SORAKAN MENGGEMA

15 0 0
                                    

.

.

"A.a.a.a.a.a.a u.o.o.o.o......"

" E.e.... Go .... E.e Go.."

Itulah sorak surai para fansku ketika aku bersyair diatas panggung sekolah.

.

.

Roy . itu temanku yang paling konyol. Tapi dia juga keren seperti aku. Dia lahir dari keluarga kaya. Dia yang membiayai grub band kami hingga populer disekolah.

Deny . gitaris terkeren disekolah. Kebiasaanya dia suka melawak. Ktanya dia ingin menyaingi deny cagur.

Namaku Ego. Aku seorang penyanyi band sekolah yang sangat populer disekolah. aku anak dari guru olahraga di sekolah ini. Dari ke2 sahabatku tadi . tentu saja aku yang paling keren .. Egopers... Itu sebutan para fans kami

"Take me to your heart......"

" aaaaaaa.. Eee.goooo. e..gooooo."

Masih saja terdengar suara teriakan gemulai dari kaum hawa yang sangat suka sama aku..

Hari ini manggung telah selesai aku pergi ke basecamp dengan sahabat ku. Ya begitulah perjalanan kami dihiasi dengan sorakan yang menggema diantara lorong sekolah.

"Huft.. Lelah banget guys. .."

" iya nih. Gue sama deny pergi beli minum dulu."

Deny dan Roy berjalan menuju pintu ingin membeli minuman.

" eits roy.. Gua titip beliin ya! Nanti gua ganti uangnya ".

" Oke deh" jawab Roy dengan senyum manis yang membuat para gadis teracuni.

Tangan Deny bergerak menuju gagang pintu. Dia mau membuka pintu.. Tiba-tiba.

" Tok.. Tok... Tok... " sempat kagaet si Deny mendengar suara itu.

Ternyata setelah di bukak ..

" oh pak Ainul. Ada apa pak?"

Pak Ainul seorang guru kesenian di sekolah.

" Siang anak2. Bagaimana manggung kalian hari ini ?"

" ya begitulah pak seperti biasa semua siswa klepek-klepek dengan performa kami."

Si Roy menjawab dengan nada sombong.

" oh ......." " ceklek" suara pintu terbuka lagi. Ternyata sesosok manusia berbadan kekar, berkumis tipis, bermata sipit, dan berwajah garang dengan membawa makanan dan minuman kesukaanku masuk ke base camp kami. Itulah Pak Boy (guru olahraga) ayahku. Nama lengkapnya Boy Adi.

" hoy.. Anak-anak. Ini ada titipan dari Kepala sekolah untuk kalian. "

" Wah enak tu pak.. Apa pak isinya itu " sahut Deny dengan nada lapar.

" Gak tau ini tadi pak kepsek"

" makasih yah. Taruh situ aja"

" oke. Tapi setelah ini kalian manggung lagi di gasebo lapangan??," jelas ayahku.

" okey pak tapi ya ......... Diberi uang saku gitu pak masak lelah-lelah gak ada gantinya . rugi dong kami.." pendapat Roy . sambil menunjukan gigi meringis. ayahku menanggapinya.

" ya harus itu nanti bapak carikan ke pak Kepsek. Sudah tenang saja. Ego kan juga ikut manggung. Masak anaku lelah tanpa bayaran."

Dalam hati pak Ainul yang terdiam sambil menikmati cengkrama kami." hadehhh. Anak sama bapak sama saja . mata duitan "

" sudah makan sana. Langsung setelah ini ke gasebo manggung lagi ?" sahut ku..

" uo..uo...uo... Aplaus yang meriah.."

"Eeee.go.....eeee.go.....eeegoo. "

Lagi dan lagi sorakan menggema ditelingaku..

Hingga sore aku manggung sampai lelah sekali.

Jam 4 sore kami masih di basecamp. Masih kelelahan habis manggung yang tadi.

" huft . capek banget ya. Bayangkan kita jadi seperti boyband beneran dan setiap hari manggung terus.kita bisa Kurus kering mungkin" deny berkata seenaknya.

" hahahahahah. Bisa juga kita seperti itu . apalagi kalo gak dibayar kayak gini. Mati kita mestinya." Roy ikut menambahi.

" Assalamualaikum "

Aku dan Deny kaget hingga tak menjawab salam yang dilontarkan.

Ternyata pak kepala sekolah datang ke basecamp.

"Eh pak kepsek tadi dengar pembicaraan kita gak ya" dengan suara hampir binasa aku berbisik pada deny.

" haduh .. Mati kita "....,.

" A.A.a da apa pak." dengan gagap Roy menanyai pak Kepala Sekolah.

Pak Suji (kepala sekolah) dengan mata telanjang memandangi kami dan memandang seluruh isi basecamp kami.

Kami pun semakin gelisah dengan pandangan pak Suji.

" uhuk uhuk.( pak suji mengawali penjelasanya) em begini ya Nak. ini ada sedikit uang untuk uang saku kalian. Karena kalian tadi berperformance dengan bagus "

Sambil memberikan tiga amplop. Yang kemungkinan berisi uang ..hehehe.

" Terima kasih pak "

" iya " sambil berjalan keluar basecamp.

"Lain kali begini lagi juga gak papa pak" suara Roy dengan nada rendah bertujuan agar pak Suji gak dengar.

Setelah dapat satu per satu kami pun bergegas pulang. Si Roy sudah dijemput orang tuanya. Si Deny menunggu bus di halte depan sekolah. Lagi-lagi aku harus menunggu ayahku yang masih di ruang guru.

Kami sangat takut dengan pak Suji (kepala sekolah) karena menurut mitos para alumni beliau sangat garang dia pernah mengeluarkan 20 siswa karena mengolok olok beliau. Beliau juga pernah menghukum berat siswa yang ramai dikelas. Maka dari itu aku takut kepadanya.

Tapi

Tak disangka-sangka pucuk dicinta ulam pun tiba. Pendapat Roy yang dibicarakan dengan ayahku ternyata disetujui oleh pak kepala sekolah.

Aku termenung di atas kursi tama sekolah sambil memandangi mega merah di langit sore. Aku termenung membayangkan bila aku terkenal jadi boyband. Tiba tiba ada seorang yang menghentikan bayangan ku tadi. Ternyata ayahku sudah mau pulang. Aku pun pulang bersama ayahku dan bercengkrama sepanjang jalan.

Masa Depan Mengubah DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang