Forget this

338 42 3
                                    

Tok.. Tok.. Tok

"Permisi tuan muda lu, waktunya makan malam, tuan, nyonya, dan tuan muda zi sudah menunggu" ujar salah satu maid

"Iya sebentar aku sedang bersiap-siap" jawab luhan

Tak lama ia pun keluar dengan menggunakan skinny jeans dan sweater biru kebesaran yang membuat kadar imut dirinya menambah, apalagi rambutnya yang sedikit basah dan masih berantakan itu*lumer adek bang :v*

"Silahkan tuan muda" ujar maid itu mempersilahkan luhan berjalan duluan

"Itu gege sudah datang" kata tao menunjuk luhan yang baru datang

Luhan duduk di sebelah tao, sementara tuan huang di ujung meja makan dan disampingnya tentu nyonya huang.

Satu persatu makanan dihidangkan di meja yang terbilang besar itu, dari sayur, seafood, dan berbagai macam buah sudah tersusun rapih.

Para maid satu persatu menuangkan air putih pada gelas yang kosong

"Silahkan dinikmati, tuan, nyonya" ujar paman kim dan berlalu bersama maid yang lain

Mereka pun mulai menyantap hidangan utama dengan perlahan, tak ada suara, mereka makan dengan tenang.

"I'm full" ucap tao setelah mengabiskan makanannya, ia lalu meneguk habis air putih di dalam gelas disampingnya, ia mengambil buah anggur yang tertata rapi dan memakannya sembari menunggu yang lain selesai

"Aku selesai" ucap luhan kemudian dan melakukan hal yang sama seperti yang tao lakukan

"Ekhem, luhan" panggil tuan huang pada anak tertuanya

"Ya?" jawabnya

"Umurmu sudah cukup untuk menikah, jadi..."

'Ah.. Masalah ini lagi, semoga saja luhan ge tak nekat lagi' ujar tao dalam hati

"Sudah cukup!, sudah kubilang berkali-kali, aku sudah muak dengan perjodohan gila yang baba ingin lakukan!!" ujar luhan dengan nada tinggi, pelayan yang berada disitu dibuat terlonjak oleh suara luhan

"Tapi nak, ini untuk kebaikanmu juga sayang" kini nyonya huang bersuara mencoba menenangkan anaknya

"Kebaikanku atau kebaikan kalian hah!! Sudah kubilang kan baba, mama aku ingin mencari pendamping hidupku sendiri! Kenapa setiap kita bertemu selalu ada perjodohan,kenapa?!" tanya luhan sementara yang lain hanya diam seribu bahasa

"Aku selesai" lanjutnya lalu berjalan ke kamarnya.

Cklek

Brak!

Para maid yang berada di sekeliling kamar luhan terlonjak dengan benturan kasar tuan mudanya.

Sementara luhan, setelah ia menutup pintu dengan keras dan menguncinya ia menyender pada pintu kayu itu, menangis.

Perlahan tubuhnya merosot ke lantai marmer yang dingin itu, ia masih menangis dengan memeluk lututnya

"Kenapa?! Aku benar-benar muak dengan semua ini!!" luhan berteriak, tak perduli jika orang diluar mendengarnya, sekarang hatinya benar-benar sakit

"Bukankah hiks.. kalian tau bahwa aku hiks.. masih hiks.. men-cintainya" suaranya melemah

"Tapi kenapa aku masih menyimpan rasa padanya, toh dia tak akan tau haha" tertawa, luhan tertawa tak ada kebahagiaan disana hanya ada rasa sakit yang teramat dalam

Ia lalu memeluk lututnya dan menangis dalam diam di kamarnya yang dingin.

~~~~~~~~~

"Mom, baba, apa tak apa membiarkan luhan ge didalam kamar sendirian?" ucap tao takut, ia takut jika gegenya akan melakukan tindakan yang nekat

Like A Rose (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang