Episode 3

67 6 0
                                    

Pagi ini cuaca sangat cerah, nampak keramaian di parkiran terlihat sangat jelas dari kejauhan.

Ternyata pagi itu, Irma siswi tercantik di sekolah sedang dikerubuni para siswa yang notabene berstatus jomblo.
"Irma, minta foto dong"
"Irma, minta tanda tangan dong"
"Kamu cantik banget, sih"
"Irma, dinner, yuk!"
"Mau nggak jadi pacar aku"
"Jangan, jadi pacar aku aja"

Irma hanya memutar bola matanya.
"awas, aku mau lewat!" teriak Irma.

Kebetulan saat itu, Ardi dan Fero yang baru datang bersamaan tak sengaja lewat dan mendengar kegaduhan itu. Sesaat, Ardi dan Irma beradu pandangan. Nampak ada sesuatu dibalik tatapan itu.
"Di, kamu bisa nggak pulang sekolah temenin aku ke toko buku?" tanya Fero.

"Euh.. Hah? Apaan tadi Fer?" tanya Ardi terkejut.

"Kamu kenapa? Em... Jangan - jangan kamu.." goda Fero.

"Apa?! Sebenernya dia itu.." ucap Ardi menggantung.

"Pacar kamu ya.. Ciee.. Cocoklah dia 'kan cantik, sementara, kamu itu ganteng" sambil menunjuk wajah Ardi.

"Tapi.." ucap Ardi menggantung.

"Udah, kamu nggak perlu ngelak lagi. Sekarang kita ke kelas aja!"

"Ya udah" ucap Ardi pasrah.

***

Di kelas, nampak hanya ada Hera dan beberapa siswi lainnya disana. Dan ekspresi heran pun terpangpang di wajah Ardi.

"Kamu pasti bakal tanya kenapa kelas ini kosong, 'kan?" tanya Fero.

"Nggak, syukurlah kelas ini kosong. Jadi, aku bisa konsen buat baca buku" ucapnya dengan wajah datar.

"Terserah.." ucap Fero kesal.

Kemudian mereka duduk di meja mereka. Belum sampai semenit, seseorang datang kepada mereka.
"Ardi, kamu dipanggil wali kelas" ucap seorang siswa di hadapannya.

Ardi meliriknya tajam dan mengerutkan alisnya yang tebal.
"Oh iya, aku lupa. Hendra, ketua kelas disini" ucapnya sambil menjulurkan tangannya.

"Ardi" sambil membalas uluran tangan Hendra.

"Ya udah, ayo!" ajak Fero.

"Kamu mau kemana?"

"Kamu nggak ngajak aku?"

"Nggak!" Ardi pun berjalan meninggalkan Fero.

***

Saat berjalan di koridor, ia melihat seorang siswi dan seorang siswa. Siswa itu mendorongnya kesudut dinding.

Karena penasaran, ia pun menghampirinya. Dan betapa terkejutnya dia dengan apa yang telah ia lihat.
"Irma, sudah aku bilang! Kalo berangkat sekolah aku yang antar. Kenapa kamu pergi sendirian?!" ucap siswa tadi sambil mendekatkan dirinya kepada Irma.

Kini wajahnya semakin dekat. Rona wajah tegang terpangpang jelas di wajah Irma, saking takutnya ia menutup matanya dan..

'Bukk..'

Pukulan telak mendarat ke wajah lelaki tadi disertai tatapan benci dari Ardi.

Aura marah terasa di sekitar koridor. Kali ini ia terlihat sangat marah. Benci. Emosinya tidak dapat ia tahan lagi seperti sebelumnya.

"Jangan pernah ganggu dia lagi! Dasar brengsek!" ucapnya.

Sementara itu, lelaki itu menatapnya dengan tatapan benci. Kemudian ia menarik tangan Irma ke taman depan sekolah.

***

"Ka, maaf.." ucap Irma pelan sambil menitikkan air mata.

What? Ternyata Irma adalah ADIKNYA ARDI. Dan sejauh ini belum ada yang tau kalo Irma punya kakak laki - laki.
"Nggak perlu, kakak ngerti" jawabnya sambil mengusap air mata Irma.

"Hiks.. Hiks.. Kak!" Irma memeluk Ardi, setelah sekian lama mereka di pisahkan. Akhirnya mereka dapat bertemu kembali.

"De, ibu udah meninggal satu tahun yang lalu" ujar Ardi sambil menitikan air mata.

"Apa?" melepaskan pelukannya.

"Ibu? Ibu meninggal?" tanya Irma tak percaya.

Ardi hanya mengangguk dan kembali memeluk adik tercintanya.

Ardi nampak sangat sayang pada adiknya. Tak pernah ia menitikkan mata seumur hidupnya (kecuali waktu bayi).

Mereka meluapkan seluruh emosinya pada saat itu. Kemudian Ardi melepas pelukannya.
"De, kakak pergi dulu ya. Mungkin besok kita ngobrol lagi sekarang kakak lagi ada urusan" ucapnya dengan senyuman khas milik Ardi.

"Ya, kak!" sahut Irma.

Kemudian ia membalikkan badannya. Dan hendak menuju ke ruang wali kelas.

Belum sampai, Revi dan dua temannya, Asri dan Meli, sudah stay didepannya.

"Ngapain kamu sa.." ucap Revi menggantung.

Rupanya Ardi menutup mulut Revi dengan jarinya. Membuat Revi terpaku. Mulutnya kaku tak bisa berkata.
"Itu adik aku" ucap ardi pelan.

"Adik kamu?!" sontak kata - kata itu membuat Revi dan teman - temannya terkejut.

"Iya, maaf aku ada urusan" ucapnya sambil berjalan ke arah ruangan wali kelasnya.

"Jadi, Irma adiknya Ardi?" ucap Asri tak percaya.

"Wah, kita nggak boleh kasih tau orang lain. Entar Ardi dalam bahaya" timpal Meli.

"Bahaya darimana? Lebay kalian berdua" ucap Revi sambil meninggalkan kedua temannya.

"Revi! tunggu..." teriak Asri dan Meli serentak sambil mengejar Revi.

***

Hyaa akhirnya up juga.

Info: Sebenernya eps ini dibuat untuk nyeriatain kalo Ardi itu punya adik. Tapi, orang tua nya udah cerai dan ibunya udah meninggal. Makanya Ardi tinggal sama pamannya.

Maaf kalo kurang menarik. Author mah apa atuh da masih pemula.

Maka dari itu, jangan lupa vote dan komen.

Dibalik Sifat Pendiam ArdiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang