"Ak-aku gak kenal dia kok yang. Percaya deh sama aku, pacar aku cuma kamu.." Ujar (Namakamu) sambil mengelus lembut pipi Karel.

"Yaudah, yuk pergi! Udah gak mood di sini.." (Namakamu) menarik lembut tangan Karel, meninggalkan Iqbaal yang menatapnya tak percaya.

'Tak percaya ini t'lah terjadi..

Kau tersenyum mesra dan genggam tangannya.

Siapakah dia yang bersamamu?

Bukankah diriku ini masih kekasihmu?

Kuhampiri, kutanya apa yang terjadi.

Sedangkan kau gugup dan mengelak tak kenaliku.

Kau pungkiri dari semua pertanyaanku.

Mestinya aku marah malah aku terlihat bersalah.

Apa kau amnesia?

Apa kau amnesia?

Terus kerutkan kening dan geleng kepala..'

Dan... BRUK!!!

"IQBAAL!!!"

Suara gedebuk mengenaskan terdengar disertai pekikan histeris dari Aldi dan Bidi yang baru saja datang dan melihat Iqbaal runtuh tak sadarkan diri. Niatnya mereka mau hangout di cafe tapi yang terjadi malah hangout nya di rumah sakit karena Iqbaal yang tiba-tiba pingsan.

                 ~TAMAT~


Ps : Maap kalo gaje, diketik spontan. Oiya, btw, ini terinspirasi dari lagunya abang Al Ghazali loh.. *gak nanya 😑
Maap juga kalo covernya jelek, modal edit hape karena laptop lagi ngadat 😑

Okey, see you next time di cerpen-cerpen absurd lainnya and thank you for reading! 🤗

@Amy_maldini => Twitter author cutes se-dunia ☺

The Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang