Chapter 2

64 13 3
                                    

Dia terbangun di tempat yang empuk dan nyaman, dengan balutan kain yang sangat halus. Dia menguap seraya mencoba duduk di kasur dan memegangi kepalanya yang pusing.

"Selamat pagi, ille Roo." Sapa pelayan muda sekiranya tidak beda jauh dengan Roo yang sekarang sedang membuka gorden.

"Ahh, rupanya aku ada di sini. Tak heran jika sekitarnya sama. Hmm.. kita belum pernah bertemu sebelumnya, bisakah kita berkenalan?" ujar Roo sambil mengulurkan tangannya kepada si pelayan. Si pelayan heran dan takjub kepada Roo yang mengulurkan tangannya dengan senang hati kepadanya.

"Terbekatilah saya,! mendapat sapaan yang sopan dari ille, jika saja saya bukan orang baik maka saya akan menerima uluran dari ille. Tapi apa daya saya ille, saya hanya seorang pelayan –" dia memegangi tangannya yang seperti enggan bersalaman dengan Roo karena takut. "Yang di tugaskan untuk mematuhi semua perintah ille. Tapi perkenalkan saya Louvish. Anda berkenan memanggil saya Levi." "Levi." Ulang Roo, tetapi dia belum puas dan dengan kecepatan yang dimilikinya dia merenggut tangan Levi dan berjabat tangan dengannya. Sontak saja Levi kaget dengan perlakuan lady-nya itu. "Apa yang anda lakukan ille. Lepaskan tangan saya, ini sangat tidak sopan."

"Apa ini menyakitkan?" bingung Roo dengan tatapan Levi marah. "Tidak sama sekali tidak –" dia menggelengkan kepala dengan antusias. "Tapi saya tidak boleh berperilaku seperti ini, ini sudah melanggar prinsip saya. Saya tidak boleh semena-mena dengan lady saya." "ê..ê..ê.. aku mengizinkanmu memegang tanganku. Jadi tidak bermasalahkan? Lagi pula aku hanya ingin berteman denganmu." Roo melepaskan genggamannya tadi dan mulai melangkah kecil memunggungi Levi. "Apa kata ille tadi?, berteman?. Ille, bukan saya tidak mau berteman dengan anda, tetapi – saya saja takut bersalaman dengan anda – apa lagi berteman. Tapi tidak jikalau saya boleh memberi saran –" Roo menghadap Levi kembali," saran? Tentu saja. Apa itu ?"

"Emmm.. teman pasti akan berperilaku sama terhadap yang ingin berteman. Tetapi saya tidak mau hal itu terjadi. Saya tahu ille disini kesepian, tetapi saya bisa membantu ille. Ille mau bertanya, akan saya jawab. Ille mau sesuatu, akan saya ambilkan. Dan yang lainnya. Dan saya juga akan selalu ada disisi ille, sepanjang ille mau bersama saya. Tetapi hal itu tidak akan melanggar prinsip saya sebagai pelayan ille. Bagaimana ?"

Roo tersontak gembiranya, karena dia sudah memiliki teman (yah barangkali Levi menganggap itu bukan pertemanan, tapi bagi Roo itu adalah pertemanan yang paling menyenangkan) "oke! Baiklah, aku menerimanya. Tapi janji dengan apa yang kau katakan barusan, oke?. Berjanjilah padaku!" Levi langsung menjawab seraya mengangkat tangannya dan ditempelkan diatas kepalanya." Saya berjanji kepada ille, kalau – kalau saya akan menepati janji yang saya katakan, dan saya akan melakukan janji-janji tersebut tanpa menghianati ille." " Yah, yah, sudah, sudah. Kalau begitu kembalilah bekerja aku ingin mandi, eits.. tunggu dulu, jangan menyiapkan tempat mandiku. Aku akan mandi sendiri." Roo tersenyum lebar kepada Levi dan berjalan menuju kamar mandi. " Baiklah ille, saya akan mengambilkan handuk." Levi pergi dan menutup pintu dan Roo mulai menyiapkan mandinya sendiri.

Itu adalah hal yang paling menyenangkan dari apa yang terjadi sebelum – sebelumnya yang membuat Roo merasa kesepian. Tetapi tidak untuk sekarang.

***

Roo memakai gaun yang sangat indah dengan rok menyentuh tumitnya, lengannya yang hanya tertutup seperempat dari tangannya, yang mencolokkan kulit putihnya. Dan bagian depannya tidak ditutupi dengan berenda, sehingga membuat Roo sangat elegant dan menawan. Roo merasa bahwa pakaiannya tersebut telah disiapkan Levi, karena gaun itu sudah ada diatas tempat tidurnya.

Dia menuruni tangga dengan riang gembira. Menyapa para pelayan yang bersih-bersih dan menyapa semuanya yang dia lewati dengan mengangkat sedikit roknya dan menunduk kebawah, sangat anggun.

Queen of ROOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang