5. Penyelamatan Putri

52 2 0
                                    

Ding dang ding dung ding dang ding dung..

Bunyi pesan itu terus saja berdering mengganggu hobi akhsan saat menempelkan sebuah foto di buku hariannya.

"Siapa coba sore-sore gini nyepam sms. hmm".

Akhsan melirik smartphone yang tergeletak di ranjangnya. Tapi dia hanya melirik dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ding dung ding dung ding dung ding dung..

Smartphone nya terus berbunyi. Sehingga ia mencoba untuk melihat siapa orang berisik yang telah mengganggu aktifitasnya tersebut.

Diraihnya smartphone dari ranjangnya. Dibukanya kode keamanan dengan huruf vertikal dan horizontal, seakan menunjukkan kode tertentu dalam sistem pengaman tersebut.

Dilihatnya ada sekitar 20 pesan yang masuk dalam inbox nya.

"Apa maksudnya ini ??"

Yah pesan seperti itu memang sudah biasa bagi akhsan, karena dari jabatannya sebagai humas memungkinan dia aktif melakukan komunikasi pada banyak orang.

"Anggota 656 ? Apa yang membuatnya begitu penting sampai harus mengirimiku pesan 23 kali".

Ternyata pesan itu dari salah satu anggota komunitas nya yang bernama 656. Itu adalah sebuah nama sekaligus kode yang diberikan pada setiap anggota resmi tersebut, dikarenakan betapa keras serta rahasianya komunitas tersebut membuat mayoritas dari mereka dinamai nomor anggota.

"Gawat ketua. Tuan puteri dalam bahaya"
"Sepertinya ada orang yang akan mencelakainya"
"Saat ini aku sedang di dekat perempatan permata".
"Ketua. mereka sekumpulan orang dewasa. Sepertinya preman, aku tidak bisa melawannya seorang diri".

Begitulah 4 dari 20 pesan itu berbunyi yang ternyata berasal dari salah satu anggota LS yang kebetulan melihat lucy sedang dalam bahaya.

"Aa apaaa... Tuan puteri dalam bahaya ?? Kurang ajar, siapa orang yang sudah berani menggangu nyaa ?? Tidak dimaafkan. Tidak bisa dimaafkan".

Akhsan menggeprak meja belajar selagi terus membaca pesan itu dari salah satu anggotanya tersebut.

"Aku harus menghubungi yang lain. Hal seperti ini tidak bisa dimaafkan. siapapun mereka akan segera kuhancurkan".

Emosi akhsan meluap-meluap sehingga cukup membuat berisik seisi rumahnya.

"Akhsan kau tidak apa-apa?".

Suara perempuan tiba-tiba saja menyaut dari arah dapur, yang ternyata itu adalah ibunya.

"Ehh.. iya tidak apa-apa ma. He he he he".

"Lalu kenapa kau berteriak ?".

"Ituu.. anu. Aku sedang belajar drama ma. Minggu depan ada kegiatan di sekolah jadi aku harus menghayatinya".

"Oh begitu.. klo sudah selesai cepatlah kesini. Makanan nya sudah hampir selesai".

"Emh. Iya ma ^_^".

Meskipun ia adalah salah satu pemimpin komunitas paling berbahaya. Tapi dia sangat menghargai ibunya karena selama ini hanya mamanya yang selalu ia lihat di rumah. Mungkin lebih kepada takut. (Jangan dipikirkan, lagi-lagi ini hanyalah hipotesis aneh si penulis).

Meskipun ayahnya masih ada, namun akhsan jarang sekali bertemu dengannya, bahkan hampir tidak pernah bertemu semenjak dia naik ke bangku SMP. Ayahnya selalu bekerja. Pulang malam saat semua orang sudah tidur, dan kembali berangkat saat akhsan belum bangun. Begitulah hari-hari keluarga akhsan bergulir setiap harinya. Ia merasa seperti tidak punya ayah. Tidak mempunyai sosok tersebut selama hampir 6 tahun. Dan hal itupun yang kini menjadikannya seseorang yang sangat membenci orang dewasa terutama laki-laki. Ia berfikir dia tidak akan, dan selamanya tidak akan pernah menjadi sosok yang seperti ayahnya. Sosok suami yang mengabaikan istri dan anaknya.

Pesan dari Orion ( Message from the Orion)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang