Butterfly

296 32 0
                                    

Luhan sedang duduk bersandar pada brankar tempat tidurnya.

Mata rusanya memandang bosan televisi 5 inci di ruang vip bernuansa ungu itu, jari-jari lentiknya juga tak bosan memencet random tombol pada remote TV.

"Fyuhhh... Aku bosannnnn!! Ini sangat membosankan...." ujarnya berteriak sembari merentangkan kedua tangannya ke udara

Ia lalu mendengus kesal dan melirik ponsel merah maroon hadiah ibunya kemarin, mengambilnya dan mengecek medsos miliknya

"Ck, tak ada notifikasi apapun? Uuuuu aku benar-benar bosan sekarang terkurung dalam ruangan serba ungu ini dan jarum infus yang menancap di tanganku, huaaaaa aku bosaaannn mamaaa!!!" teriak Luhan kencang

Cklek

"-eh?" kagetnya

"Gege kami datang!!" teriakan nyaring keluar dari pemuda berbibir kucing itu dan berlari menuju gegenya yang masih kaget lalu memeluknya.

"Tao-ya jangan memeluk Lu ge terlalu kencang" ucap pria tinggi dibelakangnya

"Hehe maaf.. "Ujar Tao menggaruk tengkuknya

"Bagaimana keadaanmu ge?"
Tanya Tao sembari meletakkan keranjang penuh dengan buah di meja

"Aku baik-baik saja, tapi ini sangat membosankan berada di sini sendiri"jawabnya lesu

"Ya mau bagaimana lagi, baba dan mama sedang menghadiri pesta ulang tahun rekan baba jadi tak bisa menemani gege" ucap Tao lalu duduk di sofa ungu muda di kamar itu

"Bagaimana kalau kita main game? Bukankah kau bosan ge?" tanya Kris yang sudah duduk di sebelah kekasihnya

"Game apa?" tanya Luhan bersemangat

"Truth or Dare"jawab Kris lalu mengambil pulpen pada tasnya

"Ayo siapa takut!" ucap Luhan mencondongkan badanya sedikit pada kedua dongsaengnya.

Kris lalu menaruh pulpen itu di meja dan memutarnya.

Tap

Ujung pulpen itu menunjuk ke arah Luhan seketika Kris dan Tao berteriak

"Truth or dare?!" ujar mereka nyaring

"Errr... Dare" jawab Luhan

"Siapa yang akan memberi tantangan?" tanya Kris

"Aku saja ge" jawab Tao cepat

"Jadi Lu ge kau harus ikut aku ke rooftop untuk melihat sunset sebentar lagi. Kau berani?? Jika kau tak bisa menyelesaikan dare ini kau harus memakan buah lemon yang baru kita petik tadi,bagaimana??",-Tao

"Emm... B-baiklah" jawab Luhan gugup yah daripada memakan lemon yang sudah sangat ia benci itu, batinnya

"Baiklah ayo, Kris ge tolong ambilkan kursi rodanya" ujar Tao pada Kris dan dibalas anggukan

"Kenapa harus memakai kursi roda?? Aku masih bisa berdiri" tolak Luhan

"Kau itu sedang sakit ge, tak baik orang yang sedang sakit berjalan jauh, nah nanti saat di lantai paling atas baru kita naik tangga dan kau boleh jalan kaki" ujar Tao menasihati gegenya sementara yang lebih tua mengerucutkan bibirnya lucu.

Sebenarnya yang lebih tua disini siapa sih??,batin Tao heran

"Huuh... baiklah"jawab luhan lalu naik ke kursi roda

Tao lalu mendorong kursi roda yang diduduki luhan,sementara kris memilih menunggu di kamar karena menurutnya tao dan luhan butuh waktu sendiri

Tao mendorong kursi roda luhan melewati lorong vip itu,sesekali mereka berpapasan dengan perawat atau dengan keluarga pasien lalu memberi salam dan tersenyum.

Like A Rose (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang