3. Pulang

37 3 0
                                    

"tidak mungkin. Itu tidak mungkin".

Itu adalah kata yang diucapkan Jonas melihat lucy tersenyum hanya karena diberikan permen oleh revan. Sejak lama Jonas memang sudah menyukai lucy. Namun lucy tidak pernah memperdulikannya. Jangankan hanya jonas. Bahkan lucy tidak pernah sangat dekat dengan temannya, sekalipun itu perempuan. Tidak ada yang pernah lucy sukai kecuali satu orang....

Setelah melihat kejadian yang luar biasa tersebut keempat anak laki-laki dan satu perempuan yang sejak dari tadi mengikuti lucy menjadi kaget. Bagaimana tidak sejak kemunculannya di kelas 10 tidak ada satupun orang yang pernah melihatnya tersenyum. Memang lucy sudah sangat cantik bahkan jika ia sekalipun tidak pernah tersenyum. Namun kali ini sungguh berbeda. Kelima anak SMA itu sudah seperti berada di dunia lain yang ketika sedetikpun kau memasukinya. Itu adalah anugrah.

"Luki: rasa lelahku hilang. ("_")."
"Ruri: aku akan selalu mengingat hari ini".
"Jonas: aku tau. Ternyata aku memang tidak salah memilih sekolah".
"Vini: aku bangga menjadi teman sekelasnya. Tidak.aku sangat bersyukur dia temanku".
Ketiga anak disebelah revan termasuk cewek yang bernama vini terus saja bergumam dengan raut wajah yang penuh kesyukuran dan mata yang berlinang tanda mereka ikut terharu melihat kejadian tersebut.
Revan yang sejak dari tadi berada di depan lucy ikut terbawa suasana. Namun segera dia ingin menyadarkan diri.

"Sial. Dia cantik sekali. Bahkan member Tim KIII tidak ada yang sepertinya". Batin revan.
"Woy bergeraklah badanku". Revan bingung seluruh tubuhnya ternyata tidak bisa bergerak seperti ada seseorang yang menyetunnya.
"Ehh.. suaraku... Suaraku hilangg.". Bahkan suaranya juga hilang padahal dia sangat yakin tadi sempat mengucapkan sesuatu tapi itu ternyata tidak pernah keluar dari mulutnya.

Revan mencoba melirik teman-teman yang berada disampingnya. Namun sepertinya keempat orang tersebut juga mengalami hal yang sama. Namun bedanya mereka masih tetap terpesona dengan kemilau lucy. Sedangkan revan sudah sadar.

Suasana itupun berlangsung selama kurang lebih 5 menit. Tidak ada yang bisa bergerak maupun berbicara. Mereka berlima hanya bisa membatin. Sampai suara bel berbunyi.

"Ting tong ting tong ting tong"

tanda bel istirahat kedua mulai.
Setelah bel berbunyi 5 anak tersebut tersadar dan kembali ke keadaan normal mereka. Lucy pun sudah tidak menampakkan wajah meweknya. Dia kembali memasang wajah kaku yang biasa dia pasang sehari-hari.

"Vini. Ayo kita kembali"
"Ehh. Iya" vini terkejut mendengar ucapan lucy yang mengajaknya kembali namun segera mengiyakannya.
Kedua gadis itupun segera pergi tanpa menoleh dari tempat tersebut.

"Woy woy. Apa apaan itu tadi ?? Bahkan tubuhku tidak bisa bergerak".
"Diamlah. Kita semua merasakannya" luki menjawab pertanyaan jonas dengan ketus.
"Lucy benar-benar berada pada level yang berbeda ya kan ? . Bahkan suaraku tadi sempat hilang. Apakah kalian juga?". Ruri berbicara dengan penuh semangat pada ketiga temannya.
"Mungkin itu yang namanya hipnotis. Dia terlalu cantik. Bahkan sedikit senyumannya bisa menghipnotis kita semua". Revan menjawab pertanyaan teman-temanya dan segera diiyakan oleh ketiganya.

"Baiklah kalian mau kemana habis ini?" revan bertanya pada ketiga anak didepannya.
"Sepertinya aku akan ke kantin. Kalian mau ikut ?" Jonas menjawab dengan tatapan ingin mengajak ketiganya.

"Uah.." revan mengangkat kedua tangannya seperti saat ia bangun tidur.
"Oh maaf Jon. Sepertinya aku hanya ingin tiduran di kelas. Terimakasih ajakannya".
"Oh tidak apa-apa. Kalian berdua bagaimana?". Jonas mengalihkan pandangannya ke luki dan ruri.
"Ba... Njir sakit bego.." ruri ingin menyetujui ajakan jonas tapi seketika kata-kata ruri terhenti karena injakan dari kaki luki. Luki tidak berkomentar dan memasang wajah yang kaku meskipun ruri terus mengomel disampingnya.
"Baiklah kalau begitu. aku duluan".
"Oke Jon" revan menjawab Jonas dengan suara lemas.

Pesan dari Orion ( Message from the Orion)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang