00:00

21 2 0
                                    

"Jadi lo punya gebetan?" Tanya Kai sambil mengunyah cikinya berisik.

Saejin sendiri bingung menjawabnya, antara dia takut untuk jujur atau dia tidak tahan melihat cara makan cowok itu yang belepotan.

"Ya gitu deh."

"Gak biasanya," gumam Suho sambil mengelus dagunya khidmat. "Berarti pertanda buruk nih!"

"Eh toidi! Lo kira gue nenek sihir yang punya kutukan!" Sahut Saejin gak terima. "Gue cuman gak tau harus jujur sama kalian atau enggak..."

"Berarti lo suka sama diantara kita?"

Saejin memicingkan matanya, memperhatikan kedua cowok di depannya yang memiliki tampang sangat lumayan.

"Temen lo berdua, makanya gue gak mau jujur."

"Siapa dah?" Tanya Kai gak sabaran.

"Kalo gue kasih tau, emang bakal ngubah segalanya?" Jawab Saejin miris. Dengan melankolis dia menatap keluar melalui jendela kelas. Tatapannya juga dibuat sendu.

"Sehun ya?"

Bola mata Saejin nyaris keluar saking kagetnya. Ia melotot ke arah Kai dan Suho, namun ekspresi mereka hanya datar seakan tak terkejut sama sekali.

"Kok lo berdua tau?"

Suho berdecak. "Tiap kali ada yang ngomong beginian, pasti ngecengnya Sehun. Mana ada sih yang bilang ngeceng gue atau Kai."

Saejin terkekeh geli sambil mengiyakan perkataan Suho. Penggemar Sehun memang banyak, itu tandanya saingannya juga banyak.

"Terus?" Tanya Kai. "Udah gini apaan? Lo mau kita bantuin juga buat deket sama dia?"

"Engga deh, gue ga seagresif gitu kok."

"Halah, kalo sama lo sih, kita mau. Lo kan beda," kata Suho yang membuat Saejin sedikit terharu.

"Beda gimana?"

"Ya agak agak gesrek kurang ajar gimanaa gitu," jawab Kai sambil cengengesan.

"Ngomong lagi kek gitu, gue tampol lo," Saejin menggerutu kesal sambil menunjukkan kepalan tangannya.

Tadinya dia kira, Suho dan Kai menganggapnya berbeda karena dia tidak agresif, pembawaannya santai, dan gak centil. Tadinya.

"Tapi Sehun emang perlu banget dikasih cewek spesies lo," kata Kai sambil meneliti penampilan Saejin dari atas ke bawah. "Jangan jangan spesies lo udah terancam punah ya makanya tinggal lo sendirian yang gesrek?"

Ingin sekali Saejin merobek mulut kurang ajar Kai atau menendangnya ke selokan sebelah sekolah yang terkenal bau dan penuh sampah.

"Bener kata si Item," ujar Suho sambil ngangguk ngangguk gaje. "Sehun tuh tiis tiis gimana gitu, jadinya dagdigdug serrr kan lo?"

Saejin hanya menyengir lebar karena salting parah. "Abis kan cowok cowok dingin kayak di wattpad wattpad gitu kan ngegemesinnnn."

"Sebenernya dia ga dingin dingin amat kok. Dia tuh shy shy cat. Alay emang tu anak," kata Kai sambil geleng geleng gak percaya. "Jadi mau dibantu kagak?"

"Lo lo pada gak minta bayaran kan?"

"Eits, ada dong uang jasa," kata Suho sambil naik turunin alisnya. "Minimal Starbucks lah tiap pulang."

"EH BANGSAT," pekik Saejin. "ITU SIH MOROTIN GUE NAMANYA!"

"Ya elo mau jalan kagak rencananya?" Respon Kai sambil meliriknya bosan. "Pasti bakal worth it deh dijamin."

"Yaelah itu mah lagu," kata Saejin.

"Ha receh ugha kamu," kata Suho dengan sarkastis.

"Kita gapernah kek gini sebelumnya, tapi berhubung lo temen gue dan soon-to-be sahabat gue, gue bantuin dah," kata Kai.

"Iya nih. Konon katanya, orang bakal berubah kalo udah pacaran."

Saejin memicingkan matanya lagi. Ingin banget dia percaya sama kata kata busuk dari buaya buaya di depannya. Tapi ya gimana lagi, dia suka banget sih sama Sehun. Minimal deket kan lumayan.

Tanpa mikir dua kali, tau tau kepala Saejin udah ngangguk aja.

-lanjut?-

A U T H O R ' S N O T E :
Ini tuh cerita pertama gue. Bahasanya emang acakadut, ngikutin kemauan dan mood hehehe.

Vomments please?💕💕💕

untitled. -sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang