Enam

1.6K 73 0
                                    

Tak terasa kini Rani sudah di kelas 12 IPA 2. Dia sekelas dengan Dina. Sedangkan Nur sekelas dengan Dinda di kelas 12 IPA 1.

Meskipun mereka tidak sekelas,tapi saat istirahat mereka selalu bersama.
Begitu kentalnya persahabatan mereka.

Rani sering curhat tentang sikap andrik pada sahabatnya.
Mereka meminta rani untuk bersabar karena mungkin itulah ujian cinta.
Dan nur, dia selalu marah dan mengadukannya pada abangnya jika abangnya selalu menyakiti rani.

Andrik pun merasa bersalah mendengar perkataan adiknya.
Andrik pun menelfon rani.

"Halo"..

" Ran..maafkan abang..
abang tau abang salah. Tapi percayalah. Abang hanya mencintaimu "

" Aku memaafkanmu. Aku juga ingin kau mengerti aku. Aku membutuhkanmu bang ".

"Maafkan aku sayang. Aku belum bisa menemuimu meskipun aku sangat ingin".

" Dan aku ingin kau berubah bang. Jangan mabuk-mabukan lagi,jangan balapan lagi dan sholatlah bang.
Aku mohon."

" Akan aku usahakan ran ".

Mereka pun berbaikan. Rani mulai terbiasa dengan sikap andrik. Karena sebentar lagi kelulusannya. Ia tak ingin terbebani dan mengganggu konsentrasi belajarnya.

Tibalah masa kelulusan. Dengan hati yang deg-degan siswa kelas 12 SMA 1 menanti cemas. Apakah mereka lulus atau tidak.

" Siswa yang tidak lulus tahun ini...."

"Tidak adaaaa" ,Ucap pak kepala sekolah.

" Yeeeeeeee..."

Semua siswa bersorak riang.
Semuanya saling berpelukan. Ada juga yang menangis karena bahagia.
Lalu mereka menyalami seluruh guru dan meminta maaf apabila mereka menyakiti hati para guru.

Setahun kemudian

Rani dan dinda kini menjadi guru paud. Mereka tidak melanjutkan kuliah. Karena tidak ada biaya. Namun mereka nyaman dengan profesinya itu.

Nur melanjutkan kuliahnya di Universitas Pasir Pangaraian. Namun hanya sabtu dan minggu.

Dina tidak melanjutkan kuliah. Ia bekerja di mini market.

Meskipun mereka terpisah. Namun, terkadang mereka menyempatkan waktu untuk bertemu.

Rani masih bertahan dengan andrik. Andrik kini bekerja di pekanbaru. Jauh dari rumahnya. Mereka menjalani LDR.

Rani merasa jengah karena sudah 3 bulan ini andrik tidak memberinya kabar sama sekali.
Ia mulai ragu dengan andrik.

Rani pun menghubungi andrik.

"Assalamu'alaikum..andrik..aku ingin kita bertemu di cafetaria sekarang. Kamu bisa kan?"

" Wa'alaikum salam..iya bisa ran",jawab andrik.

Mereka pun bertemu di cafetaria.

" Andrik..aku rasa sebaiknya kita akhiri hubungan kita ini. Kita harus memperbaiki diri kita dan kita lanjutkan hidup masing-masing",ucap rani.

" Tapi ...aku gak bisa melepasmu ran",balas andrik keberatan.

" Maaf andrik..tapi ini keputusanku.. Terima kasih buat semuanya. Selamat tinggal. Wassalam".

Rani pun berlalu pergi meninggalkan andrik yang mematung mendengar keputusannya tersebut.

"Apa aku sudah mengecewakanmu ran? apa aku terlalu jahat?
Maafkan aku ran",gumam andrik dengan tatapan kosong.

" Ya Allah kuatkan aku..ampuni aku ",ucap rani mengusap air matanya.

Walau bagi rani berat untuk mengambil keputusan itu tapi ia harus melakukannya.

Rani sekarang faham bahwa dalam islam tidak mengenal namanya pacaran. Yang benar adalah ta'aruf yaitu pengenalan,itu pun mengenal dari pihak keluarga dan di dampingi orang tua kedua belah pihak. Setelah merasa cocok,barulah menuju proses pernikahan.

Cinta yang hijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang