sayang

11.5K 432 9
                                    

Aku cemberut ketika melihat agler selalu saja mendiamkan aku sejak kejadian kemarin siang, padahal aku sudah meminta maaf padanya, tetapi tetap saja dia masih saja mendiamkanku.

Setelah di pikir pikir lagi, yang seharusnya Marah itu aku, bukan dia,  karena di sini aku lah yang tersakiti karena ia telah sengaja memeluk tubuh wanita lain selainku, Dan lebih parahnya lagi, dia memeluk wanita lain tepat di hadapanku.

Dia itu seharusnya beruntung mendapatkan aku karena aku itu orangnya pemaaf, aku mudah sekali memaafkan seseorang, dan tidak mau mengambil pusing dalam perdebatan suami istri.

Aku berjalan ke arahnya, lalu duduk di sampingnya. Saat ini kami sedang duduk di sofa yang berada di balkon kamarku Dan saat ini sudah malam hari.

Tanganku memeluk tangannya, Dan kepalaku ku senderkan di bahunya, sedangkan di tetap terdiam, bahkan tatapannnya tidak berpindah sedikitpun dari arah depan.

"Apa kau masih marah denganku?" Tanyaku.

Dia masih menatap ke arah depan.

Mengetahui tidak Ada jawaban dari mulutnya, aku berdecak sebal, tidak biasanya ia akan mendiamkanku selama ini

"Agler jawab aku" ucapku dengan memohon. Dia masih terdiam, tidak bergerak sama sekali dari posisinya tadi.

Aku lagi lagi berdecak sebal, lalu merapatkan lagi tubuhku ke tubuhnya.

"Berhenti mendiamkanku agler, lebih baik kau membentakku dari pada mendiamkanku seperti ini" ucapku.

Dia masih terdiam dan membuatku jengkel padanya.

Merasa dihiraukan dengannya,  aku lebih baik pergi meninggalkannya dari pada harus berada di sampingnya tetapi tidak menganggapku.

Aku berjalan ke dalam kamar, entah kenapa aku tiba tiba menangis karena sikap acuhnya agler, mungkin ini adalah hormon kehamilan.

***

Agler POV.

Aku kesal dan jengkel kepada cryan  sejak kemarin ketika ia tidak mempercayai perkataanku. Dia itu harusnya menjadi seorang istri yang selalu mempercayai suaminya sendiri,  bukannya malah berfikiran buruk kepada suaminya. Seharusnya dia bisa membedakan mana perkataan bohong dan mana perkataan yang jujur dari mulut suaminya.  Seharusnya dia bisa lebih mengenal diriku.

Sejak kemarin aku selalu saja mengacuhkannya, bahkan aku tidak pernah mengucapkan sepatah katapun padanya. Aku benar benar kesal dengannya, dan tidak mau berbicara dengannya hingga ia bisa sadar bahwa dia seharusnya mempercayaiku.

Aku menatap kepergihannya dengan tatapan puas, puas karena aku sudah membuatnya jengkel kepadaku, dia sangat lucu ketika dia sedang jengkel seperti itu,  apa lagi ketika dia merayu ku untuk tidak mengacuhkannya lagi.

"Kau sangat luck crayn di saat jengkel seperti itu" gumanku pelan, lalu bangkit dari posisiku.

Aku masuk ke dalam kamar,  mataku terpaku ketika melihat crayn yang sedang menangis, diriku menjadi cemas ketika aku melihatnya menangis. Aku berjalan mendekat ke arahnya,  aku duduk di sampingnya.

"Crayn Ada apa?" Tanyaku. Aku semakin cemas ketika aku bertanya padanya, dan justru tangisannya semakin kencang, aku memeluk tubuhnya,  menenangkannya supaya ia tidak menangis lagi.

"Crayn Ada apa? Apa kau merasa sakit di perutmu?" Tanyaku dengan cemas.

Tanganku mengusap ngusap punggungnya dengan pelan.

"Hiks.. Kau jahat,... Kau mengacuhkanku" ucapnya dengan terisak. Aku tersenyum dalam hati, jadi dia menangis Karena aku telah mengacuhkannya. Kau ini sangat luck crayn, batinku.

WICKED MAFIA #wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang