1. Permulaan

86 6 5
                                    

Satu bulan sebelum ujian nasional tingkat SMA dimulai serentak diseluruh indonesia. Revan masih bertingkah seperti tidak Ada beban dalam dirinya. Dia adalah anak yang biasa namun seringkali menemui banyak masalah dalam hidupnya.

Dia mendesah di salah satu sudut bangku taman di sekolahnya.

"Hari-hari yang membosankan".

Dia mengeluh tentang kehidupannya yang menurutnya sangat monoton Dan itu-itu saja.

"Kenapa masih banyak tugas di akhir cerita sekolahku yang berharga ini ??" "Bukankah masa ini seharusnya menjadi cerita yang Indah ? "

Revan merengkuh seperti orang yang habis kena begal Dan sepedanya dibawa lari oleh orang jahat tak dikenal.

Meskipun kelihatan cukup normal namun dia kadang-kadang bertindak berlebihan dalam mengahadapi permasalahannya. Itulah mengapa dia dijuluki hitam putih atau (blackwhite) oleh teman-temanya. Karena kepribadiannya kadang yang tidak dapat dimengerti oleh teman-temanya bahkan sahabatnya sendiri.

Saat revan masih meratapi nasibnya dia dilihat oleh salah satu guru. Dia pun dipanggil.

"Revan. Apa yang kau lakukan disana ? Apa kau kesurupan?"

Gurunya mengira bahwa revan telah kesurupan. Revan pun cepat-cepat berdiri dan membenarkan posisinya.

"Iya bu. Eh tidak bu saya tidak apa-apa. Saya cuman lupa tidak membawa uang saku hari ini" (-_-")

revan mengeles dengan gaya membasuh mata seakan habis menangis. Tapi bagi siapapun yang melihatnya pasti tidak akan berfikir jika hal tersebut adalah akting kecuali satu orang.

Dari kejauhan nampak salah satu sahabatnya melihat revan yang sedang dipanggil oleh guru.

"Akting yang sangat bagus. Benar-benar revan".

Revan pun menjawab panggilan gurunya. Dia melihat yang sedang memanggilnya adalah ibu sari guru matematika. Beliau dikenal sangat baik namun karena mata pelajaran yang beliau ajarkan banyak murid yang tidak terlalu suka dengan beliau. Meskipun kelihatan cukup baik namun beliau sering memberikan pekerjaan rumah yang banyak. Mungkin hal itulah yang membuat banyak siswa tidak ingin berurusan dengan beliau.

Revan pun berbicara.
"Iya bu. Ada yang bisa saya Bantu ?" "Ohya kebetulan tadi ada banyak tugas yang dikumpulkan dari kelas IPA 1".

Otaknya berputar. Revan sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan tersebut. Revan sejenak memejamkan mata menarik nafas dan melihat sekitar berharap ada anak lain disekitarnya.

Bu sari melanjutkan pembicaraan. "Jadi revan tolong ya tugas anak IPA 1 kamu antar kemeja ibu" "I..iya bu". Setelah itu Bu sari pun pergi menuju kantor guru.

Revan bicara dalam hatinya.
"Pasti kumpulan tugas itu sangat berat aku harus minta bantuan seseorang. Lagian itu bukanlah kelasku".

Revan mulai melirik kekanan dan kekiri. Dilihatnya luki didepan kelas yang sejak dari tadi ternyata memperhatikannya.

"Bagus aku bisa minta bantuan luki". Dengan senyum licik revan mulai tertawa. Kekekeke.

Dari kejauhan luki melihat revan. Dan setelah pembicaraan revan dan bu sari selesai tatapan mata revan yang tampak seperti singa melihat anak domba yang sendirian beralih ke luki.

Hrrrr... Tubuh luki bergidik.
"Sial perasaanku tidak enak. Kenapa dia melihatku".

Dengan gaya seolah-olah tidak melihat luki memalingkan wajahnya sambil bersiul. "Siusiusiu". Dan bergegas berjalan menuju toilet.

Pesan dari Orion ( Message from the Orion)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang