Chapter 4

40 6 2
                                    

Roo lagi-lagi harus bangun pagi, karena sekarang Levi ada di ruangannya dan memintanya dengan hormat untuk segera mandi dan makan. Melihat sejatinya dunia ini, melihat hal baru yang mungkin akan membuat Roo terkagum-kagum dengan dunia baru ini.
"Ille bangunlah kumohon. Jika anda tidak bangun maka aku akan dimarahi oleh ibu besar pelayan. Kumohon ille mandilah aku sudah menyiapkan pakaian untukmu. Ayolah ille kumohon"
"Levi jangan memohon padaku seperti itu." Roo akhirnya bangun dari tidurnya,bukan karena dia sudah segar tapi karena dia tidak tahan dengan permohonan sahabatnya itu.
"Aku bangun dan akan mandi. Yasudah sana keluar aku mau mandi."
"Aku akan menunggu di sini ille. Aku takut jika kau bukan mandi tapi tidur di sana."
"Apa aku sekebo itu ?"
"Kebo ?" bingung Levi ketika nonanya bilang kebo.
"Ya, kebo. Di dunia ku kebo ada dua makna. Satu kebo dalam arti hewan dan satunya lagi kebo dalam arti tidur pulas sampai sekitarnya tidak di perhatikan karena focus dengan tidurnya itu, makannya dinamakan kebo." Jelas Roo
"Bahasa dunia mu sungguh aneh ille."
"Bukankah bahasamu yang lebih aneh. Apa namanya ?"
"Quartu." Jawab Levi. Memang,bahasa di palsmarquarzad adalah Quartu.
"Nah itu. Bukankah sulit, sulit dipahami. Tapi aku tak perlu susah payah karenakan kalian menggunakan bahasaku. Tapi kenapa kau tak tahu bahasaku yang seperti itu ?"
"Itu karena kami hanya mempelajari bahasa sehari-hari. Maksudnya ketika kau berbicara pasti tidak akan menggunakan kata-kata yang ribet, kata-kata yang kau keluarkan setiap hari, nah itu bahasa sehari-hari. Kami tidak mempelajari bahasa yang lain."
"Ouw baru tau aku, ish kenapa kau lebih pintar dariku sih ?" bibir Roo manyun. "Eh berarti kau tak tau bahasa inggris dong ?" pertanyaan itu muncul di pikiran Roo. Karena ketika dia sekolah ada pelajaran bahasa inggris.
"Inggris ? apa itu bahasa mu ?" bingung Levi, baru pertama kali Levi mendengar bahasa itu.
"Ya itu bahasa ku, tapi bukan bahasa sehari-hari. Dengar sekarang aku akan menjelaskan padamu duniaku. Dengar ya! Duniaku ini satu yaitu Bumi, tapi di bumi ini dibagi menjadi beberapa benua. nah di benua ini masih dibagi daerahnya menjadi Negara.
"Bahasa yang kalian gunakan padaku ini namanya bahasa Indonesia, seperti nama negaraku Indonesia. Nah bahasa inggris itu adalah bahasa internasional di seluruh benua. Bahasa inggris ini tidak hanya dipakai di kehidupan sehari-hari di negara inggris tapi juga di Negara Amerika, tapi masih ada beberapa pemakaian kata yang beda." Penjelasan Roo seakan tau segalanya.
Levi garuk-garuk kepala tak mengerti, "Amerika? Itu sebuah Negara juga?" Roo menjawab dengan anggukan.
"Kuberi contoh bahasa inggrisnya, umm.. hello iam Roo. Nice to meet you artinya 'halo namaku Roo. Senang bertemu denganmu."
"O hello iam Roo.nice to meet you." Levi menirukan kata yang tadi Roo sampaikan
"Wah kok cepet sih bilangnya. Pronounce nya bener. Kamu tahu aku aja lama banget bisa ngomong kaya gitu. Kok bisa sih ?" heran Roo karena dia hanya memberi contoh satu kali ucapan, tetapi Levi mengucapkan lafalnya dengan benar
"Pronounce ?" Levi tak tau, tapi sekali lagi dia benar lafal pengucapannya
"Iya artinya lafal pengucapan."
"Ouw. Mm.. kami bisa menghafal apapun karena palsmarquarzad memang memiliki akal yang cerdas. Bukan berarti aku sombong pada ille. Tapi lihat saja sekarang bangsa palsmarquarzad bisa berbahasa seperti bahasa ille. O ya jika ille ingin belajar bahasa kami, saya bisa membantu ille. Ya sedikit demi sedikit ille pasti akan tahu.
"kan secara langsung ille keturunan bangsa palsmarquarzad yang memiliki bahasa Quartu. Seperti tadi kata ille, Negara ille memakai bahasa yang sekarang kita gunakan, begitu juga dengan bangsa ini. kami memakai bahasa quartu karena untuk memudahkan berkomunikasi dengan orang lain. Apakah ille tertarik ?" ajak Levi kepada Roo untuk berbahasa quartu.
"Yah mungkin sedikit-sedikit. Tapi ingat aku tidak suka dipaksa apalagi dipaksa menghafal, aku sangat benci menghafal."
"Iya, ille aku mengerti. Kurasa seperti katamu tadi hello iam Roo. Nice to meet you. Kalo disini jadinya shamshartio janjutrhoh Roo. Rethu jophirho neotrhoh."
"shamsahartio janju apa?" "janjutroh."perjelas Levi.
"Dengar ya pasti benar shamshartio janjutroh Roo. Rethu jophirho troh."
"Bukan jophirho troh tapi jophirho neotroh." Koreksi Levi.
"Ya itulah. Yang penting benar kan ? sudah aku mau mandi dulu. Dari tadi ngomong terus kering ini kerongkongan."
"Ya nanti saya siapkan makan. Yasudah cepat mandi biar tidak kering kerongkongannya. Eh tapi jangan minum air di bak mandi ya." Usil Levi.
"Hahahaha... ya nggak mungkin lah aku minum air bak. Gile aje lu."
"Apa ille bilang. Apa lagi artinya itu ille 'gile aje lu'?"
"Nanti kalo aku jelasin aku nggak jadi mandi lho. Gimana tak jelasin ya-."
"Eeehh nggak usah ille, ille mandi aja dulu. Nanti dilanjutin."
"Siap."
Roo masuk kamar mandi geleng-geleng kepala. Betapa lucunya Levi, jika saja Levi lebih banyak belajar kata kata beken pasti Levi lebih kocak deh. Sumpah. Batin Roo dalam hati.

***

Sekarang Roo sudah wangi dan memakai gaun yang sudah di sipakan Levi untuknya. 'bangsa ini memang punya selera yang good' kata Roo pelan ketika mengaca memakai gaun.
Benar yang dipikirkan Roo. Gaun apapun yang dipakai Roo sangatlah anggun dan menawan, apalagi ketika Roo mengamati pakaiannya ada lapisan emas di gaunnya. Bukan hanya di gaun Roo saja tapi lainnya juga. Kemarin ketika makan malam, Roo juga memerhatikan semuanya, tak ada yang memakai pakaian tak beradap, semuanya terlihat beradap. Apalagi pelayan istananya, mereka juga tidak seperti pelayan-pelayan kebanyakan di dunia Roo. Pelayan-pelayan di sini seperti penjabat-penjabat saja, memakai pakaian rapi dan wajahnya pasti bersih tanpa noda meskipun pelayan khusus di masak memasak, muka mereka tidak ada yang kotor.
Seperti hari ini, Roo keluar dari ruangannya dan turun kebawah. Dia melihat para pelayan membersihkan istananya. Ada juga yang menyiapkan makanan. Betapa senangnya melihat pelayan-pelayan ini.Mereka selalu bekerja dan wajah mereka tidak melihatkan kelelahan, mereka selalu mengerjakan sesuatu dengan senyuman. Roo tadi disapa oleh pelayan yang sedang membesihkan vas disebelah ruangan Roo ketika dia membuka pintu tadi, wajahnya penuh dengan kebahagian.
Sungguh bahagianya bisa tinggal di sini tanpa beban. Apalagi Roo. Dia pendatang baru di Palsmarquarzad tapi dia sudah dapat kenyaman seperti ini. Mendapat pelayanan yang tak ada duanya. Roo bersyukur seperti ini.
Tapi tiba-tiba Roo teringat dengan pemikirannya kemarin malam. Tidak mungkin Roo dikirim dan tinggal di sini hanya untuk bersenang-senang. Pasti ada sesuatu dibalik ini. Roo harus bertanya secepatnya kepada Levi. Entah apa sesuatu itu, tapi Roo rasa itu bukan hal yang menyenangkan. Apakah ini berhubungan dengan kepergian keluarga tercintanya. Seperti dulu ketika Roo di datangi pengawalnya untuk dibawa kesini. Dan orang lain yang melihat Roo akan sangat bahagia membuat perubahan bagi bangsa ini dan keberhasilan ada di tangan Roo. Sejenak Roo ingat kata-kata orang itu ketika dia pertama kali datang kesini.
Lamunan tadi dibuyarkan oleh tepukan di salah satu bahu Roo, "Hello ? apa yang Ille ku ini pikirkan? Kau baik-baik saja."
"Levi! Kau membuatku kaget saja. Ada apa?"
"Tidak, ille apakah anda baik-baik saja? Ayo makan. Pelayan sudah menyiapkan untukmu. Yang kutahu ille pasti tidak akan enak hati jika sudah dibuatkan makanan tapi tidak dihargai kan?"
"Ya iya, aku tahu. Ini aku tadi mau kesana. Ayo bareng." Roo memang tidak akan pernah bisa menyia-nyiakan makanan yang sudah mereka buat, apalagi untuk dirinya seorang.
Mereka sekarang membuat Roo reflex menganga karena makanan yang mereka siapkan terlalu banyak. Roo pasti tidak akan sanggup memakan semuanya.
"Kenapa makanannya banyak sekali. Apakah ada sarapan bersama?" Tanya Roo untuk memastikan.
"Tidak ada, ille. Ini semua untuk anda. Mereka semua sudah makan. Kita akan mengadakan makan bersama hanya pada malam hari dan jika selain itu pasti ada acara besar." Jelas Levi.
"Tapi kenapa makanannya banyak sekali. Levi kan kau tau bahwa aku tidak bisa menyia-nyiakan makanan dan kau juga tau jika perut kecilku ini tidak akan bisa muat dengan makanan sebanyak ini."
"Ya ini memang selalu begitu, ille.. Maksudku kami akan membuat masakan yang banyak karena kami tidak tau apa kesukaan anda jadi-." Belum sempat Levi menjelaskan Roo menyelanya "Kan kamu bisa tanya aku, apa makanan kesukaanku? Minuman kesukaanku? Kalo seperti ini kita hanya akan membuang makanan yang enak seperti ini. Mubazir Levi."
"Maafkan saya, ille. Saya memang seharusnya bertanya pada anda. Maafkan saya, ille. Saya pantas mendapat hukuman."
Apa ? hukuman ? hanya masalah ini Levi meminta hukuman. Apakah yang dikatakan Roo menyakiti Levi?
"Levi apa maksud-."
"Hukuman, ille. Anda harus memberi hukuman ke saya karena kesalahan saya." Sela Levi.
"Tak ada hukuman untukmu." Kata Roo asal. Dia yakin perkataannya ini bukan membuat Levi senang malah membuatnya tambah menyalahkan diri sendiri.
"Tak ada hukuman? Kenapa begitu saya membuat kesalahan, ille. Kesalahan yang membuat anda marah. Saya pantas mendapat hukuman, ille."
"Saya tidak marah, Levi. Saya hanya menyesal saja makanan ini akan mubazir." Geram Roo dengan sifat Levi yang memaksanya untuk memberi hukuman.
"Kumohon ille , beri saya hukuman. Saya mohon."
Inilah satu hal lagi yang ille tidak suka dengan sifat Levi, yaitu selalu memohon. Apakah orang ini selalu merendahkan diri terus. Apa dia tidak tahu malu harus memohon terus menerus di depan umum. Batin Roo.
"Baiklah kuberi hukuman bagimu, tapi ingat jangan mengeluh dengan hukumanku ini, kau harus mematuhinya apapun resikonya." Tegas Roo.
"Iya ille saya akan melaksanakannya tanpa mengeluh pada anda." Senyum terukir di wajah Levi.
"Jangan ada pertanyaan. Laksanakan tanpa bertanya,mengerti!" sekarang nada bicara Roo seperti orang yang akan memberi hukuman mati. Levi malah senang melihatnya.
"Hukumanmu, jangan membuat makanan banyak. Buatkan aku makanan kesukaanku saja."
"Ap-." Belum sempat Levi melanjutkannya, Roo sudah menyela, "Tak ada pertanyaan. Jika bertanya hukumannya malah lebih mudah dari ini."
Roo sekarang tersenyum melihat sikap pelayan terbaiknya yang kecewa akan hukuman dari Roo. Dia tau bahwa Levi akan kecewa dengan hukuman Roo, tapi mau apalagi dia tidak suka hukuman yang akan memberatkan orang lain. Itu bukan sifat Roo.

*
*
*
*
Jangan lupa di vote ya kawann..
Makasihh..

Queen of ROOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang