Part 1 : Double A

167K 4.1K 29
                                    

 Helloo dear, ini novel pertamaku yg ku publish di wattpad, silahkan dibaca dan jangan lupa ya like nya! =D so sorrryyy kalo banyak kekurangan di dlm cerita ini, maklum ya masih amatir hehehe..

Cheers & Keep writing,

Nadia =)

***

Matahari bersinar cerah, secerah senyumku mengawali hari ini. Pagi ini aku akan melamar kerja sebagai design interior di salah satu perusahaan design ternama di Jakarta. Semoga dengan bekal otak dan ijazah S1 ku yang masih fresh dari salah satu universitas terkemuka dan bergengsi di Jakarta, aku diterima di perusahaan yang sudah aku idam-idamkan ini.

            Aku memilih satu pasang kemeja putih dengan detail kerut di bagian dada, dan juga rok span sedengkul berwarna abu-abu untuk aku kenakan saat ini. Aku menatap wajahku di cermin, aku biarkan rambut panjangku tergerai dan dengan sedikit ulasan make up tipis di wajahku, aku siap untuk berangkat.

            “Selamat pagi Pak Karyo, anterin aku ke sudirman ya? Aku mau ngelamar kerjaan nih pak, doain yah!” aku menyapa supir yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri itu dengan senyuman. Pak Karyo sudah bekerja dengan keluargaku sejak aku masih di dalam kandungan, untungnya, saat aku kehilangan kedua orang tuaku dua tahun lalu akibat kecelakaan pesawat dari Amerika, Pak Karyo memilih untuk tetap tinggal di rumahku. Selain Pak Karyo, aku juga mempunyai asisten pribadi, sebenarnya sih pembantu rumah tangga yang juga sudah aku anggap seperti keluargaku, namanya Yati, tapi biasa aku panggil dengan sebutan mpok. Mereka berdualah yang setia membantu aku menjalani keseharianku, terutama di dalam rumah peninggalan papa mama yang menurutku terlalu besar untuk aku tinggali sendiri ini.

            Aku anak tunggal dari pasangan workaholic, ya, papa dan mama memang seperti orang yang kecanduan dengan pekerjaannya sebagai pebisnis. Tapi mereka tidak pernah melupakanku, walaupun harus mengurus usahanya ke luar negeri, papa dan mama selalu menyempatkan diri untuk menelfonku setiap harinya. Sampai tiba saatnya, dua tahun yang lalu, papa dan mama harus ke Amerika untuk menjalankan bisnis baru mereka disana, feelingku sudah tidak enak saat itu, tetapi papa dan mama berusaha meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja dan akhirnya mereka pun pergi meninggalkanku di rumah dengan pak Karyo, mpok dan satpam rumahku.

            Satu bulan aku menantikan kepulangan papa dan mama dari Amerika, akhirnya hari yang kunantikan tiba. Hari itu adalah jadwal kepulangan orangtuaku, sebelum boarding, papa dan mama sempat menghubungiku dan aku ingat sekali pesan papa dan mama, bahwa aku harus segera menyelesaikan kuliahku dan setelah itu, aku baru akan sepenuhnya merasakan dunia kerja. Bagaimana susahnya mendapatkan uang dengan jerih payah sendiri. Dan papa juga pesan kepadaku, kalau aku ada kesulitan tentang apapun, aku disuruh meminta bantuan kepada sahabat papa dari kecil yang bernama om Tom.

            Dari sore hingga malam, aku menunggu pesawat papa dan mamaku di airport, tapi tidak juga landing. Hingga akhirnya aku melihat berita dari tv yang terdapat di dinding airport, bahwa pesawat papa dan mama mengalami kecelakaan, dan seluruh penumpang di dalamnya dinyatakan tewas, menjadi korban dalam kecelakaan itu. Hatiku remuk, bahkan hancur berkeping-keping ketika melihat berita itu, tangisku pecah seketika, aku terduduk lemas di depan layar tv. Pak karyo berusaha menguatkanku, dan ya selanjutnya bisa dilihat sendiri, aku sudah bisa menerima kenyataan ini, bahwa kini aku menjadi anak yatim piatu, dan kehidupanku hanya ditemani pak Karyo, mpok dan satpam di rumahku. Untungnya, aku memiliki asuransi pendidikan, sehingga kuliahku tetap berjalan tanpa hambatan. Papa dan mama mewariskan sebagian besar hartanya atas namaku, tapi juga ada untuk orang-orang di rumahku, karyawan di kantor, dan panti asuhan tempat biasa mama menyumbang setiap bulannya.

Love Breakfast!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang